Bagian 7

117 24 58
                                    

Mungkin belum sekarng, tapi kapan?
Kapan aku bisa mengenalmu lebih jauh?
Bukan... Bukan... mengenalmu dari jarak terdekat...

~GALEN DIRGANTARA~

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Assalamualaikum semuanya, semalat malam.

Gimana kabarnya hari ini?

Jam berapa kalian baca bagian 7?

Hari apa kalian baca bagian 7?

Jangan lupa vote dan komennya ya, biar makin ramai cerita ini 😀

Pasti udah gak sabar kan dengan tingkah konyol Galen?

Buruan deh baca!!!!

Buruan deh baca!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Satu minggu setelah kejadian Galen mengunci diri bersama Tita, Tita tidak lagi melihat wajah Galen. Mungkin saja teman-temannya menghalangi Galen untuk menampakkan wajahnya di hadapan Tita, tapi entah kenapa Tita merasa ada yang hilang ketika tak ada sosok yang selalu mengganggunya.

"Tita, kenapa sih diem aja?" Tanya Fani.

"Gak tau, coba tanya langsung." Ucap Rani tajam.

"Tita, kamu sakit ya?" tanya Fani mengecek suhu tubuh Tita dengan menyentuk kening Tita.

Tita memberikan gelengan, "Aku gak papa kok." balas Tita.

"Kamu yakin gak papa?" tanya Rani memastikan.

"Gaes, aku ada kabar!!" Seru Tia yang baru saja datang.

Rumi langsung mengunci mulut Tia dengan roti lapis, Tia sangat menyukai roti lapis buatan Ibunya Rumi.

"Duh, Rum. Nanti dulu, aku bawa kabar bagus ni buat kalian!" Tia menaruh roti lapis di wadah yang rumi pegang.

"Berita apa?" Tanya Rumi malas.

"Males ah kalo soal si ono!" lanjutnya.

"GALEN DI SKORS GAES!!" Teriak Tia.

"Padahal Galen kan cuma cari perhatian aja, makanya dia nakal!"

"Tita juga pasti gak marah kan soal kejadian satu minggu lalu?"

"Kasian banget Gelen babang tamvan aku!!"

Tia tak hentinya mengomel soal Galen yang di skorsing, sebenarnya Galen sudah sering mendapatkan peringatan. Tapi karena papah Galen donatur terbesar di sekolah mereka, Galen selalu bebas dari hukuman maupun pengeluaran dari sekolahan.

"Udah biasa kali, Ya. Gak usah heboh!" Ucap Rumi tak perduli.

"Kalo Putra yang di skors baru aku kaget, secara Putrakan pintar, gak pernah macem-macem." Lanjutnya.

BALLERINA DALAM SUNYI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang