Yoongi selama 23 tahun umurnya, untuk pertama kalinya melihat sendiri sebuah kediaman yang sering menjadi tempat tinggal keluarga bangsawan di televisi. Ia dengan menenteng satu tas hitam besar berisi semua barangnya, berjalan mendekati mansion besar itu sambil tak hentinya memandang penuh kagum kemegahannya."Aku tidak menyangka akan tinggal di Istana ini" gumamnya penuh kekaguman.
Yoongi berhenti ketika sudah berhadapan dengan pintu utama yang besarnya dua kali lipat dari ukuran biasanya.
Dari luar mansion ini begitu megah dengan arsitektur classic dengan warna dominan putih gading. Ia semakin dibuat penasaran penampakan bagian dalam mansion besar ini.Yoongi menekan dua kali bel disamping pintu, menunggu pintu besar di depannya terbuka dengan perasaan gugup.
Yoongi mundur sedikit kala pintu besar itu terbuka ke dalam, ada seorang wanita paruh baya dengan seragam khas maid berwarna hitam putih menyambutnya dengan senyuman ramah.
Yoongi balas tersenyum sambil membungkukkan badannya.
"Min Yoongi maid baru itu kan?" tebak wanita itu sambil menatap Yoongi.
Yoongi mengangkat kepala kemudian mengangguk mengiyakan, kedua tangannya dibawa menggenggam erat tali tasnya.
"Benar nyonya, Min Yoongi pelayan baru."
Wanita paruh baya itu kemudian menarik sebelah tangan Yoongi untuk dibawa melewati pintu utama.
"Ayo masuk Yoongi-ya, kau pasti lelah karena perjalanan panjang untuk sampai ke mansion ini."
Yoongi disamping wanita tadi mengangguk malu-malu.
"Panggil aku bibi Han aku kepala pelayan disini. Kebetulan tuan muda sedang ada diruang tengah, ayo kita kesana dulu" ujar bibi Han.
Yoongi yang sudah dua tahun lulus kuliah seringkali gonta-ganti pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri.
Bermacam pekerjaan pernah ditekuni nya, dari menjadi pelayan restoran cepat saji, menjadi kasir toserba 24 jam bahkan menjadi buruh kasar pun ia pernah.Dia yang hidup sebatang kara setelah kematian kedua orang tuanya pada kecelakaan bis beberapa tahun lalu sudah harus bekerja keras untuk melanjutkan pendidikannya.
Dia bangga bisa menjadi sarjana dengan usahanya sendiri. Dengan ijazah sarjana nya Yoongi masih saja kesulitan mencari pekerjaan di kota metropolitan Seoul, disaat biaya hidup yang tinggi justru mencekiknya.
Kala itu ia yang terkantuk dengan tangan penuh busa sabun mencuci piring ditegur oleh temen sepekerjaannya. Yoongi dengan lingkar hitam dibawah mata terlihat kusut, dia masih harus mencuci piring kotor rumah makan part timenya, padahal jam sudah menunjukkan tengah malam.
Jarum jam sampai pada angka satu dini hari ketika Yoongi sampai dirumah, dia harus bebersih diri dulu baru bisa menyelami dunia mimpi.
Ia masih harus bangun sebelum pagi sekali untuk memasak bekalnya saat menjalani shift pagi di cafe dekat perkotaan. Yoongi masih harus jalan kaki ke tempat kerja, yang jaraknya jauh dari apartemen kecil Yoongi.Temannya pemuda yang juga bertubuh pendek sepertinya menggenggam gagang pel, berdiri disamping wastafel tempatnya mencuci piring. Jimin namanya.
"Yoongi, kau tidak kelelahan kerja part time seperti ini tiap harinya?" Jimin bertanya saat hanya tersisa dirinya dan Yoongi di bagian dapur.
Yoongi yang tersadar dari kantuknya saat Jimin melontarkan pertanyaan yang beberapa kali juga ditanyakan orang lain padanya. Sambil tangannya yang terlapis sarung tangan menggosok piring dan gelas bekas pakai, dia menjawab dengan jawaban yang sama pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐌𝐀𝐈𝐃• -𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 𝐟𝐭 𝐓𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤-
Fanfiction-Yoongi tidak pernah menyangka keputusannya menjadi maid untuk pasangan paling berpengaruh di negerinya justru menjungkir balikkan dunianya.