8.

1K 104 8
                                    

"Sedang mengadu ya?" suara itu, tak asing bagi Jimin. Jimin menoleh dan mendapati seorang pria di dalam mobil yang menarik banyak perhatian orang disekitar Jimin

"Ah Yoongi-ssi, tidak kok. Sedang apa?" Jimin berusaha ramah tapi. malah menjadi bodoh karena bertanya kepada seseorang yang. mengemudi sedang apa

"Seharusnya aku yang bertanya, kau sedang apa memaki di jalanan seperti ini?" tanya Yoongi dengan mata memicing.

"Telfonmu matikan dulu, tidak sopan" lanjut Yoongi

"Ah iya" Jimin tersenyum kaku dan mematikan telfon Seokjin dengan kasar

"Cepat naik, semua orang memandangimu" Jimin menoleh, mendapati banyak orang yang melihat kearahnya dan sedikit berbisik

Yoongi menghentikan mobilnya. Jimin menghela nafas, mau tidak mau ia harus naik agar tidak ditatap aneh oleh semua orang.

Jimin memasuki mobil Yoongi, Yoongi hanya memandang Jimin datar.

"Safe beltmu" Ucap Yoongi

"Ah iya" Jimin masih berusaha ramah sambil memasang safe belt pada tubuhnya

"Mengadu perbuatanku pada siapa?" Tanya Yoongi saat mobil yang mereka naiki berjalan

"Eh?"

"Lain kali kecilkan suaramu saat mengaduh, bisa bisa orang yang kau bicarakan mendengarnya" Sarkas Yoongi

"Apakah kau mendengarnya?" tanya Jimin ragu

"Iya, semuanya. Termasuk jakun dan perutku" Yoongi menoleh menatap Jimin dan tersenyum miring

"Bukannya itu tidak etis dokter park? membicarakan pasien dan menghinanya didepan umum, haruskah aku menghubungi atasanmu? kau tau dia akan semarah apa kan?" Ucap Yoongi santai

Yoongi mengambil handphone miliknya dan memencet salah satu nomor lalu menempelkan handphone tersebut ke telinganya, "Tunda acaranya selama dua jam kedepan, aku ada urusan mendesak"

Jimin yang mendengarnya merasa panik, keringat mulai terasa mengalir dari ujung kepalanya dan tenggorokannya terasa kering.

Lagi lagi dia ditekan oleh pasiennya, ia berfikir keras bagaimana cara menghentikan Min Yoongi agar tidak melaporkan tindakannya kepada atasannya, karena itu akan sangat berbahaya terhadap karir Jimin.

"E-em, aku minta maaf, a-aku tadi hanya mengobrol menceritakan keluh kesahku dan itu sudah biasa dikalangan dokter, dan aku sudah terbiasa menceritakan segala keluhanku kepada seniorku" Ucap Jimin gugup.

"Haruskah aku melaporkan senior dan sekelompok teman teman doktermu yg dibentuk untuk merawatku juga?" Tanya Yoongi santai, namun terkesan mengancam.

"T-TIDAK! kumohon, ini kesalahanku, aku yang bersalah, tak seharusnya aku membocorkan perilaku pasienku kepada dokter lain. A-aku minta maaf, kau bisa melaporkanku tapi tidak dengan seniorku, dia terlalu baik. dia, dia juga tidak tau apa apa, kumohon, laporkan aku saja. aku akan segera mengurus pengunduran diriku setelah kau bertemu tuan Lee, kumohon" ucap Jimin gugup, Jimin sangat khawatir apabila Seokjin terkena dampak dari kelakuan bodoh Jimin.

"Sepertinya kau harus benar benar diganti oleh dokter profesional lain, kudengar kau tak pernah mendapat penghargaan dari rumah sakit ya?" Yoongi tersenyum miring melirik jimin yang sedang menunduk menghadapnya dengan tangan meremat celananya sendiri

"Meski penghargaan dari luar rumah sakit banyak dan kau dianggap profesional, tapi dirumah sakitmu sendiri kau tak pernah dianggap ya. Miris, kenapa bajingan Lee itu memberiku dokter sepertimu."

Yoongi berdecak sambil terus menatap lurus kedepan lalu melanjutkan perkataannya, "Padahal di kelompok yang mengurusku ada Jungkook itu kan? yang selalu meraih penghargaan rumah sakit, tapi kenapa engkau yang dipilih mengatasiku?"

Jimin terdiam, ucapan Yoongi terlampau menyayat hati, sesak yang sedang menyerang Jimin membuatnya tak bisa mendongakkan kepalanya.

Memang benar, dia tak pernal meraih penghargaan dari rumah sakitnya, yang mendapat selalu saja Jungkook karena relasinya yang sangat luas dan mampu menghadirkan banyak keuntungan bagi rumah sakit, jumblah pasiennya pun tergolong banyak untuk dokter yang baru saja bergabung dengan rumah sakit.

Karisma yang dimiliki Jungkook tak bisa dikalahkan oleh siapapun, dia terlihat sangat polos dan tulus disetiap kegiatannya. Bahkan seseorang yang melihat Jungkook pun tak akan bisa menolak apapun yang ia minta, Jungkook selalu saja berhasil mendapatkan semua yang ia inginkan termasuk karir, percintaan dan lainnya.

Ini tak adil, Jimin merasa itu semua tak adil, jika Jungkook adalah dokter terbaik mengapa selalu saja Jimin yang dikirim untuk melaksanakan kegiatan diluar rumah sakit, Jimin selalu saja dipilih untuk mengikuti kejuaraan perwakilan rumah sakit namun dirumah sakitnya sendiri gelar dokter terbaik selalu saja jatuh kepada Jungkook.

Penilaian itu semua tak murni, karena hanya berdasarkan berapa banyak pasien yang datang dan ingin ditangani oleh Jungkook, sedangkan dia memang tergolong orang famous kelas atas, tentu saja semua orang kelas atas itu hanya ingin ditangani Jungkook. Oleh karena itu penilaian dokter terbaik selalu jatuh kepada dirinya karena jumblah pasien terbanyak, Pak Lee selalu saja menganggap banyak pasien yang datang itu suatu kemampuan meskipun pasien tersebut hanya datang untuk basa basi kepala yang sakit lalu berlanjut dengan mengobrol, apa itu suatu kemampuan? siapa yang tak bisa jika hanya memberi saran, resep obat dan lanjut mengobrol? apakah itu kualitas dokter terbaik? meski Jungkook juga hebat, namun Jimin merasa itu tak adil karena yang dilakukannya dengan pasien seperti itu.

Terlalu lama diam, Jimin tak sadar jika mobil Yoongi sudah berhenti di parkiran rumah sakit. ia dengan keadaan dan fikiran kacaunya hanya bisa terdiam.

"Min Yoongi" ucapnya lirih

"Aku akan mengundurkan diri, kau bisa memilih Jungkook untuk menanganimu" Jimin menatap Yoongi yang baru saja selesai menyopot safe beltnya. Yoongi hanya terdiam dan menunggu apa yang akan Jimin katakan lagi.

"Aku, aku akan mengundurkan diri dari rumah sakit ini juga, Min Yoongi. Beri tahu pak Lee semua kesalahanku, dan beri tahu juga aku akan mengundurkan diri dari pekerjaanku" Mata Jimin berair, ia menguatkan diri untuk terus berbicara tanpa menangis

"Dia selalu berhasil merebut apapun yang aku punya, dia selalu berhasil membuatku putus asa" Jimin mengusap matanya dan beranjak untuk turun, namun Yoongi menarik tangan Jimin untuk tetap berada diposisinya.

"Apa yang kau maksud? katakan dengan jelas" Mata Yoongi menatap Jimin dengan tajam

"Tidak ada, bukan urusanmu" Jimin menatap yoongi nyalang, lalu turun dari mobil yoongi dengan keadaan tak karuan

Yoongi hanya bisa menghela nafas, melihat Jimin berjalan dengan merapikan penampilannya cepat cepat. Apa yang dikatakan Yoongi salah? Yang dilakukan Jimin barusan, itu salah Jimin kan?

-

Jimin memasuki lobby rumah sakit dengan cepat, mengusap wajahnya dan tak memperhatikan semua mata yang melihatnya. Tak lama setelah Jimin masuk, Yoongi pun memasuki lobby dan berjalan kelantai atas, menuju ruangan atasan Jimin, Lee Jongsuk.

-🌻-

HALOOOOO, GABUT NIH MAU COMEBACK AH LANJUTIN CERITANYA EHEHEHE MASIH ADA YANG NUNGGU GA YA🤩

Sleep Disorder [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang