Bagian 4

139 38 46
                                    

Cerita Cinta? Apa mungkin? Kita jauh berbeda, bagaikan rembulan dan mentari. Hanya bersatu sesaat, setelah itu saling menjauh.....

☆Tita☆

❄❄❄❄❄❄❄❄❄


"Baru stroke pak, belum mati." Balas Galen sambil berjalan mundur.

"GALEN!!!!!!!"

"MURID KURANG AJAR!!!"

"URUSAN KITA BELUM SELESAI, GALEN!!"

"KEMBALI,GALEN!"

Galen langsung pergi setelah, sebelum pak Ramji menjewer telinganya. Galen juga tidak perduli dengan hukumannya belum selesai, yang terpenting Galen kabur dulu dari terkaman kucing seperti pak Ramji.

"Huh... bebas juga akhirnya!" Ucap Galen dengan napas terengah.

Galen merasa pundaknya ada yang menepuk dengan kencang dari belakang, padahal Galen merasa sudah jauh dari pak Ramji.

"Ampun pak, saya janji saya akan menyelesaikan semua hukumannya." Ucap Galen.

"Jangan bilangin papah saya, pak." Ucapnya lagi.

"Ampun pak,"

"Hahahahaha..."

"Gengker ketakutan!!"

"Hahahahaa..."

Hampir saja jantung Galen lepas dari tempatnya gara-gara ulah teman-temannya,

"Gue kira-"

"Pak Ramji, maksud lo?" Tanya Azan.

"Lo dari mana aja, Len?" Tanya Billal.

"Tau nih, kabur-kaburan aja lo." Tambah Idan.

"Udah di hukumnya?" Tanya Cemal.

"Kampret lo semua, gak setia kawan lo sama gue!!" Ucap Galen.

*****

"Bukan gak setia kawan, Len. Lo kan tau sendiri otak pas-pasan kita kaya gimana, lo mah enak. Biar nakal juga nilai tetap bagus, otak lo jalan terus." Ucap Billal.

"Iya betul kata Billal, kalo kita bantuin lo. Makin mines nilai kita!" Tambah Idan.

"Azan yang pinter aja ogah bantu lo, apa lagi kita." Ucap Cemal.

"Tau lo, Zan. Gak bestie kita!" Ucap Galen.

"Masalahnya, tadi gue di suruh ngawasin anak kelas 10 ulangan harian sama pak Ramji." Bela Azan.

Galen dan Azan memang paling pintar diantara mereka berlima, tak heran jika Azan selalu dialihkan kesibukannya saat Galen di hukum.

"Kantin yuk, laper nih gue." Ajak Idan.

"Cuss...." seru yang lainnya.

Galen berpapasan dengan Tita saat hendak masuk ke dalam kantin, Tita di buat terkejud saat melihat mata Galen. Tita hendak berbalik badan lagi, namun Galen menahan lengannya.

"Tunggu," taha Galen.

"Lo kenal, Len?" Tanya Idan.

"Anak baru," jawab Galen.

Tita berusaha melepas lengan Galen dari lengannya, tapi lengan Galen sangat kuat menahan tangan Tita.

"Gue mau tanya, lo yang kemarin itu kan?" Tanya Galen.

"Ya, Tuhan. Tolongin Tita, apa Tita harus jawab pertanyaan dia. Tapi bagaimaba caranya," batin Tita.
Mata tita sudah berkaca-kaca menahan sakit lengannya,

"Len, lepasin tu tangan. Kasian anak orang sampe mau nangis gitu," ucap Billal.

"Lo semua masuk aja duluan, gue ada urusan sama cewek ini dulu." Perintah Galen.

"Oke, duluan ya." Ucap Idan.

"Inget, anak orang jangan lo apa-apain." Bisik Cemal.

*****

Rumi mencari keberadaan Tita, padahal Tita bilang tadi hendak ke kantin. Namun sejak tadi Tita tidak juga kembali, Rumi khawatir terjadi sesuatu dengan Tita.

"Ran, lo lihat Tita gak?" Tanya Rumi.

"Enggak, Kan tadi sama lo." jawab Rani.

"Iya, tadi dia bilang mau ke kantin. Tapi gak ada balik," balas Rumi.

"Sama Tia atau Fani kali, coba lo tanya mereka aja."

"Mereka kan lagi diruang musik, Rani. Mana mungkin ada di sana,"

Saat Rumi mengkhawatirkan Tita, terdengar bisikan jika Galen membawa perempuan di koridor. Rumi dan Rani langsung mencari keberadaan Galen, dan mereka menemukan Galen menarik tangan Tita secara paksa.

"Rum, itu Tita!" Ucap Rani heboh.

"Kita harus tolongin, Tita. Jangan sampai Tita kenapa-kenapa," ajak Rumi.

Rumi menghalangi Galen dan memintanya melepaskan Tita, sementara Tita masih menahan sakit di tangannya.

"Lepasin, Tita." Pinta Rumi.

"Nanti juga gue balikin, gue ada urusan dulu sama Tita." Balas Galen.

"Gak bisa, kita harus masuk kelas sekarang. Lepasih atau gue aduin ke pak Ramji," ancam Rumi.

Galen tak menggubris ancaman Rumi, Galen terus berjalan membawa Tita ke dalam kelasnya dan Galen mengunci ruang kelasnya setelah mengusir teman-temannya.

"Minggir-minggir," pinta Rani.

"Galen, lo jangan gila!!" Teriak Rumi.

"Lepasin temen gue, Galen!!!" Lanjutnya.

Semua orang hanya menonton Galen membawa Tita ke dalam kelasnya, Galen tidak melakukan apapun selain duduk berhadapan dengan Tita.

"Wah, gak waras si Galen!"

"Kita harus gimana sekarang, Rum. Kasian Tita, tertekan pasti gara-gara kak Galen."

*****

Lanjut gak nih???

BALLERINA DALAM SUNYI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang