Hari minggu setelah makan siang Yoongi dibawa pada ruang santai oleh Taehyung.Meski kebingungan dan tidak tahu apa maksud Taehyung membawanya Yoongi tetap mengikuti. Mengekor bak anak ayam di belakang punggung tegap Taehyung.
Setelah menyuruh Yoongi mengikutinya Taehyung sama sekali tidak membuka suara. Dia hanya berjalan dalam langkah ringan dengan kedua tangan yang tersimpan pada kantong celana.
Yoongi memandangi punggung lebar Taehyung. Jika tuan nya dalam mode rumah seperti ini dia tidak terlihat seperti seorang pria dewasa berumur 33 tahun. Taehyung lebih terlihat seperti anak laki-laki berumur 25 tahun, kalem dan tentu saja mempesona.
Mengeratkan remasan pada ujung baju, Yoongi sedikit berlari mengejar langkah lebar Taehyung. Dia sedikit kesusahan, merutuk kenapa kakinya tidak sepanjang milik Taehyung.
Yoongi berkedip bingung menatap pintu ruang santai yang dibukakan Taehyung untuknya. Ia memandang meminta penjelasan.
Taehyung mengelus pipi Yoongi sebentar, "Masuklah, ada yang harus kita bicarakan"
Melakukan seperti yang dikatakan Taehyung, Yoongi melangkah pelan masuk lebih dalam. Ia memandangi kagum ruangan besar yang terdapat di lantai dua. Sejujurnya Yoongi tidak pernah memasuki ruangan ini, dia sangat menjaga privasi tuannya.
Bersamaan manik karamel yang bertemu jelaga hitam, langkah Yoongi terhenti pada detik pertama keterkejutan. Pegangan di bahunya menghantarkan rasa kejut yang membuat jantungnya berpacu cepat. Nafas Yoongi tercekat dengan wajah yang memucat perlahan.
Telapak tangan dingin Yoongi sekejap dilingkupi kehangatan, ia melirik tangan besar yang menggenggam erat di sela jarinya.
"Aku di sini."
Bak mantra penenang, ajaibnya perasaan tidak nyaman yang semula menyelimuti Yoongi menghilang.
Tangan yang digenggam ditarik dan dibawa duduk pada sofa panjang. Yoongi menunduk menghindari tatapan tajam yang ditujukan kepadanya.
"Kak?"
Yoongi sedikit merengek saat Taehyung melepaskan genggaman tangan mereka dan duduk pada sofa single lainnya.
Senyum tipis dari Taehyung untuk Yoongi setidaknya lebih baik, dibanding dia harus ditinggalkan sendirian disaat dirinya di tatap bak seorang mangsa.
"Berhenti menatapnya seolah Kau ingin menerkamnya" tegur Taehyung.
"Aku memang ingin menerkamnya... di ranjang"
"Jungkook"
"Iya iya"
Jungkook mendecak, ia hanya bercanda tapi Taehyung terlalu serius menanggapinya.
"Bicara padanya"
"Aku?" tunjuk Jungkook pada dirinya sendiri.
"Tentu saja" Jungkook merotasikan bola mata, Taehyung cerewet sekali.
"Yoongi... kau masih takut denganku?"
"I-iya"
"Baguslah, karena lebih baik begitu"
"Sudah?" tanya Taehyung begitu melihat Jungkook menyandarkan punggung. Jungkook lebih terlihat mengintimidasi Yoongi yang mengkerut di kursinya dibanding berbicara atau meminta maaf seperti yang diharapkan Taehyung.
"Memangnya aku harus apa lagi? Membaca puisi di depannya?"
"Tidak, mulut manismu itu lebih baik diam saja."
Jungkook menjentikkan jari, ia menatap Taehyung dengan binar yang dibuat-buat. "Nah itu kau tahu"
Taehyung berdehem. Sembari menatap Yoongi dan Jungkook bergantian. Ia merilekskan otot leher, sebentar lagi saatnya, cepat atau lambat Taehyung harus mengatakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐌𝐀𝐈𝐃• -𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 𝐟𝐭 𝐓𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤-
Hayran Kurgu-Yoongi tidak pernah menyangka keputusannya menjadi maid untuk pasangan paling berpengaruh di negerinya justru menjungkir balikkan dunianya.