13.

536 77 26
                                    

POV JIMIN...

'Haaaahhhh... Haaaahhh...'

Aku berlari menuju apartemen yang ditunjukan Hoseok tadi pagi. Yah, kenapa aku tidak memakai supir ku untuk mengantar ku? Karena Hoseok tidak mau ada yang tahu tentang keberadaannya.  Kau tahu aku menggunakan apa??

Yup, bis umum.

Yang dari halte, aku harus berjalan kaki lagi sekitar 2 kilometer untuk sampai ke apartemen.

Cuaca sedang panas, tapi aku tidak gentar untuk mengetahui keberadaan sahabatku itu. Tidak, lebih tepatnya Hoseok itu susah ku anggap seperti saudaraku. Kami memang anak satu-satunya di keluarga kami, dan kami itu seperti kekurangan kasih sayang dan aku sendiri pun kadang iri pada teman-teman ku yang mempunyai saudara kandung.

Saat bertemu Hoseok, entah kenapa aku sangat cocok dengannya. Tidak butuh waktu lama kami saling mengenal, karena aku dan Hoseok sudah menjadi satu saudara.

Dan hal yang paling ku benci adalah keluarga dari Hoseok. Apalagi ayahnya, Tuan Jung Yoojeon. Ah, rasanya aku ingin mengajak Hoseok tinggal bersamaku, dan aku akan meminta kepada ayah ibu ku untuk menjadikan Hoseok anak mereka.

Tapi itu hal yang mustahil. Hoseok yang keukeuh janji pada ibunya untuk menjaga ayahnya sebaik mungkin.

Lalu, apa yang di dapat Hoseok? Cacian, makian, tuduhan-tuduhan yang menurutku sangat tidak masuk akal. Dan lagi, ayahnya sering sekali menyiksa Hoseok secara fisik.

Aku tidak tahu bagaimana keadaan mental nya, yang aku tahu Hoseok selalu tersenyum dihadapanku walaupun terdapat banyak luka pada wajahnya ataupun tubuhnya. Dan aku hampir tidak bisa bernafas saat Hoseok disiksa sang ayah hingga kritis.

Aku tidak percaya, ada orangtua kandung yang dengan ringannya menyiksa darah dagingnya sendiri.

Lagi-lagi aku melihat GPS di ponsel ku. Pandanganku tertuju pada gedung tinggi dan mewah.

"Oh shit. Yang benar saja kau Hoseok?!"

Aku terus saja menumpang dalam hati. Tapi... apakah ini benar??? Aku kembali melihat titik GPS ku, titiknya sudah benar dan nama apartment nya pun juga...benar.

Dalam hatiku, Hoseok menjual dirinya pada seseorang sehingga ia bisa menyewa apartment mewah ini. Ah, ini harus Aku tanyakan langsung pada Hoseok saat bertemu nanti. Lihat saja.

Ting....

Akhirnya aku sampai di depan pintu apart yang Hoseok beri tahu, dan menunggu pintu terbuka setelah memencet bel nya. Sesekali aku melihat-lihat area sekeliling ku, bisa dibilang sangat mewah. Ah, pikiran buruk ku kemana-mana karena Hoseok. Aku sangat khawatir saat Bibi nya Hoseok memberitahu bahwa Hoseok sudah tidak pulang selama 3 hari. Begitupun demikian, Hoseok juga absen sekolah. Padahal ia tahu bahwa sekarang-sekarang ini waktu sekolah sangat padat untuk ujian kelulusan. Aku tidak mau Hoseok tertinggal.

Ceklek...

Ah, akhirnya pintu itu terbuka. Dan seorang maid muncul dari balik pintu.

"Selamat siang, nyonya."

"Ah, Selamat siang juga Tuan. Hmm... teman dari Tuan Hoseok?"

"Ah, iya. Benar. Saya teman dari Hoseok. Jimin."

Maid itu tersenyum padaku dan menyuruh ku agar cepat masuk ke dalam. Dan apa yang ku lihat saat masuk? Wow...

Banyak lukisan yang aku bilang termasuk langka dan sangat mahal terpampang di dinding. Elegan, pernak-pernik yang cukup mahal. Sambil berjalan mata ku tidak berhenti untuk melihat sekeliling isi dari apartment ini.

O N L Y (VHOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang