Haruskah kamu mengenalku dengan cara kasarmu? Dengan cara membuatku takut? Apa itu caramu?
☆Tita☆
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄Galen tak menghiraukan dirinya yang sudah menjadi pusat perhatian, bahkan satu sekolah sudah melihatnya dengan Tita di dalam kelas.
Tita sendiri merasa malu karena ulah Galen yang menbawa dirinya secara paksa, ingin sekali Tita memarahinya. Tapi bagaimana, Tita tidak ingin membuat satu sekolahan merasa kasihan padanya.
"Sekarang lo jawab pertanyaan gue, lo yang kemarin kan?" Tanya Galen.
"Lo yang sudah buat motor gue lecet-lecet?" Lanjutnya.
Aduh gimana ini?
Kenapa orang ini ngotot banget sih!
Aku harus apa?
Bunda, Rumi, Rani, Fani, Tia...
Tolong aku, aku takut!!
Tita hanya bisa meminta tolong lewat batinnya, ia sendiri takut dengan Galen saat ini.
"Galen, buka pintunya!!"
"Bukaaa!!!"
Balqis dan kedua dayangnya datang dengan wajah bingung, karena tidak biasanya kelasnya dikerumuni banyak manusia seperti saat ini.
"Ada topeng monyet ya?" Tanya Mauren.
"Galen, Qis!" Ucap Karmila heboh.
"Misi-misi,"
Balqis melihat jelas Galen berduaan dengan Tita di sana, Balqis melihat Rumi dan juga Rani ada di sana.
"Heh, lo temennya anak baru itu kan?" Tanya Balqis ketus.
"Iya, kenapa?" Jawab Rumi.
"Suruh temen lo itu ngaca, mana bisa dia nyaingi Queen of School kita." Ucap Mauren.
"Buktinya king of schoolnya milih temen gue, gimana dong?" Balas Rumi.
"Kurang ajar lo ya sama kakak kelas," ucap Karmila.
"Gak ada waktu gue ngurusin lo bertiga, ayo Ran." Ajak Rumi.
Balqis mengetuk pintu kelas dan berkali-kali meminta temen laki-laki kelasnya untuk mendobrak pintu kelas, tapi tidak ada yang bisa.
"Galen, buka pintunya!!!"
*****
Rumi dan Rani mencari keberadaan pak Ramji untuk menyelamatkan Tita, sebelum Galen mendengar suara Tita.
"Pak Ramji!" Panggil Rumi.
Rumi mengatur napasnya sebelum mengadukan ulah Galen,
"Ada apa? Kenapa kalian mencari saya?" Tanya Pak Ramji.
"Gelen pak," ucap Rani.
"Ada apa lagi?"
"Galen ngunciin dirinya di kelas dengan Tita, tolongin temen kita pak." Pinta Rumi.
"Tita siapa?" Tanya Pak Ramji.
"Murid bari di kelas kita, jangan banyak tanya pak. Buruan tolongin, saya mohon." Pinta Rumi lagi.
Rumi dan Rani akhirnya berhasil membawa pak Ramji pada kerumunan murid di depan kelas Galen....
"Astagfirallah, GALEN!!!!" Teriak pak Ramji.
Galen mendengar teriakan pak Ramji, ia pasti akan di hukum lagi setelah ini. Dari pada hasilnya sia-sia. Galen terus menanyakan pada Tita, meskipun jawaban Tita hanya sebatas anggukan saja.
"Tita, lo gak bisa ngomong apa gimana sih? Gue mau tau jawaban dari mulut lo, jawab bisa kan?" Suruh Galen.
Tita kini menangis, Tita tidak kuat menahan tangisnya lagi. Terlebih Galen tidak mau melepas tangannya dari lengan Tita..
"Gue gak akan minta ganti rugi, asal lo ngomong." Ucap Galen.
"Gue cuma mau kenal sama lo, itu aja." Lanjutnya.
"GALEN BUKA PINTUNYA SEKARANG, ATAU SAYA LAPORKAN ULAH KAMU KEPADA PAPAH KAMU!!"
"Aduh, sebantar pak. Belum selesai ini, ganggu aja sih pak!" Balas Galen.
"Tita, lo gak kasian apa sama gue. Jawab dong, biar gue gak penasaran." Pinta Galen.
Sebegitu penasaran Galen terhadap Tita....
*****
Akhirnya pintu terbuka dengan bantuan kunci serep dari penjaga sekolah, Rumi memeluk Tita. Tapi tangan Tita masih dipegang oleh Galen..
"Lepasin, lo gak liat apa tangan Tita sampai merah kena gelangnya!" Bentak Rumi.
"Kak Galen yang tamvan, lepasin tangan Tita ya." Pinta Rani.
"Galen, lepasin kenapa sih. Apa bagusnya coba cewek modelan begitu," ucap Balqis.
"Sok kecakepan!!"
"Galen, lepaskan lengan Tita dan ikut ke ruangan saya sekarang!!!" Suruh pak Ramji.
Galen pun melepas lengan Tita dan ikut bersama pak Ramji, meski masih penasaran dengan Tita. Sementara Balqis terus menatap tajam Tita.
"Pergi lo dari sini, dasar cewek gatel!" Cibir Balqis.
"Heh, bacot lo di jaga kalo mau di hormatin sama adek kelas lo!" Bentak Rumi.
Rani menahan Rumi agar tidak semakin memperkeruh keadaan, Rani mengajak Rumi ke UKS untuk mengobati tangan Tita yang ternyata luka karena goresan gelangnya sendiri.
Di UKS SMA Merdeka Harapan.....
"Ya ampun, sakit ya Ta?" Tanya Rumi.
Tita memberikan gelengan sambil menahan nyeri, Rumi mengobati luka Tita sendiri karena dokter yang biasa menangani murid di sekolahnya sedang berhalangan hadir.
"Kalau sakit bilang, jangan kamu tahan. Aku tau ini sakit," ucap Rumi.
"Aku lepas ya gelangnya, bolehkan?" Tanya Rumi meminta izin.
"Boleh," balas Tita.
"Gimana sih ceritanya, kok bisa kamu di bawa sama Galen?" Tanya Rumi.
"Iya, Ta. Cerita dong, kita cemas tau." Tambah Rani.
"Tita, kamu gak papa kan?" Tanya Fani yang baru saja datang.
"Kita kaget pas Rani bilang kamu di tahan sama kak Galen, gimana ceritanya Ta?" Tanya Tia.
"Udah-udah, Tita masih syok. Mending beliin Tita minum, siapa tau habis minum Tita bisa tenang dan bisa cerita." Ucap Rumi.
"Ya udah, aku beliin dulu ya." Ucap Rani.
Tita masih menangis, tak pernah Tita diperlakukan laki-laki seperti itu sebelumnya. Tita tidak ingin kejadian ini di ketahui oleh Bundanya.
*****
Gimana nih part ini???
KAMU SEDANG MEMBACA
BALLERINA DALAM SUNYI (END)
Teen Fiction"Maaf Tita, tapi aku jatuh cinta pada mu dan juga pada kekuranganmu." -Galen Dirgantara 🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Quitita Tiana Padma namanya, gadis cantik pecinta stroberi. Sekilas Tita nampak sempurna, tapi pada kenyataannya Tita memiliki kekurangan yang ia s...