POV Hoseok...
"Ya. Aku janji aku akan selalu disisi kamu. Dan aku janji, bahwa aku tidak akan pergi meninggalkanmu, hyung. Itu janji ku."
Secara sadar, aku mengatakan apa yang sesuai dengan kata hatiku. Aku mengikuti apa yang hati ku inginkan. Namun, secara sadar pula bahwa aku pasti akan mendapatkan hal-hal yang mungkin diluar nalar. Dan pastinya Jimin akan sangat marah padaku kali ini.
Tae-hyung adalah orang yang aku percayai mulai sekarang. Dia pria yang baik, sangat baik. Aku sama sekali tidak bisa menolak apapun permintaan nya.
Aku sadar, apa yang aku lakukan. Apa yang aku ucapkan, dan aku harus menerima konsekuensi nya. Dalam hal lain aku sama sekali tidak ada niatan untuk merebut siapapun,
namun...
Bolehkah aku egois untuk kali ini saja?
Genggaman tangannya tidak luput dari sesak dada yang membuncah bahagia. Terlihat dari sorotan manik tampan milik Tae-hyung, dan aku merasakan kelegaan itu sendiri.
Hal pasti yang sudah kuucapkan, untuk orang terkasih.
Setelah itu, akhirnya Tae hyung memutuskan untuk bolos bekerja.
Hahahaha... Yah, ini benar-benar diluar rencananya. Dan sekarang kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Kemanapun...
Tanpa terasa kami sudah berada di sebuah pedesaan yang masih terbilang cukup asri. Masih banyak pohon-pohon dan rumput hijau, serta rumah khas pedesaan dibawah bukit kecil. Kami sama sekali tidak memikirkan apapun, yang kami pikirkan saat itu hanyalah kebebasan.
Tae hyung mengambil telpon genggam disaku celana nya, yang ku lihat ia sedang mengirim pesan singkat lalu mematikan telponnya.
"Hyung, kenapa dimatikan? Jika nanti ada yang penting dikantor bagaimana?"
"Aku hanya tidak ingin diganggu untuk hari ini." Kata Tae hyung yang tersenyum. Lalu aku terkejut ketika ia menggenggam tangan ku erat. "Ayo, kita bersenang-senang hari ini. Today, i'm yours."
Hampir 3 minggu aku tinggal satu atau dengan Tae hyung. Perasaan ini semakin hari semakin tak terkontrol, bahkan kadang aku masih saja tidak sengaja mengucap Kata 'sayang'. Pernah suatu hari, Tae hyung memanggil ku tiba-tiba. Saat itu aku sedang menyiapkan sarapan untuknya karena Bibi yang bekerja sedang libur. Ah, betapa malunya aku saat itu.
Tae hyung? Dia hanya tersenyum saja. Namun sangat tidak sopan sehingga hatiku ini seperti di sambar Petir.
"Ck!!! Jangan berlebihan kau, Hoseok. Tidak baik untuk kesehatan."
Itu Jimin. Mengibaskan tangannya di depan wajahku dan menyuruhku untuk sadar diri.
"Entahlah. Aku pun tidak mengerti, dia terlalu baik. Sangat baik. Semua orang yang diperlakukan seperti itu, pasti langsung jatuh cinta padanya."
"Kau termasuk korbannya, Jung Hoseok. Fakta!!!"
Ya, itu kenyataannya. Kebenarannya yang tak terelakan oleh diriku sendiri bahwa perasaan ini semakin dalam untuk seorang Kim Taehyung.
Kini Aku sudah mulai kegiatan sekolah lagi semenjak pasca aku pergi dari rumah. Jimin yang berada disampingku sedang sibuk membaca buku pelajaran, sedangkan aku masih memikirkan Tae hyung.
Apakah perasaan Tae hyung sama dengan ku?
POV END
"Jangan mengada-ngada. Dia hanya baik padamu. Itu saja." Sela Jimin ditengah Hoseok sedang bertanya dalam hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/290404650-288-k938062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
O N L Y (VHOPE)
Fanfiction"Aku hanya ingin menjadi alasan dalam senyum mu. Walau kenyataannya aku hanya debu yang kau biarkan hilang bersama angin." - Kim Taehyung "Karena engkau yang menjadi alasanku untuk tersenyum. Namun aku tidak bisa menerima bila kau menyakiti hati ya...