16.

971 111 13
                                    

Yoongi membuka pintu sebelah pengemudi untuk Jimin, ia menaruh tangannya diatas kepala Jimin untuk memastikan pria didepannya masuk dengan aman. Setelah itu ia beranjak naik ke kursi pengemudi dengan santai.

Keduanya berada di dalam mobil sekarang, namun sama sama enggan untuk memulai pembicaraan. Yoongi melirik Jimin yang memejamkan mata dan menyenderkan kepalanya, ia tau Jimin tidak sakit mata melainkan sedang meratapi sesuatu.

"Aku tau kau tak sakit mata, Park" Yoongi membuka cendela mobilnya yang masih terparkir, sedangkan Jimin masih diam tak menjawab.

"Namjoon atau Taehyung?" Imbuh Yoongi

Jimin membuka mata saat mendengar Yoongi memanggil nama mantan pacarnya dengan nada menebak, seolah pasiennya ini sudah tau ada permasalahan antara ia dengan salah satu orang yang ada dimeja tadi. Jimin menoleh ke arah Yoongi dengan mata berair.

"Berhentilah sok tau" Ucap Jimin penuh penekanan lalu membuang wajahnya, membuat Yoongi yang sedari tadi melihat arah lain langsung menoleh kearahnya

Yoongi menaikkan alis kirinya seolah tak percaya dengan apa yang terjadi

"Aku tidak akan bertanya jika kau tidak mengganggu makan malamku" Dagu Yoongi mengencang begitupula dengan sorot matanya, ia marah karena baru kali ini ada yang berani berbicara dengannya dengan nada seperti itu.

Jimin memang salah namun yang dilakukan Yoongi juga salah kan? mengapa ia sangat ingin tahu dengan apa yang terjadi? bukankah urusan Jimin tidak penting untuknya? lantas mengapa sangat ingin tahu.

Jimin menghela nafas berusaha menenangkan dirinya, ia sadar perilakunya tadi merusak moment makan malam pasiennya.

"Yoongi-ssi, maafkan aku, aku tidak bermaksud" Jimin bergeser memposisikan duduknya serong ke arah Yoongi, ia menundukkan kepalanya untuk meminta maaf

YOONGI FOCUSED POV.

Yoongi menatap Jimin jengah, mengapa hubungannya dengan dokter pribadinya tidak seperti hubungan dokter dengan pasien pada umumnya? mengapa selalu bersitegang setiap waktu?

Daripada menjawab permintaan maaf Jimin, ia lebih memilih untuk mengambil kotakan berisi nikotin batangan dan mengapit salah satu batang di bibirnya. Baru saja ia akan menyalakan pematiknya, suara Jimin terdengar kembali.

"Jangan merokok, kumohon itu tidak sehat" Ucap Jimin

Yoongi melirik kearah Jimin

Sial, batinnya.

Ia berteriak dalam hati saat melihat wajah Jimin disebelahnya. Mata berair dengan bibir kecil terkatup sedikit melengkung kebawah karena sedang sedih

"AGHH TIDAK TIDAK, TIDAK BOLEH! AKU TAU KAU LEMAH DENGAN WAJAH SEPERTI INI MIN YOONGI TAPI TIDAK KEPADA DOKTER PRIBADIMU! TAHAN SEDIKIT BODOH!" Teriaknya dalam hati

Kepala Yoongi terasa pening karena Jimin, Yoongi sangat menyukai laki-laki berwajah manis apalagi dengan mata berair seperti itu. Sial tatapan seperti itu bisa membuat dirinya berubah menjadi iblis.

"Kenapa?" Hanya pertanyaan bodoh ini yang sanggup ia katakan

"I-itu tidak sehat, aku juga sesak jika berada disekitar orang yang sedang merokok. M-mungkin lebih baik aku turun saja?" Jawab Jimin terbata dengan tatapan meminta iba.

Detak jantung Yoongi semakin terpacu kencang mendengar Jimin berbicara terbata, fikirannya terasa sesak begitu juga dengan celananya. Persetan hubungan pasien-dokter, Jimin sangat menggoda.

Yoongi tersenyum miring, ia dikuasai nafsunya saat ini, "Apa gantinya agar aku tidak merokok?"

Jimin bingung mencerna perkataannya, wajah itu menjadi semakin imut karena sedang berfikir.

Yoongi mengambil rokok diantara kedua bibirnya, ia mematahkan batang kecil itu lalu membuangnya asal. Dengan tergesa ia mengalih fungsikan tangannya untuk menangkup pipi Jimin, ibu jarinya bergerak mengusap pelan menuju bibir.

"Ini?" Senyuman miring kembali ia lakukan saat mata Jimin terbelalak kaget

AUTHOR POV.

"Kau sudah menghancurkan makan malamku juga melarangku untuk merokok, bukankah setimpal jika aku menghisap ini untuk menggantikan rokokku?" Yoongi memiringkan kepalanya, ia terus memperhatikan bibir Jimin dengan tatapan berkabut. Posisi mereka masih sama sedari awal, sampai ahirnya Yoongi memajukan wajahnya sedikit demi sedikit.

Jimin mematung mencerna apa yang sedang terjadi, ia tak bisa berfikir karena otaknya dipenuhi dengan mantan kekasihnya. Jimin sadar apa yang Yoongi lakukan saat ini salah, tapi tubuhnya menolak untuk melawan berbanding terbalik dengan perasaannya yang saat ini sedang memberontak.

Jimin memejamkan mata tak nyaman saat nafas memburu Yoongi membelai wajahnya, tangannya mendorong Yoongi pelan, membuat Yoongi kembali sadar dari hawa nafsunya.

"Sial" Jimin mendengar makian pelan Yoongi kepada dirinya sendiri, ia bernafas lega saat Yoongi kembali memundurkan badan meski jentungnya masih terpacu cepat.

Yoongi kembali ke posisi semula, ia menyalakan mobilnya bersiap untuk pergi tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Jimin. Suasana menjadi sangat canggung, mereka berdua saling membuang muka ke cendela agar tak melihat satu sama lain.

Ya, setidaknya Jimin dapat berhenti memikirkan Kim Taehyung sialan dan berganti memikirkan tingkah aneh Min Yoongi tadi.

-

Yoongi memarkirkan mobilnya dalam garasi lalu keluar begitu saja meninggalkan Jimin, ia masih malu melihat Jimin karena kelakuan bodohnya tadi.

YOONGI FOCUSED POV.

Ia berjalan cepat memasuki rumah meninggalkan Jimin yang mungkin masih berada di garasi. Yoongi mengusak rambutnya putus asa, sialan ia harus 'bermain' saat ini.

Ponsel yang sedari tadi bergetar memecahkan fikiran Yoongi,

"Apa?"

Yoongi mengangkat panggilan dengan posisi masih berjalan menuju kamarnya, ia akan 'solo rank' malam ini, pikirnya.

"Tidak, kita bertemu besok saja. Ajak Taehyung juga" Sahutnya lagi kepada seseorang yang berada di panggilan lalu mematikan secara sepihak.

Ia membuka pintu kamarnya kasar lalu mulai melepas dasi yang masih menggantung rapih dengan tergesa.

"Yoongi-ssi"

Yoongi yang membelakangi asal suara menghela nafas, suara itu milik dokter pribadinya.

AUTHOR POV.

"Apa kau baik-baik saja?"

Yoongi tersenyum miring mendengar pertanyaan bodoh Jimin, sialan apa ia terlihat tidak baik-baik saja?

"Kau boleh kesini dua sampai tiga jam lagi" Jawab Yoongi singkat

"Baiklah, aku akan datang pukul 12" Sahut Jimin setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9.

"Tutup pintunya" Perintah Yoongi

Jimin menuruti perkataan Yoongi, ia menutup pintu kamar Yoongi lalu pergi naik kelantai atas.

- ☁️ -

Yoongi liat Jimin abis nangis aja pengen gas pol, apalagi ntar Jimin ngerengek minta dimasukin. DIMASUKIN KE PERUSAHAAN MAKSUDNYAAA😩

Ga tahan buat ga up soalnya baca comment kalian di chap sebelumnya lucu-lucu sksk, AYO VOTE COMMENT! JUJUR AKU SUKA BANGET BACAIN COMMENT KALIAN MAKANNYA AKU UP, JADI AYO VOTE COMMENT!😠🌟

Sleep Disorder [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang