Tertulis dalam hidupku, terlintas dalam benakku. Terpikir dalam otakku, itu semua tidak pernah terjadi.
☆Tita☆
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
"Tita, awas!!!"
"Aaaaaaa!!"
Tin....Tin.... Brakk....
"QUITITA!!"
Semua orang yang menyaksikan kecelakaan itu berlarian menghampiri sang pemilik motor ninja berwarna merah, untuk memastikan pengendara selamat.
"Tita, kamu gak papa kan?" Tanya Rani.
Tita terduduk dengan tangan dikepalanya, Tita pikir sudah ada di surga. Ternyata, Tita masih ada di bumi. Tita masih dalam keadaan syok, bagaimana tidak syok. Motor itu melaju dengan kecepatan layaknya kilat menyambar, tidak meminta izin untuk lewat di hadapan Tita.
"Kamu gak papa kan, Tita?" Tanya Rani sekali lagi.
"Heh, kalo jalan itu pakai mata!"
"Lo kira ini jalanan nenek moyang lo apa? Seenaknya aja jalan!"
"Lihat tu, motor gue. Remuk gara-gara lo!"
"Lo harus ganti rugi!!!"
Rumi memastikan motor itu benar remuk atau tidak, nyatanya motor itu dalam keadaan baik. Hanya tergores pembatas jalan itu pun hanya sedikit.
"Heh, yang harusnya marah itu temen gue. Lo yang kebut-kebutan di jalan, gue saksinya!" Ucap Rumi.
"Apa lo bilang?!" Dia membuka helm-nya, dan ternyata....
"Ya ampun, itu kan kakak kelas kita yang ganteng Rum." Bisik Tia.
"Astaga dragon, kak Galen!" Ucap Rani heboh.
"Lo denger ya, kalo temen lo ini gak nyebrang tiba-tiba. Gak akan gue nabrak pembatas jalan, harusnya temen lo ini jalan pake mata. Udah gue klakson-klakson juga tetep aja dia jalan, budeg kali ya temen lo!!" Balas Galen.
*****
Fani tak melihat alat pendengaran terpasang di telinga Tita, ia pun meminta Tita memakai alat bantu dengarnya. Namun Tita tidak menemukan alat dengannya, makanya tadi Tita tidak mendengar klakson maupun teriakan teman-temannya.
"Gini ya, gue males debat sama lo bertiga. Mendingan sekarang kalian minta temen kalian ini buat minta maaf, gue heran sama dia. Dari tadi dia cuma diem aja, dan yang banyak bacot malah kalian!" Ucap Galen.
Rumi memberikan kode pada Rani agar Tita menuruti permintaan Galen, tapi Fani malah membawa kabur Tita dan meninggalkan Rumi, Rani serta Tia di sana.
"Woii, jangan kabur. Urusan kita belum selesai!!" Teriak Galen.
"Kak, kami... kami minta maaf ya, atas nama... Nam.. Nama teman kami," ucap Rumi ikut berlari di ikuti Tia.
"Awas kalian berempat, kalo kita ketemu lagi gue bakalan bikin kalian nyesel!!" Umpat Galen.
Tita menghentikan Fani agar tidak membawanya lari lagi, lagi pula dia sudah jauh dari Galen. Tapi Tita masih tidak mengerti mengapa Fani membawanya pergi dan berlari.
"Ada apa, Fani? Apa aku sudah berbuat salah?" Tanya Tita.
Untung saja Fani mengerti apa yang dikatakan Tita melalui bahasa tangannya, Fani juga sedikitnya bisa menjawab ucapan Tita menggunakan bahasa tangan yang diajarkan Nabila padanya serta pada Rani, Tia dan Rumi.
"Kamu tadi sudah membuat orang tadi celaka, dia menabrak pembatas jalan." Jawab Fani.
"Ya ampun, lalu kenapa kamu membawa aku lari? Harusnya aku bertanggung jawab, aku harus kembali ke sana."
Tita berjalan menuju Galen berada, namun tertahan oleh Rumi, Rani dan Tia yang baru saja datang dengan napas tergesa.
"Kamu mau ke mana?" Tanya Rumi.
"Ini, pakai." Rumi memberikan alat dengar Tita yang ia temukan di jalan tadi.
"Aku harus kembali ke sana, aku harus tanggung jawab." Balas Tita.
"Oh, no no no. Sudah selesai, dia gak papa kok. Orang kaya, bisa beli yang baru. Kita pulang aja," ajak Rumi.
"Gak bisa, aku harus bertanggung jawab." Tolak Tita.
*****
Ke-lima serangkai itu kini berda di caffe yang tak jauh dari tempat Tita les baletnya, Rumi, Rani, Tia dan Rani memang selalu menjemput Tita saat Tita selesai les balet.
Ke-limanya memang sudah bersahabat sejak masih sekolah di taman kanak-kanak.
Rumi tak ingin Tita berurusan dengan Galen, apa lagi Tita sebentar lagi akan masuk ke sekolah yang sama dengannya. Tita tidak boleh memiliki masalah dengan Galen, yang notabennya adalah anak geng motor yang sukanya merusuh."Tadi itu kakak kelas kalian ya?" Tanya Tita.
Rumi, Rani, Tia dan Fani saling bertatapan secara bergantian. Mereka memang lebih baik menceritakan pada Tita siapa Galen sebelum Tita berniat bertanggung jawab lagi.
"Gini ya, Ta. Kita bukannya gak mau kamu tanggung jawab sama orang tadi, kamu boleh kok tanggung jawab tapi tidak sama dia." Ucap Tia.
"Iya, soalnya kak Galen itu tukang rusuh!" Tambah Rumi.
"Tapi, dia tampan." Seru Fani.
"Tampan menurut kamu, Fani!" Ucap Rani.
"Tampan kalo akhlaknya mines sama aja bohong!" Cibir Tia.
"Gak papa, yang penting tampan!" Ucap Rani tak terima.
"Sudah-sudah, malah berantem!"
"Jadi Galen itu kakak kelas kita, Ta. Dia juga ketua geng motor terbesar di SMA Harapan Nusa, sekolah kita. Dia juga populer, dan playboy. Hampir anak cewek di kelas kita itu mantannya dia, parah banget kan. Makanya kita gak mau sampai kamu punya masalah sama dia, kamu kan baru mau masuk sekolah kita." Jelas Rumi.
"Tapi, Rumi. Dengan cara kita lari tadi, itu artinya aku sudah punya masalah dengan dia." Ucap Tita.
"Fani sih, kamu ngapain juga pake bawa kabur Tita?!" Tanya Tia.
"Ya dari pada dia maksa Tita ngomong, ya mending aku bawa Tita kabur lah." Jawab Fani.
"Tapi kamu salah, Fani."
"Tita, maafin aku ya." Ucap Rani pada Tita.
"Fani sudah benar, Tia. Kita harus melindungi Tita, bagimana pun caranya jangan biarkan Galen deket sama Tita. Kita harus gantian jaga Tita di sekolah nanti, jangan sampai Tita kenapa-kenapa. Mengerti kan kalian?" Ucap Rumi.
*****
Gimana nih kesannya di bagian 1???
KAMU SEDANG MEMBACA
BALLERINA DALAM SUNYI (END)
Ficção Adolescente"Maaf Tita, tapi aku jatuh cinta pada mu dan juga pada kekuranganmu." -Galen Dirgantara 🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Quitita Tiana Padma namanya, gadis cantik pecinta stroberi. Sekilas Tita nampak sempurna, tapi pada kenyataannya Tita memiliki kekurangan yang ia s...