Asahi terlihat termenung jauh ke hadapan.
Sebenarnya dia tidak habis fikir tentang perkara yang Jeongwoo baru katakan tadi di kafe.
Serius sangat tidak masuk akal.
Ah, Asahi betul - betul merasakan dia ingin pukul sahaja kepalanya ke dinding berulang kali.
Jeongwoo. Bertemu dan bercakap dengan Jaehyuk, sahabatnya yang telah meninggal dua tahun lalu itu?
Biar betul? Apakah Jeongwoo ilusi ataupun Jaehyuk yang ingin bertemu dengan Jeongwoo?
" Tapi, kalau jeongwoo betul boleh nampak Jaehyuk, mesti ada something ni. " Asahi menggigit kuku jarinya sambil berfikir. Banyak persoalan yang muncul di fikirannya.
Tiba - tiba Asahi membelalak kedua - dua matanya.
" Jangan kata.. "
Asahi perlahan - lahan mengangkat kepalanya dan memandang Haruto di sebelah.
" HARUTO! "
" Oh mak kau jatuh pagar! " Haruto termelatah. Namun itu tidak membuatkan kerutan di wajah Asahi menghilang.
" Hyung ni kenapa? Serius benor muka. " ujar Haruto diakhir dengan terkeheh kecil.
" Haruto, get ready please. "
" Ke-kenapa? "
Tanpa izin Haruto, Asahi menarik laju tangan Haruto dan membawanya berlari menuju ke suatu tempat.
☔︎
" Hyung dah kenapa berhenti tepi jalan besar ni? " Haruto terus menyoal Asahi yang tiba - tiba memberhentikan motorsikal yang dinaiki mereka berdua di tepi jalan.
" Jangan banyak tanya. Cuba kau tengok dekat hadapan tu. " arah Asahi tegang dan Haruto sekadar menurut.
" Habistu kenapa hyung? " Haruto menyoal malas.
Asahi memegang dadanya tanda sabar.
" Aduh.. Hmm kau ikut je hyung pergi sana. Tapi hyung mohon kau kuatkan diri kau. " Asahi memandang Haruto sekilas lalu berjalan laju menuju ke suatu tempat.Haruto menyengetkan kepalanya ke tepi. Bingung dengan perlakuan Asahi. " Jap kenapa? "
Asahi yang mendengar, terus berhenti berjalan dan membalikkan badannya menghadap Haruto. " Jeongwoo.. Dia.. "
" Jeongwoo? Dia.. kenapa? " Mula timbul rasa pelik dalam dirinya. Seakan - akan dapat merasakan sesuatu yang tidak baik berlaku.
Tanpa membalas soalan Haruto, Asahi teruskan berlari dan akhirnya Haruto juga ikut berlari tanpa menyoal lagi.
Sesampainya di sana, Haruto terkejut apabila baru perasan ada sebuah kemalangan yang melibatkan sebuah teksi. Pada ketika itu, teksi itu tengah dinaikkan ke atas jalan raya semula. Kemungkinan teksi itu terjunam ke dalam gaung, fikir Haruto. Masih berfikir kenapa Asahi membawanya ke sana.
Namun, apabila terpandang nombor plat teksi itu, Haruto membeku. Merasakan detak jatungnya berhenti.
" Jeong... Woo? "
" Itu.. bukan ke teksi yang Jeongwoo naik tadi? " Soal Asahi tiba - tiba yang membuatkan Haruto kembali tersedar. Dia terus laju berlari ke teksi itu sambil menjerit nama sahabatnya itu.
YOU ARE READING
hujan ⨾ haruto dan jeongwoo ✔︎
Ciencia Ficciónnote : not b×b fanfic. this fanfic is about hajeongwoo friendship! "Kata Haruto, Jeongwoo itu juga jantung baginya. Tanpa Jeongwoo, pasti hidup dia dipenuhi dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan." Daripada kecil lagi, mereka berdua tidak dapa...