"Sayang"Kabut mimpi mungkin masih menggantung indah dikepala Jungkook, tapi dia tahu apa yang harus dilakukan. Kedua tangannya bergeser melilit semakin erat pinggang ramping seseorang yang masih menyelam di alam bawah sadar, bergabung bersama Taehyung yang sudah menjerat kedua kaki Yoongi dengan kakinya.
Sekarang Yoongi tidak akan bisa kabur seperti sebelumnya. Pintu kamar pun sudah Jungkook kunci dan dia simpan jauh. Dalam hatinya masih menyimpan sedikit kekesalan karena Yoongi selalu tertidur saat mereka akan melakukan acara 'inti'.
Hari masih terlalu pagi, matahari bahkan belum muncul ke permukaan. Jadi Taehyung dan Jungkook lebih memilih memejamkan mata, sekiranya mungkin bisa terlelap kembali. Pun Yoongi yang nampak tidak terganggu sama sekali menjadi penengah diantara dua pria dewasa yang lagi-lagi 'mengerjainya'.
Yoongi merasa tidurnya sangat nyaman, tidak menyadari dia hanya menggunakan sweatshirt hitam milik Jungkook.
Kesadarannya mulai terkumpul perlahan saat untaian nafas hangat menerpa tengkuk lehernya. Yoongi mencoba membuka mata yang terasa sangat berat. Inginnya kembali melanjutkan tidur tapi sayangnya hidung mancung yang berjarak beberapa centi dari matanya memaksanya kembali ke permukaan.
Hidung mancung dengan garis tulang yang tinggi dan satu tahi lalat kecil yang menghias membuat kepala Yoongi berkunang.
Masih mengerjapkan kelopak mata, Yoongi mendongak sedikit, meneliti mata yang tertutup dengan bulu mata panjang, bersanding serasi dengan alis yang tebal. Yoongi rasanya mengenal siapa yang memiliki fitur wajah yang tadi di deskripsikannya.
'Tidak mungkin, tidak mungkin. Ayo tidur lagi Min Yoongi dan kau akan bangun di ranjang mu yang nyaman'
Tidak! Mata Yoongi membelalak lebar. Tidak mungkin, sesuatu seperti tengah melilit erat perutnya, pasti ada yang tidak beres Yoongi yakin itu.
"K-kak?!"
Yoongi takut-takut bersuara. Dia tidak bodoh untuk menyadari situasi apa yang kini dialaminya, lagi.
"Kau sepertinya suka sekali tidur huh?"
Yoongi tidak tahu kenapa kalimat yang diucapkan oleh Jungkook, dia yakin, penuh sindiran. Yoongi merasa perutnya menegang, situasi ini bukanlah hal yang bisa ditanganinya. Dia terkunci, dalam lilitan Jungkook dan sudah pasti Taehyung.
Yoongi memejamkan mata, perlahan rona merah mengepul di pipinya. Kedua tangannya terkepal di depan dada. Wajah Taehyung hampir tanpa jarak dengannya. Yoongi panik, otaknya buntu memikirkan tindakan apa yang harus dilakukan. Yakin dengan pasti, Jungkook tidak akan melepaskannya dengan mudah.
Nafas Yoongi tercekat di tenggorokan begitu kelopak mata di depannya terbuka, memperlihatkan obsidian yang tepat menghunus karamelnya.
Tawa Jungkook berdengung rendah di belakang, menimbulkan remang di seluruh tubuh Yoongi. Merasakan tubuh kecil yang menegang terasa sangat lucu bagi Jungkook. Dia tahu, mungkin itu perbuatan Taehyung.
Taehyung tidak mengambil tindakan apapun saat menyaksikan Jungkook yang menarik Yoongi agar menempel dengannya. Hidung mancung Jungkook mengendus perpotongan leher Yoongi yang terbuka karena kerah besar yang dipakai.
Yoongi membeku, ketika Taehyung membawanya beradu tatap. Seakan berusaha menelanjanginya.
"Aku lapar, lepaskan dia sayang"
"Tidak"
Yoongi tanpa sadar menggapai T-shirt bagian depan Taehyung dan meremasnya. Bahunya mulai terasa basah oleh sapuan lidah hangat Jungkook.
"Sayang, ku bilang lepaskan dia. Aku lapar dan harus bekerja"
"Akh!" Jungkook mendecih kesal, dia menggigit cuping telinga Yoongi sebagai pelampiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐌𝐀𝐈𝐃• -𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 𝐟𝐭 𝐓𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤-
Fanfiction-Yoongi tidak pernah menyangka keputusannya menjadi maid untuk pasangan paling berpengaruh di negerinya justru menjungkir balikkan dunianya.