Waktu semakin cepat berlalu, hari silih berganti begitupun takdir. Takdir dipertemukan orang baik nyatanya kini sudah Hoseok rengkuh, datang terlambat waktu saat ia benar-benar membutuhkan seseorang untuk bersandar. Cinta itu kini semakin dalam, walaupun pada kenyataannya Hoseok sama sekali tidak tenang.
Merasa dirinya diikuti seseorang yang tidak dikenal sama sekali, belum lagi berita dirinya dengan Taehyung pun sedikit demi sedikit sudah mulai menyebar. Di sekolah Hoseok merasa semakin banyak yang membicarakannya. Hampir semua orang, rasanya ia ingin cepat lulus dari sini.
Sekali lagi, Jimin yang selalu huuh disampingnya selalu menasehati dirinya yang berpikir kalau ia 'salah'.
Salah dalam arti??
Mencintai seseorang bernama Kim Taehyung??
"Apakah sebegitunya kamu tidak suka jika aku bersama Taehyung-hyung?"
"Bukan. Jangan menutup mata mu, Hoseok-ah. Dia milik orang lain. Kau lihat sendiri kan sekarang? Bagaimana media memberitakan mu dengan pengusaha Kim itu? Cobalah berpikir Jernih, kau sahabatku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu apapun dengan mu."
Hoseok hanya bisa diam. Apa yang dikatakan sahabatnya memang kenyataannya seperti itu. Hoseok tidak menyalahkan sama sekali, hanya saja memang dia yang bodoh. Bodoh karena cinta.
Apakah bisa?
Apakah bisa Hoseok hidup tanpa Taehyung?
Apakah bisa Hoseok hidup tanpa cintanya Taehyung?Hoseok lelah, ia menghembuskan nafasnya pelan. Kali ini Hoseok benar-benar tidak bisa berpikir Jernih. Sudah banyak pesan terror dari ponselnya yang ia sendiri pun tidak tahu asalnya.
Sebenarnya hal seperti ini sudah Hoseok prediksikan dari dulu, sebelum ia mengambil keputusan. Sudah dibicarakan dengan sang kekasih untuk kedepannya. Hoseok tahu, pun peka. Taehyung tidak berbohong padanya, Taehyung menepati janjinya. Berusaha untuk mempertahankan dirinya, karena cinta nya sekarang hanya untuk pemuda biasa seperti Hoseok.
"Aku akan bicara lagi dengannya, Jim. Mungkin setelah dia sepulang bekerja, aku akan menyuruhnya untuk pulang ke Apartemen."
"Sebaiknya begitu. Kau harus membicarakan ini dengan Tuan Taehyung. Kau tahu, yang aku takutkan saat ini adalah jika ayah mu mengetahui ini semua."
"Dia tidak akan peduli."
"Justru sebaliknya, hobi-ah. Dia mencari mu. Bibi Kang semalam datang kerumah ku untuk mencari mu."
Hoseok terkesiap. Pandangannya terarah pada Jimin kali ini, seolah bertanya. Mungkin kah ayahnya mencarinya?
Khawatir?
Benarkah?
Seakan Jimin mengerti, ia melanjutkan ceritanya. "Bibi Kang menangis karena merindukanmu. Pulang lah dulu, temui Bibi Kang. Katanya Tuan Jung mencari mu."
Ya, Hoseok pun begitu merindukan Bibi Kang nya. Orang yang sudah merawat Hoseok setelah ibunya meninggal, dan Hoseok sudah menganggapnya seperti ibunya sendiri. Ia menunduk untuk menahan tangisnya, apakah bahagia benar-benar tidak b erada dipihaknya?
Hoseok sudah begitu bahagia mengingat bahwa tempo hari saat bersama Taehyung membicarakan tentang masa depan.
Bagaimana hubungan mereka terus berjalan, sampai dimana Taehyung mengucap janji yang menurut Hoseok sangatlah sakral. Mengingat Taehyung pernah mengajaknya tiba-tiba ke sebuah gereja kecil di sebuah desa saat mereka pulang dari liburan.
Mau tidak mau mereka harus menepikan mobil mereka saat itu karena hujan deras yang terus mengguyur desa. Melihat Hoseok yang sudah lelah apa salahnya mereka beristirahat sebentar sambil menunggu hujan Reda.
Ingatan itu sekelejap kembali teringat dalam pikiran Hoseok. Sungguh, dirinya kini semakin merasa tidak berdaya dengan keadaan ini. Hoseok belum siap jika memang hal yang tidak ia inginkan terjadi dalam waktu dekat.
Kembali ia menatap jarinya yang ada sebuah benda melingkar di jari manisnya. Cincin perak yang pernah Taehyung berikan padanya di hadapan Tuhan saat itu. Dengan janji bahwa Taehyung tidak akan meninggalkannya dan terus mencintainya.
"Aku bukanlah pria yang mungkin bisa merangkai Kata-Kata manis. Namun kali ini, aku Kim Taehyung di hadapan Tuhan aku berjanji bahwa aku akan selalu membuat pria yang ku cintai ini... Jung Hoseok bahagia. Aku berjanji, cinta yang yang aku berikan ini, tulus serta murni dari hati ku yang paling dalam untuk terus mencintai pria cantik yang sekarang ada di hadapanku, Jung Hoseok. Mencintaimu dalam suka maupun duka. Dan dihadapanNya, aku bersumpah dan berjanji untuk selalu ada di sisimu. Aku mencintaimu, Jung Hoseok."
Air mata itu kembali tumpah meruah, Hoseok tak bisa lagi membendung nya. Jatuh setiap tetes mengandung rasa sakit dihatinya. Sakit yang hampir sembuh, kini kembali terbuka. Menganga lebar, perih yang tak bisa diungkapkan.
Mengapa...
Mengapa Tuhan tak sekalipun memberikan kebahagiaan padanya?
Kasih sayang yang hanya bisa ia bayangkan. Elusan lembut yang ia rindukan dari tangan tegas sang ayah. Namun kenyataannya tak pernah ia dapatkan semenjak mendiang ibunya meninggalkannya.
Dan HoSeok memulai hari-harinya dengan kemarahan ayahnya.
Jimin pulang lebih dulu setelah berbicara dengannya. HoSeok yang masih merenung dikelas beranjak dari kelasnya karena hari mulai gelap. Setiap langkahnya banyak sekali pikiran yg terus mengganggu,
Kenapa...
Harus bagaimana...
Sampai kapan...
HoSeok masih dibayangi rasa euphorianya dengan Taehyung, akan kah berakhir seperti ini?
Rasa yang lama hilang kini bangkit lagi dengan hadirnya Taehyung dihidupnya, apakah harus HoSeok redupkan lagi?
Mengorbankan kebahagiannya lagi?
Hancur...
Remuk sudah HoSeok sekarang. Tak ada lagi tempat untuk berpulang. Tak ada lagi tempat untuk berlindung, yang harus ditelan hidup-hidup dengan kenyataan pahit.
Meraung pun sudah percuma, pilihan yang ia pilih sebelumnya malah membuat dirinya hancur berkeping-keping. Merasa kembali bergairah untuk hidup, kini semua hanya khayalan belaka.
Sekarang, kemana HoSeok harus pulang?
Tik... Tik...
Hujan pun turun...
Hujan pun tahu hatinya tidak baik-baik saja. Tangisnya kini menyatu dengan derasnya hujan, titik-titik air jatuh basah membelenggu tubuhnya.Sampai-sampai, HoSeok tidak menyadari kehadiran seseorang yang sedari tadi memperhatikan nya.
Sedikit demi sedikit langkah itu mendekat pada tubuh kurus Hoseok. Mengarahkan payung yang ia bawa ke tubuh ringkih mantan kekasihnya itu.
"HoSeok... "
"J-jungkook h-hyung... "
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
O N L Y (VHOPE)
Fanfic"Aku hanya ingin menjadi alasan dalam senyum mu. Walau kenyataannya aku hanya debu yang kau biarkan hilang bersama angin." - Kim Taehyung "Karena engkau yang menjadi alasanku untuk tersenyum. Namun aku tidak bisa menerima bila kau menyakiti hati ya...