Bagian 3

154 35 47
                                    

Ceritamu akan selalu ada dalam hidupku, meski sebenarnya kamu tidak mengetahuinya...

°Galen°

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

"GALEN DIRGANTARA!!"

Tia dan Rani terkejud saat pak Ramji memanggil Galen dengan nada tak wajar, sepertinya Galen membuat ulah sehingga pak Ramji sebegitu marahnya. Tapi tidak heran jika Galen membuat ulah, kan memang hobby dia membuat kerusuhan.

"Kemari kamu!!" Suruh pak Ramji.

Tia sendiri sejak tadi berdiri memandangi Galen, padahal Rani sudah memintanya duduk. Keduanya penasaran dengan ulah apa lagi yang dilakukan Galen.

"Kamu langsung masuk ke kelas saja, nanti bapak yang akan mengenalkan kamu ya Tita." Ucap pak Dodi pada Tita yang baru saja keluar dari ruang guru.

"Cepat Galen!!!" Teriak pak Ramji.

"Ada apa, pak?" Tanya pak Dodi.

"Biasa, bikin godo-gado si Galen." Jawab pak Ramji.

Galen tak lantas menundukkan kepalanya, tapi dia malah semakin menaikkan pandangannya.

Tak ada sedikit pun rasa takut dari wajahnya, bahkan ketika sampai di hadapan pak Ramji dan pak Dodi.

Galen malah menatap Tita, Rani yang menyadari itu langsung mengajak Tita dan juga Tia kembali ke kelasnya.

"Permisi, pak."

"Iya, silahkan." Ucap pak Dodi.

"Itu kan, cewek tuli yang ke marin. Jadi, dia sekolah di sini juga?" Tanya batin Galen.

Galen hendak mengikuti Tita, namun pak Ramji dengan segera menarik tas Galen agar tidak kemana-mana.

"Galen!!" Panggil pak Ramji.

"Iya pak, saya di sini. Gak usah teriak-teriak juga pak, saya gak budeg." Ucap Galen.

"Bersihkan lapangan basket, sekarang juga!!"

"Pak, di sekolah ini kan sudah ada tukang bersih-bersih. Kenapa harus saya?"

"Atau masih kurang pak tukang bersih-bersihnya, kalau masih kurang bilang pak. Biar saya telpon papah saya untuk kirim tukang bersih-bersih, jangan saya pak. Saya mau belajar di sini,"

*****

"Saya tau kamu itu orang kaya, tapi tidak semua yang kamu inginkan bisa kamu beli pakai uang. Termasuk kaca kelas yang kamu pecahkan kemarin,"

Galen tertegun mendengar ucapan pak Ramji, Galen memang kemarin tidak sengaja melempar bola terlalu jauh hingga mengenai kaca kelas 11.

"Saya kan gak sengaja pak, saya ganti deh kacanya." Ucap Galen.

"Bersihkan lapangan basket sekarangan juga!" Bentak pak Ramji.

"Pak, tolong lah. Jangan lapangan basket, mau di taro dimana muka saya." Rengek Galen.

"Oke, koridor sekolah. Dari kelas 10 sampai kelas 12, bagaimana?"

"Oke, deal pak." Seru Galen menjulurkan tangannya.

"Sekarang!!"

Galen langsung berjalan mengambil alat sapu yang ada di gudang sekolah, Galen mulai membersihkan koridor yang ada dengan malas-malasan.

"Yang benar, Galen!!" Bentak pak Ramji.

"Iya, Pak. Ini juga benar,"

"Bantah terus kamu ini, mau jadi apa kamu?"

"Jadi, spiderman pak."

"Terserah kamu, pokoknya harus bersih semua. Saya mau mengajar dulu, awas kamu kabur!"

Setelah kepergian pak Ramji, Galen meminta bantuan teman-temannya. Namun tak ada satu pun yang mau membantunya, Galen selalu seorang diri jika ia melakukan kesalahan. Walaupun teman-temannya begitu, Galen tetap mau berteman dengan mereka. Bodoh si Galen wkwkwkwkwk.....

"Nasib... Nasib...." ucapnya.

"Len, ngapain lo di sini?" Tanya Balqis.

"Lagi dugem gue, pake tanya lagi!" Jawab Galen.

"Ya, maksud gue. Lo di hukum karena apa lagi?" Balqis mendekati Galen dan menggandeng tangan Galen.

"Lepasin, gue gak butuh lo. Pergi sana, udah kaya lintah aja lo. Nempel-nempel!" Cibir Galen.

*****

Balqis pergi dengan wajah cemberut karena Galen tak pernah menanggapi perasaannya, padahal Balqis termasuk cewek populer di sekolahnya. Banyak yang mengantri untuk mendapatkan Balqis, tapi tidak dengan Galen.

"Selamat siang, bapak akan memperkenalkan siswi baru pindahan. Namanya Quitita Tiana Padma, silahkan bediri Tita."

Galen tidak segaja mendengar suara pak Dodi walikelas 11 IPA 1, Galen pun penasaran dengan nama itu. Dan untungnya pintu kelas 11 IPA 1 tidak di tutup, Galen dapat melihat orang yang di kenalkan pak Dodi pada murid lainnya.

"Oooo... Jadi, bener dia murid baru di sini. Siapa ya tadi namanya?" Tanyanya.

"Tit.... Toti?"

"Toto?"

"Aa Tita... iya, Tita."

"Cantik sih sebenrnya, tapi kok dia gak memperkenalkan dirinya sendiri ya? Biasanya kan anak baru itu pasti memperkenalkan dirinya sendiri?"

"Gue jadi penasaran,"

Galen menepuk-nepuk pipinya sendiri, "Ihhhh Galen, dia itu yang udah buat lo nabrak. Harusnya lo benci sama dia, kayanya gue udah gila!"

"GALEN!!"

Pak Ramji memergoki Galen tengah mengintip kelas lain, bukan Galen jika tidak meluncurkan elakan yang membuat guru percaya padanya.

"Maaf pak, tadi sapunya nyangkut di situ. Makanya saya ambil, saya lanjutin ya pak." Ucap Galen.

"Sekali lagi saya lihat kamu ngintip, saya jemur kamu di lapangan!"

"Panas pak, nanti saya dehidrasi. Bapak mau tanggung jawab?"

"Untung murid saya yang kaya kamu cuma satu, coba ada banyakk..."

"Seru kali pak, kalau banyak. Kan ada temannya jadinya saya!"

"Bisa struk saya, GALEN!!"

*****
Seru gak sih???

BALLERINA DALAM SUNYI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang