Chapter 26

557 54 8
                                    










Yoongi memandang sekeliling kamarnya untuk terakhir kalinya. Kamar yang dua kali lipat lebih besar dibanding ruang tamu tempat tinggalnya yang dulu. Ranjang empuk yang menjadi pengantar mimpi indahnya.

Ada dua koper besar dan tas hitam yang sudah diisi semua barangnya. Semua tanpa terkecuali, Yoongi menolak membawa barang yang dibeli bukan dengan uangnya tapi Taehyung memaksa, berdalih bahwa apa yang sudah dibeli adalah miliknya sendiri.

Hari ini Yoongi bisa pergi seperti yang diinginkannya. Mereka melepasnya, meski hati Yoongi lega tapi dia tidak bisa menyangkal sesak di dada. Dia mencintai mereka berdua, jujur saja. Tapi bukankah ini yang Yoongi inginkan? Ingin hidup tanpa ada mereka lagi di hidupnya. Terdengar jahat sekali ketika hanya mereka yang bisa memberinya cinta.

Terima kasih kepada pria hangat seperti dr. Namjoon yang merawat luka fisiknya, juga Seokjin yang meski terlihat sangat dingin dan mengintimidasi sebenarnya pria itu sangat baik padanya.

Yoongi tahu bahwa kedua kakak itu memukuli adiknya karena perbuatan yang dilakukan kepada Yoongi. Yoongi mendengarnya tapi dia ingin menjadi tuli dan menutup mata, biarlah mereka juga merasakan apa yang dirasakannya.

Jungkook dan Taehyung tidak pulang sejak peristiwa hari itu, hari ini mereka kembali bertemu ketika berpapasan. Yoongi tidak mengatakan apa-apa begitu mata mereka bertemu tatap, Jungkook memutuskan tatapan mereka lebih dulu dan Taehyung sama sekali tidak meliriknya.

Yoongi dapat mencium aroma alkohol menguar pekat dari mereka ketika keduanya pulang pagi itu. Entah siapa yang mabuk tapi dia yakin bukan hanya Jungkook, melihat dari cegukan yang terdengar pelan di bibir Jungkook, dan rambut hitam Taehyung yang sedikit berantakan juga wajah lelahnya.

Yoongi tidak tahu hari berat apa yang sudah di lalui mereka, atau seberapa parahnya mereka menahan sakit ketika harus melepaskannya.

Sampai sekarang dia tidak lagi melihat Jungkook maupun Taehyung berkeliaran di mansion, padahal sudah masuk waktu makan siang tapi hanya kesepian di Mansion itu yang dirasa Yoongi.

Yoongi tidak sejahat itu sampai bisa makan dengan lahap dan tidur dengan nyenyak ketika benang merah mereka akan putus. Hubungan mereka seperti tali yang rapuh, perlahan akan putus, tepatnya hari ini begitu kakinya meninggalkan wilayah Mansion.

Yoongi tidak bisa untuk memasukkan lebih dari tiga suap nasi ke dalam mulutnya. Mulutnya mengunyah seperti mesin tua berkarat, lambat dan kadang macet.

Beratnya menurun, Yoongi sadar begitu mengenakan celana jeansnya yang biasa pas dipinggulnya kini malah longgar jika tanpa menggunakan belt. Wajar karena dia tidak pernah menyantap lebih dari lima sendok sehari selama tiga hari ini, Yoongi terlalu lemah untuk menghadapi sedihnya perpisahan.

Meski hanya dia yang mengisi Mansion, Yoongi tetap menyalakan kran air begitu deras sampai mengalir membanjiri kamar mandi. Dia tidak peduli jika air hanya terbuang sia-sia, atau banjir kecil yang ditimbulkannya, yang diperdulikannya hanyalah bagaimana caranya menyingkirkan rasa tidak nyaman di hatinya, meski ia harus menangis keras sekalipun.

Yoongi tersenyum pilu melihat ponselnya yang menampilkan gambar dirinya yang berbaring di ranjang Jungkook, bersama Taehyung dan sang pemilik kamar berbagi memeluk tubuh mungilnya. Taehyung menyandarkan kepalanya di bahu telanjang Yoongi, sedangkan Jungkook memeluk perutnya dengan tawa kelincinya.

Yoongi ingat foto itu diambil dengan kamera profesional milik Jungkook yang dipasang di tripod di depan ranjang. Yoongi juga tidak bisa menghitung seberapa banyak foto mereka dan dirinya yang diambil dengan kamera polaroid Jungkook.

Saat itu Yoongi tidak sadar ketika dia dan Taehyung sedang bercinta dikamar Jungkook, si pemilik kamar datang tanpa diketahui membawa perlengkapan kameranya untuk merekam kegiatan mereka.

•𝐌𝐀𝐈𝐃• -𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 𝐟𝐭 𝐓𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang