Chapter 25 : Our Handsome Son (END)

4.7K 338 10
                                    

Dua belas tahun lamanya setelah bertahun-tahun Vincent dan Jennie menjalani hubungan layaknya seperti sepasang suami istri dan Tuhan juga telah memberkati mereka dengan Jennie yang mengandung anak kandung Vincent sendiri, kemudian setelah sembilan bulan Jennie mengandung anak nya dan menjaga nya dengan penuh kasih sayang dan cinta alhasil Jennie dikaruniai seorang bayi lelaki kecil yang begitu mirip dengan Vincent.

Mereka berdua menamakan bayi kecil nya dengan sebutan Lucanne Alexander, dan Lucanne terlahir di negara Eropa karena Jennie dan keluarga Alexander yang sudah memutuskan untuk tinggal bersama dengan keluarga Madison, yaitu keluarga Jennie. Setelah bertahun-tahun mereka merawat Lucanne dengan cinta maka alhasil Lucanne tumbuh menjadi seorang bocah lelaki tampan dan dermawan.

Kini Lucanne sudah berusia tujuh tahun dan sudah mendapatkan teman banyak di sosial dunia ini. Lucanne mempunyai dua kakek dan dua nenek, ya kalian bisa tahu sendiri siapa dua kakek dan dua nenek Lucanne. Lim, Anna, Mary, dan Johnson.

Jennie tidak menyangka jika ia akan memiliki seorang anak lelaki yang tampan seperti Vincent. Sebab dari wajah tampan nya Lucanne, dia memiliki aura golden era seperti masa kejayaan pangeran di dunia lalu, memiliki bola mata berwarna biru yang sangat pekat dan tajam bagaikan aura singa, dahi lebar, hidung mancung yang lancip dan halus, bibir tebal dan sudah terwarna merah alami, alis panjang yang tebal dan agak melengkung, dan kulit putih bersih. Lucanne dari lahir juga sama sekali tidak memiliki penyakit seperti cacat, dia terlahir dengan kondisi selamat dan bersih.

Tentunya dengan fisik seperti ini pastinya para gadis-gadis kecil di sekolah maupun di halaman rumah terdekat nya bakal menyukai nya. Sekarang Lucanne sedang berada di dalam kamar dengan ia yang asik membaca buku kanak-kanak cerita nya, namun Jennie datang ke kamar membawa sebuah gelas susu kesukaan nya kemudian mendekati nya. Lucanne tersenyum lebar melihat ibu tercinta nya datang ke kamar, setiap Jennie datang ke kamar maka Lucanne akan selalu merasa sangat bahagia.

Jennie duduk di samping Lucanne lalu memberikan bocah itu susu yang baru ia buat. Lucanne dengan senang hati menerima nya dan menghabiskan susu nya dengan sangat lahap.

"Lucan, kamu harus rajin belajar supaya nanti kamu bisa dapat juara ranking nomor satu di kelas. Mama yakin Lucan bisa menjawab semua soal-soal susah itu di kelas, jika Lucan rajin belajar." Ucap Jennie tersenyum membuat Lucanne tambah melebarkan senyuman di bibir manis nya kemudian ia melanjutkan membaca buku tadi.

Tangan kanan Jennie mulai mengelus kepala rambut Lucanne sambil ia menatap putra kesayangan nya. Dia lihat putra nya ini masih asik membaca buku cerita namun Lucanne tiba-tiba menoleh dan menatap nya sangat dalam sehingga membuat mata hitam Jennie dengan mata biru Lucanne seperti terikat, ini pertama kalinya Jennie melihat seseorang memiliki mata biru yang sangat tajam seperti elang.

Apalagi ini adalah anak kandung nya sendiri yang begitu tampan sekali sampai membuat Jennie hampir jatuh cinta. Tapi itu sangat dilarang, Jennie tidak boleh jatuh cinta ke anak nya sendiri. Mungkin Lucanne yang menatap ia seperti ini Lucanne ingin berbicara sesuatu.

"Ada apa anak ku? Apa kau ingin minum susu lagi?" Tanya Jennie yang berhasil mematikan suasana sunyi di dalam kamar sambil ia mengelus kepala rambut Lucanne. Lucanne tersadar lalu menggeleng lalu ia pun tersenyum membuat Jennie merasa sangat gemas oleh senyuman putra nya.

"Bisakah Mama menceritakan semua tentang awal pertemuan Mama dengan Papa? Karena Lucan pikir Papa sangat beruntung sekali bisa bertemu Mama dan bisa menikahi Mama." Bocah itu malah tiba-tiba bertanya balik dan pertanyaan itu juga sedikit konyol. Seketika Jennie langsung memaling wajah dan mengerjap mata nya setelah anak nya ini tiba-tiba ingin tahu segala tentang dia dan Vincent dari awal sampai mereka memiliki Lucanne yang terlahir di dunia.

Lucanne masih menunggu jawaban dengan senyuman manis nya. "Baiklah anak ku, Mama akan ceritakan ini semua kepadamu tapi jangan kamu beritahu ini kepada Papa, oke?" Lucanne segera mengangguk semangat kemudian dia sedikit geser ke Jennie dan kembali menatap Jennie dengan dalam membuat Jennie tambah gugup.

"Sebenarnya Papa mu itu bandel, dia selalu tidak mendengarkan perkataan Mama seperti dia pernah dulu sedang mencuci piring tapi piring nya malah pecah. Padahal Mama sudah beritahu kepadanya jangan cuci piring tapi karena Papa mu sedikit keras kepala jadinya piring itu pecah belah sebab Mama dan Papa mu juga sedikit bertengkar cuma gara-gara piring. Dan pernah saat kamu masih di dalam perut Mama dan Papa sedang bermain bola Bisbol di luar halaman, tapi bola nya malah terkena jendela rumah sebelah sebab Papa mu yang terlalu kencang memukul bola nya."

Lucanne seketika tertawa cekikan mendengar cerita Papa nya sendiri yaitu Vincent, ternyata Papa nya bisa sebodoh itu juga kata Lucanne di dalam hati. Jennie tidak berhenti menceritakan semua kenangan masa ia dan Vincent saat ia masih mengandung Lucanne.

Vincent mengacak rambut nya frustasi sebab dari tadi Jennie belum kembali juga ke kamar nya. Padahal mereka berdua sudah berjanji dan Jennie bilang dia akan kembali setelah memberikan susu kepada Lucanne lalu meniduri Lucanne, baru kembali kesini. Tetapi tidak sama sekali wanita itu kembali ke kamar, Vincent benar-benar kesal dengan ucapan bohong itu dari Jennie.

Maka Vincent memutuskan mengunjung ke kamar Lucanne untuk memeriksa apakah Jennie ada di kamar Lucanne atau sedang di bawah. Pria itu berjalan dengan tubuh yang sangat tegak yang berarti dia sedang marah, kemudian dia langsung membuka pintu kamar Lucanne saat dia sudah sampai ke depan pintu kamar putra nya.

"Bagaimana menurut mu tentang Papa mu? Bukankah dia itu sangat licik?" Mata Vincent langsung melotot mendengar ucapan Jennie yang bilang kalau Vincent itu licik.

Ternyata istri dan anak nya sedang meng-ghibah kan dia. Lucanne hanya tersenyum manis saja sebab dia sadar bahwa Vincent datang ke kamar nya dan berdiri di belakang Jennie yang sedang duduk di kasur. Lucanne langsung menutup bibir Jennie dengan tangan kanan mungil nya lalu memberi kode ke depan dengan mata.

"Papa in here." Bisik Lucanne melirik ke depan kemudian si Jennie mengerut dahi dan kepala nya pun menoleh ke belakang dengan pelan. Jennie langsung terkejut setengah mati oleh kehadiran Vincent tiba-tiba, dia menyengir lalu ia pun bangkit dari kasur.

"Alright my son, karena ini sudah malam jadi ini sudah waktunya kau tidur. Papa dan Mama permisi pamit ke kamar." Seru Vincent dingin tanpa basa basi lagi dia pun menarik tangan Jennie keluar dari kamar Lucanne lalu menutup pintu kamar Lucanne. Beralih ke sepasang suami istri tadi yang masih berdiri di kamar nya namun terlihat nya Vincent berdiri di depan Jennie dengan kedua tangan di satuhin sambil menatap Jennie tajam.

"So, apa maksudmu dari kau mencoba memberitahui Lucanne kalau aku adalah pria licik hm? Oh c'mon babe, don't make any mistakes again with me." Ujar Vincent mengusap wajah nya kasar sembari membuang napas panjang dua kali.

Jennie mengigit bibir nya dengan kepala tertunduk namun dia pun menjewer kedua telinga mya sambil berucap. "Maafkan aku Sir. Aku tidak bermaksud ingin mengatakan hal seperti itu, tadi aku hanya sedang menceritakan semua kenangan-kengan kita dulu sebelum Lucanne lahir." Jelas nya dengan perasaan bersalah nya namun Vincent segera memeluk nya.

"Tak apalah babe, but please don't make any bad about me to Lucanne." Bisik Vincent yang melepaskan pelukan nya. Setelah berdamai lagi dengan sang istri kemudian Vincent pun mengajak Jennie tidur bersama dan di malam tersebut mereka berdua menikmati malam mereka di dalam kamar.

─── MARRIED WITH MODEL ───

THE END.

Yoohoo akhirnya sudah tamat.












































Eiitss masih ada Epilog nya👀 Jangan lupa beri vote dan komen sebagai menghargai Author ❤️

Terimakasih sudah banyak memberi jejak dan dukungan untuk Book ini.

[17-April-2022]

Married With ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang