Bagian 14

73 18 23
                                    

'Aku akan menjagamu dari kejauhan, meski kau tak menyukainya. Tapi itulah aku, aku selalu menyukai ketidak sempurnaanmu.'

~GALEN DIRGANTARA~

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

ASSALAMUALAIKUM, APA KABARNYA?

SEMOGA SELALU DALAM KEADAAN SEHAT DI MUSIM HUJAN INI YAA....

JAM BERAPA KALIAN BACA BAGIAN 14 INI??

TERIMAKASIH YA KARENA SUDAH MEMBERIKAN SUPORT MELALUI VOTE DAN KOMEN!

TERIMAKASIH YA KARENA SUDAH MEMBERIKAN SUPORT MELALUI VOTE DAN KOMEN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

*****

Galen tak ingin membuat Tita semakin menjauh darinya, dan Galen membiarkan Tita pulang sendiri menggunakan transportasi umum. Tapi, bukan Galen namanya jika tidak keras kepala. Galen mengikuti Tita dari samping angkot yang tita tumpangi.

"Neng, itu pacarnya ngikutin bahaya."

Tita melirik ke samping, Tita tak habis pikir mengapa Galen terus saja mengikutinya padahal dirinya sudah jelas-jelas menolak tawarannya.

'Pak berhenti di depan,' ucap Tita tanpa suara.

Tita meminta di berhentikan di depan, bukan untuk menemui Galen. Tapi, memang sudah sampai di depan komplek rumahnya.

"Terimakasih," ucap Tita sambil memberikan selembaran uang pada sang supir angkot.

Tita langsung berjalan menuju rumahnya, ia tak berniat melihat Galen yang masih saja mengikutinya.

"Tita, ada apa Nak?" tanya Nabila yang melihat sang Putri berjalan ke dalam rumah tanpa melihatnya.

Nabila melihat kearah jalan yang ada di depan rumahnya, tidak ada siapapun di sana selain Tita yang berjalan masuk lurus ke dalam rumahnya.

Nabila masuk ke dalam rumah untuk memastikan sang putri baik-baik saja, "Tita?" panggilnya.

"Ya ampun, Tita. Kamu kenapa sih? Ada yang ganggu kamu, iya?" tanya Nabila pada Tita yang sudah bersembunyi di dalam selimut tebalnya.

'Tidak ada jawaban'

"Tita, Bunda tanya loh Nak. Kok malah diem sih," ucap Nabila sambil menarik selimut Tita.

Sebelum selimutnya benar-benar terbuka, Tita lebih dahulu terduduk di samping Nabila dengan wajah kusutnya.

"Ada apa, Sayang?" tanya Nabila dengan suara lembutnya.

Tita langsung memeluk sang bunda, Tita merasa hari ini benar-benar lelah sehingga ia membutuhkan energi pelukan dari bunda kesayangannya.

"Ada yang jahilin Tita ya, Sayang?" tanya Nabila lagi.

BALLERINA DALAM SUNYI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang