23.

418 32 9
                                    

Pov Jungkook

Aku...

Menancapkan gas pedal mobil ku cukup cepat. Dan Ya, kali ini aku tidak bisa membendung emosi ku lagi. Sudah cukup aku menderita dengan segala ekspetasi-ekspetasi ke dua orangtua ku, yang selalu menjadi beban hidupku.

Itu memang benar adanya, dan aku membicarakan fakta terhadap hidupku yang menjadi tak karuan ini. Aku hilang arah karena mereka. Aku kehilangan jati diriku sendiri, sampai-sampai aku tidak mengenal diriku sendiri.

Malam di 4 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya aku benar-benar sangat marah pada ke dua orangtua ku. Kenapa? Karena mereka mengatur apa yang menjadi privasi ku. Tidak menyukai hubunganku dengan Hoseok, karena hal yang menurutku sepele.

Sebelum aku memberanikan diri untuk mendekati pelajar tahun baru Sekolah menengah yang sedang mengunjungi gedung Fakultas ku itu, aku mencari tahu keseharian, keluarga, teman terdekatnya. Dan fakta yang ku ketahui membuat ku gencar dan bersemangat untuk melindungi pria itu.

Betapa kagetnya aku, ketika sahabatnya Jimin memberitahuku kalau Hoseok sekarat di rumah sakit akibat dipukuli ayahnya sendiri. Entah keberanian darimana, aku yang diam dan tidak peduli berteriak dihadapan tuan Jung yang tak lain adalah ayah dari kekasihku.

"Dia ayahku, Hyung.."

"Aku tahu!! Dia adalah ayahmu. Tapi apakah wajar seorang ayah memukuli anaknya sendiri hingga sekarat?!"

Aku marah, sangat marah.
Aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosi ku saat itu. Akan tetapi sorot mata itu, aku bisa melihatnya. Ketulusan bercampur kesedihan di mata Hoseok. Dan ia masih tetap berusaha menenangkan amarahku, dengan cara menggenggam sekaligus tersenyum yang menyatakan kalau dirinya baik-baik saja.

Aku masih mengemudikan mobil ku, dan entah kenapa aku memutar stir ku menuju apartemen yang semalam. Ya, tempat tinggal Hoseok sekarang. Tidak ada tujuan lagi selain rumahnya.

Aku tidak tahu kalo sampai seburuk ini hubungan antara orangtua dan anak itu, yang ku kira setelah aku pergi akan membaik.

Nyatanya sama saja.

Malah semakin membabi buta, dan sekarang aku menemukan Hoseok tinggal sendirian di Apartemen.

Ting.. Tong..

Aku sampai didepan pintu, dengan segera aku menekan bel diintercom. Sedikit bercak darah menempel pada bel apartemen Hoseok. Tangan ku terus mengeluarkan darah sejak tadi, akibat aku terkena pecahan kaca pagi tadi saat bertengkar dengan ayah ku.

Rasa nyeri pun masih terasa, tapi ku tahan karena aku pikir ini bukanlah seberapa dari sakitnya Hoseok. Ayahku yang tidak berhenti menghina Hoseok, membuatku muak.

Aku tidak bisa...

Aku tidak bisa orang yang ku cintai dihina dihadapan ku. Walaupun itu adalah orangtua ku sendiri.

Ting .. Tong..

Aku kembali mencoba menekan bel pintu apartemen nya, dan terdengar suara langkah kaki yang kian mendekat ke arah pintu.

Dan...

Click

"Siapa- Jungkook?"

Tunggu,

Kenapa dia-

Ada disini?

Di apartemen Hoseok?

"H-hyung... Tae-hyung..."

Jantungku mulai berdegup kencang tak karuan, hati mulai gelisah. Kenapa ada Tae-hyung disini? Di apartemen yang HoSeok tinggali sekarang?

O N L Y (VHOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang