21.

393 36 4
                                    

Note. Untuk chapter ini, please bgt buat dengerin lagu yg udah aku share diatas⬆️ biar feel nya dapet..

Flashback on

Rasa rindu itu masih tersimpan rapi dihati Hoseok yang mungkin sudah lama ia pendam selama ini. Tak menyangka sama sekali bahwa ia akan bertemu cinta pertamanya dalam keadaan yang tidak disangkanya.

Selama perjalanan, mereka hanya terdiam. Tak ada yang berani memulai pembicaraan diantaranya, terlalu canggung. Pandangan Hoseok yang masih betah menatap jendela, dengan itu mungkin adalah cara agar Jungkook tidak mengatakan dan bertanya apapun padanya. Bisa dibilang Hoseok menghindarinya, sebisa mungkin karena ada hati yang harus ia jaga sekarang.

Walaupun kesakitan sebenarnya, tapi Hoseok telah memilih untuk berkorban demi cintanya yang sekarang. Menanggung resiko sebesar apapun, demi cintanya.

Kim Taehyung...

Ah, Hoseok hampir lupa dengan janjinya dengan pria itu yang akan menunggu di apartemen. Hoseok melirik jam tangannya yang melingkar ditangannya yang cantik itu.

Sampai-sampai Jungkook yang tidak betah dengan kecanggungan mereka, menginterupsi.

"Hmmm... Apa kabarmu, Hoseok-a?" Tanya Jungkook.

Hoseok menoleh saat Jungkook bertanya, dan kembali menunduk. "A-aku baik. Hyung sendiri, apa kabar?" Lirih Hoseok.

Jungkook merasa ia bisa memulai perbincangan ringan dengan orang yang menjadi alasannya pulang cepat ke tanah air setelah pendidikannya selesai.

"Aku pun baik. Lebih baik setelah... bertemu dengan mu." Jawab Jungkook.

Namun, setelah itu Hoseok kembali terdiam. Hanya menjawab dengan senyuman yang sangat tipis. Jungkook pikir, Hoseok masih membencinya karena kesalahannya pada masa lalu. Jungkook berusaha untuk kembali mengawali pembicaraan, ia tidak ingin pertemuannya dengan Hoseok menjadi sia-sia.

"Bagaimana sekolahmu? Bukankah sebentar lagi adalah kelulusan mu?"

Hoseok masih terdiam, menikmati pemandangan yang lebih menarik diluar jendela. Tapi Hoseok mendengar dan mengerti, maksud Jungkook.

"Ya. Hanya tinggal kelulusan." Jawab Hoseok sekenanya.

Ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Bingung, terkejut, dan sangat tidak disangka-sangka. Yang ia inginkan hanyalah agar segera cepat pulang.

"Tapi... Maaf, bolehkah aku menanyakan sesuatu darimu?"

Baiklah, Jungkook harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Ia benar-benar merindukan pemuda sembilan belas tahun yang duduk berada disampingnya itu. Ia tidak mau melewatkan kesempatan ini, lalu dengan tiba-tiba Jungkook menepikan mobilnya ditepi jalan yang mulai sepi karena sudah malam.

Hoseok yang terkejut karena mobil yang ia tumpangi berhenti di tepi jalan. Lalu pandangannya beralih dimana Jungkook berada, dan kembali terkejut karena tangan Jungkook sudah berada di pipinya.

Pandangan mereka bertemu, dan Hoseok melihatnya. Pandangan Jungkook yang tersirat memendam kerinduan mendalam, sama sepertinya. Pandangan yang ia rindukan semenjak terakhir kalinya ia melihat punggung tegap itu pergi dan menghilang.

Mata doe milik Min Jungkook tak pernah terlupakan, pria yang ia damba sejak empat tahun silam. Dan kenangan-kenangan dulu kembali berputar seperti kaset kusut.

Begitupun dengan Jungkook, sadar bahwa apa yang ia lakukan sekarang adalah lancang. Bahkan tidak tahu diri. Tangannya yang tiba-tiba saja menyentuh wajah sosok yang ia kasihi, sedikit memberi elusan pada kelopak mata yang sembab dan mulai bengkak karena terlalu banyak menangis.

O N L Y (VHOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang