-6-

2.5K 738 49
                                    

Yang kelupaan vote bab sebelumnya, boleh mundur sebentar? Komennya juga jangan lupa 🙏🏼 makasiih 💜

***

"Kamu beneran berangkat malam ini?"

"Hmm."

"Terus aku gimana?"

"Apanya yang gimana?"

"Ya ngapain aku nginep di sini kalau kamu malah ke lapangan?"

"Kan ayah yang bilang, biar kamu enggak di jalan malam-malam."

"Terus gimana aku tidurnya?"

"Baring, terus merem."

Sahutan singkat Bia membuatku berdecak sebal, sementara Yoga malah menertawakanku.

"Lagian, kenapa bukan Yoga yang berangkat sih? Malah kamu?"

"Aku masih amatir, Mbak."

"Justru karena amatir, harusnya kamu yang berangkat."

"Kamu protes sama ownernya gih," celetuk Bia, membuatku merengut membalas tatapannya.

"Kamu tinggal tidur di kamarku, anggap rumah sendiri. Toh kamu juga sudah sering keluar masuk kamarku."

"Tapi kan itu karena ada kamu."

Bia tersenyum mendengar sanggahanku. "Takut apa sih kamu?"

"Jangan bilang takut sama aku ya, By."

Tahu-tahu Mas Arsa muncul, entah sejak kapan dia menguping.

"Aku enggak gigit kok."

"Enggak gigit, cuma gemes."

Diolok begitu oleh Yoga, dia malah tos sambil nyengir

***

Regards,

-Na-

Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang