"APA??? "
"Ya. Kau dan Irene akan menikah minggu depan." Kata sang Ayah Kim yang terlihat santai sambil menyesap kopi buatan istrinya.
Sedangkan Taehyung, masih berdiri tegak dan tegang. Yang harusnya ia kini sudah berada di Apartement nya dengan kekasih hati nya, HoSeok nya.
"TIDAK!!!! AKU MEMBATALKAN PERNIKAHAN INI!!!"
"Kenapa?"
"Karena-"
"Kau mencintai orang lain? Kau menemukan tambatan hati yang baru?"
Taehyung terdiam. Seakan-akan bisu mendadak bercampur kaget. Entah dari mana ayahnya mengetahui semuanya, pikirnya adalah Kakaknya sendiri yang menceritakan kehidupannya pada ayahnya.
"... Atau kau sudah tidur dengannya? Oh, C'mon my boy. Ayah tidak pernah melarangmu untuk bercinta dengan siapapun, dan ayah sangat senang ketika kau membawa Irene kerumah. Mengenalkannya kepada kami, keluargamu. Tapi... tidak untuk dia."
"Dia punya nama, Ayah."
"Aku tidak butuh untuk tahu namanya, anakku. Yang aku tahu, kau akan segera menikah dengan calon menantu kesayanganku. Anak itu, tidak sepadan dengan kita."
.
.
.
Taehyung POV
Kenapa aku sama sekali tidak bisa menentukan pilihan ku sendiri?
Memang, Irene adalah perempuan pertama yang mengambil hatiku. Namun, aku menemukan rumah yang nyaman. Salah kah bila aku memilih untuk pulang ke rumah yang membuat ku selalu ingin pulang?
Kini aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak bisa melawan perkataan Ayah ku yang mutlak untuk kami. Apa yang harus ku katakan pada Hoseok sekarang?
Janji ku untuk pulang hari ini, gagal. Ayah yang tiba-tiba menyuruh ku untuk pulang ke mansion Kim.
Apa yang akan ku katakan untuk mu, Hoseok-a?
Aku terlalu takut untuk kehilanganmu sekarang. Tidak sampai hati aku membayangkan jika kau pergi dari hidupku.
Ah,
Rasanya ingin pergi sejauh mungkin bersama mu, HoSeok. Jujur, aku begitu gelisah saat ini.
Seandai kau ada disini, sudah pasti akan ku ceritakan keluh kesah ku padamu.Kau, yang ku anggap rumah ternyaman ku. Selain pelukan ibu, pelukan mu adalah terbaik dalam hidup. Menenangkan ku dengan bisikan-bisikan yang membuatku lebih tenang.
Bagaimana ini...
Beritahu aku, Hoseok-a. Apa yang harus aku lakukan?
Saat ini hanya ada dirimu dalam hatiku. Cita-cita ku untuk membahagiakan mu, saat pertama kali kita bertemu.Aku putus asa, Hoseok-a.
Disini dingin. Aku membutuhkan pelukanmu sekarang, aku...
Aku akan bahagia jika kau disini...
.
.
.
.
.
.
"Terima kasih sudah mengantarku, hyung." ucap hoseok pada Junkook yang mengantarnya pulang.
Namun Jungook merasa tidak asing dengan apartement ini. Setaunya keluarga Jung tidak memiliki apartement di daerah sini. dalam hatinya Jungkook ingin bertanya banyak hal tetapi ia urungkan ketika ia menemukan Hoseok menangis di halte.
"Hmm, jangan sungkan jika butuh bantuan. Aku dengan senang hati akan membantumu."
"..." Hoseok menganggukan kepalanya, menunduk tak berani menatap orang yang pernah ada dihatinya itu.
Jungkook merasa canggung maka dari itu akhirnya Jungkook pamit. Namun tiba-tiba ketika hendak pergi tangannya tertahan. Kemudian dirinya berbalik dan menemukan bahwa Hoseok lah yang menahan tangannya.
"Hoseok-ah, apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"
Jungkook melihat Hoseok yang tersentak kaget, menjadi pertanyaan besr dalam hatinya.
Ada apa denganmu, Hoseok-ah...
"Mmm... T-tidak ada. Kalau begitu tolong berhati-hatilah dijalan, Hyung." Kata Hoseok dan kali ini menatap obsidian milik Jungkook.
Dan Jungkook pun menyadari bahwa ada yang tidak beres. Tapi ia tidak ingin menampakan kecemasannya dihadapan Hoseok, bertemu dengannya saja sudah membuat hatinya bahagia. Sekian lama Jungkook menunggu peristiwa ini setelah kepulangannya menimba ilmu di negeri orang.
"Kau juga. Jaga kesehatanmu dan makan dengan baik. Kalau kau membutuhkan sesuatu tolong jangan sungkan untuk menghubungiku." Ucap Jungkook sambil memberikan senyum terbaiknya. Sekaligus ingin memberitahukan bahwa dirinya tidak akan meninggalkannya.
Yah, dan juga untuk menebus kesalahannya.
Lalu Jungkook melangkah pergi untuk pulang kerumahnya. Dalam langkahnya ia masih enggan meninggalkan pemuda itu. Tapi Jungkook tetap akan memantau Hoseok seperti biasa, ia harus menemukan apa yang terjadi selama ini.
Yah, aku akan mencari tahu apa yag terjadi sebenarnya...
.
.
.
.
.
.
Hoseok POV
Aku merindukannya...
Sesuatu yang tak sampai terucap dari bibirku. Seakan suatu kata yang tidak boleh terucap untuk dirinya.
Oh Tuhan...
Sungguh, aku sudah tidak sanggup menahan semuanya. Seakan-akan tidak ada lagi kebahagiaan yang tersisa untukku, Aku ingin menyerah...
Aku tahu hal apa yang akan terjadi selanjutnya yang akan ku hadapi nanti. Kehilangan seseorang yang pastinya aku cintai, sandaran yang selama ini menemaniku di hari-hariku yang suram.
Apalagi yang akan Kau ambil lagi dariku, Tuhan...
Belum cukupkah Kau mengambil ibuku?
Belum cukupkah Kau ambil Jungkook hyung dariku?
Lalu sekarang, Kau akan mengambil kebahagiaan yang baru aku rasakan lagi?
Kesalahan apa yang ku perbuat padamu, Tuhan?
Belum puaskah Kau melihatku merangkak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahku sendiri?Sampai-sampai aku mengemis pada semua orang agar aku bisa seperti orang-orang yang ada disekitarku..
Aku.. Aku hanya merindukan orang yang pernah mengasihiku..
Meringkuk ditengah malam, seakan aku haus akan pelukan tulus yang tak pernah aku rasakan.
Tolong...
Tolong aku... yang sudah tersesat ini...
Yang sudah tiak tahu harus meminta pertolongan..Aku yang hampir putus asa ini...
Aku hanya ingin merasakan bahagia walaupun hanya sekali dalam hidupku..
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/290404650-288-k938062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
O N L Y (VHOPE)
Fanfiction"Aku hanya ingin menjadi alasan dalam senyum mu. Walau kenyataannya aku hanya debu yang kau biarkan hilang bersama angin." - Kim Taehyung "Karena engkau yang menjadi alasanku untuk tersenyum. Namun aku tidak bisa menerima bila kau menyakiti hati ya...