Chapter 10 : Talking About The Plans

3.6K 421 29
                                    

Kata nya dengan tatapan begitu serius menatap mata Jennie. seketika Jennie mengerjapkan matanya saat mendengar omongan Vincent yang ingin bertemu secara langsung dengan Tyler. Padahal hari ini, ia baru bertemu dengan Tyler dan pasti akan terasa canggung jika bertemu lagi untuk yang kedua kalinya.

"Bagaimana? Apa kau bisa beritahu dia untuk bisa bertemu dengan ku hari ini? Aku akan berbicara kepada nya tentang kau yang ingin bermain drama bersama nya." Lanjut Vincent sambil tersenyum miring membuat Jennie menjadi sedikit takut dan wajah nya juga sudah berkeringat dingin.

"Sebenarnya aku dan dia juga baru bertemu hari ini. Aku merasa tidak enak jika memintanya untuk bertemu lagi denganku, apalagi jika dia bertemu dengan mu, pasti suasana akan terasa sangat canggung." Jawab Jennie menatap wajah Vincent sekilas, lalu si Vincent mengangguk kepala pelan dan duduk kembali ke sofa.

"Kalau begitu, buatkan aku teh." Ucap Vincent dengan nada suaranya yang mulai dingin dan cuek. Mungkin pria itu sedikit marah karena Jennie tidak mengizinkannya? Kalau saja Vincent tahu, bahwa Jennie tidak mengenal Tyler sama sekali. Jennie hanya tahu nama Vincent karena dia sangat terkenal, tidak hanya di asia, melainkan juga di negara orang-orang barat. Dengan segera, Jennie keluar dari kamar untuk membuat teh panas. Setelah 5 menit berlalu, Jennie kembali dengan teh panas di tangan nya dan meletakkan teh tersebut di meja rias miliknya.

Saat ini, Jennie sangat bingung. Haruskah Jennie meminta Jo untuk mengatur pertemuan kembali dengan Tyler? Ini semua demi Vincent. Karena sekarang, pria itu bersikap cuek kepada Jennie. Dengan berat hati, Jennie mengeluarkan ponsel dari tasnya, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar agar Vincent tidak mendengar pembicaraan teleponan nya dan menekan kontak Jo.

Ponsel milik Jo berdering dan ia langsung mengambil sekaligus membaca nama kontak yang tertera di layar ponselnya. "Ms Jennie." Gumam Jo yang sedikit bingung saat Jennie menelpon nya secara tiba-tiba.

"Jo! ini sangat penting! Aku baru saja memberitahu Sir Vincent soal sebuah drama yang akan aku bintangi bersama Tyler, kau tahu? Sir Vincent memintaku untuk pertemukan dirinya dengan Tyler dan tentu saja aku melarangnya. Tetapi, saat ini dia sedang marah padaku." Pekik Jennie membuat Jo seketika tersedak oleh minuman kopi nya setelah mendengar kabar ini.

Tidak tahu kenapa, Jo merasa akan terjadi sesuatu terhadap rumah tangga Vincent dan Jennie. Jo harus melakukan sesuatu untuk melindungi jennie dari bahaya ini.

"Baik, aku yang akan mengurusi hal ini. Ms tidak perlu panik, tenanglah." Balas Jo dan tanpa basa basi langsung mematikan sambungan telepon nya dengan jennie. Sebenarnya saat ini, Jo juga ikutan panik. Tetapi ia harus bersikap profesional dan seperti perkataan terakhirnya tadi saat di telepon, ia harus tenang.

Maka, dengan segera ia mencari kontak Tyler untuk menyampaikan apa yang perlu di katakan.

Cukup lama telepon Jo dan Tyler terhubung, akhirnya berbuah manis. Tyler menerima persetujuan dan itu melegakan bagi Jo karena Vincent tidak akan menghukum nya, ia bisa membuktikan pekerjaannya yang benar dan dapat diandalkan tersebut kepada Vincent untuk selalu membuat Jennie merasa nyaman serta aman.

Setelah kehadiran Tyler dan Jo di rumah Vincent, mereka berdua yaitu Vincent dan Tyler saling bersalaman tangan dengan senyuman paksa nya. Kemudian mereka semua pun duduk, dan Jennie datang dari dapur membawa minuman untuk para tiga pria ini. Tyler tetap tersenyum di hadapan Vincent walaupun hatinya sedang sedikit cemburu sebab Vincent telah memperistrikan Jennie. Mereka semua sebelum memulai berbicara penting tadi, mereka menikmati minuman mereka masing-masing supaya suasana sunyi nya bisa menghilang.

"Ah, kita langsung ke inti saja. Pertama perkenalkan aku Tyler Leonard, dan Sir Vincent tidak perlu memperkenalkan diri karena aku sudah mengenal Sir dari dulu. Tapi ke inti nya aku ingin mengajak istri Sir Vincent yaitu Ms Jennie Madison membuat drama bersama ku. Tapi karena Ms Jennie adalah istri dari seorang CEO yaitu Sir Vincent dan takut nya tidak diizinkan, maka aku di sini ingin meminta izin kepada Sir agar memperizinkan Ms Jennie bermain drama bersama ku untuk sesuatu kepentingan bisnis. Lagipula Ms Jennie adalah seorang Model, jadi bagaimana tidak Ms Jennie juga membuat drama atau film saja?"

Ucap Tyler lebar tapi dengan wajah serius nya membuat Jo dan Jennie sedikit syok cara Tyler berbicara seperti itu kepada Vincent. Jennie tidak menyangka jika bicara Tyler akan bisa se-profesional ini, ya mungkin itu untuk penjelasan lebih detail.

"Oh benarkah? Kau mengajak istri ku bermain drama bersama mu karena istri ku ini adalah seorang Model dan memiliki aura yang sangat luar biasa? Padahal di sini juga banyak seorang perempuan menjadi Model, tapi kenapa kau tidak memilih salah satu di antara mereka saja daripada istri ku?" Jawab Vincent sengaja memasang mata sinis dan senyuman miring. Jennie yang melihat Vincent menjawab nya malah seperti itu, ia langsung mencubit lengan kiri Vincent.

"Hey why you talking like that? Speak politely!" Bisik Jennie mengomel ke Vincent sambil melirik ke Tyler tapi ia tetap tersenyum ke pria itu, Tyler pun memutar mata melihat sepasang suami istri malah asik mengobrol.

"Jadi bagaimana sekarang dengan kabar ini?" Tanya Jo langsung memecahkan keadaan sunyi di antara Vincent dan Tyler. Vincent masih diam tapi matanya melirik Jennie sambil pria itu tersenyum miring.

"Ya aku setuju saja, lagipula istri ku ini beruntung sekali karena sekarang dia akan menjadi seorang Aktor dan seorang Model juga." Balas Vincent yang mulai tertawa, padahal sebenarnya Vincent terpaksa ia setuju tapi ia tidak ingin menyakiti perasaan Jennie maka Vincent juga sebagai suami harus peka dan membiarkan istri nya melakukan pekerjaan.

Mereka semua setelah berbicara lama sambil tertawa, dan sambil menikmati minuman. Baru Jo dan Tyler pamit pulang, Tyler dan Vincent juga saling berpeluk seolah mereka berdua sudah menjadi teman akrab. Setelah kepergian Jo dan Tyler, sikap asli Vincent langsung datang. Pria itu tersenyum kecut dan masuk ke dalam, tapi sebelum masuk ia menatap Jennie begitu tajam lalu baru dia masuk. Pria itu pergi ke kamar dengan perasaan sangat marah sampai kedua tangan nya sudah terkepal kuat dan sampai urat leher nya menonjol.

"Sir Vincent." Vincent tersenyum kecut lagi saat Jennie memanggil namanya. Bagaimana tidak seorang suami marah dan cemburu mendengar kabar bahwa istri nya akan di bintangi oleh salah satu aktor terkenal dan tampan di seluruh negara asia ini. Sebenarnya Vincent tidak masalah dengan Jennie yang akan membuat serial film seperti itu, tapi Vincent pernah dengar kalau di salah satu film Tyler ada sebuah adegan yang mungkin membuat Vincent merasa cringe sangat dan tentu nya Vincent menolak sebab ia sangat tidak sudi melihat istri nya di lecehkan.

"Apa kau lapar? Aku akan membuatkan mu makan siang." Sambung Jennie mencoba bersikap manis dan tersenyum di hadapan Vincent. Amarah Vincent seketika menghilang sebab ternyata Jennie masih bersikap lembut kepadanya, apalagi melihat senyuman manis itu Vincent tidak tega memarahinya. Apalagi memarahi Jennie karena tentang film itu, Vincent sebelum berbalik ia harus menghilangkan rasa marah nya dan harus tenang agar ia tidak menakuti Jennie.

"Tentu, buatkan makanan apa saja yang penting itu adalah masakan dari istri ku." Tiba-tiba kedua pipi Jennie langsung memerah dan Jennie juga langsung malu akibat gombalan tadi yang di berikan oleh Vincent. Vincent terkekeh lucu melihat istri nya sudah keluar kamar dengan perasaan malu, untung nya Vincent masih punya sikap sabar dan masih bisa bersikap romantis kepada Jennie.

─── MARRIED WITH MODEL ───

Married With ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang