part 8 : i want you to know me better (っ.❛ ᴗ ❛.)っ

1.6K 175 10
                                    

Makan malam sudah selesai, Wonwoo hanya terdiam di meja makan sementara Mingyu berbicara banyak hal dengan kedua orang tuanya juga dengan adiknya.

Ia tidak mengerti kenapa Mingyu bisa secepat itu berbaur, apa karena Mingyu adalah seorang social butterfly? Lalu kenapa ia hanya berteman dengan Wonwoo?

"Tidak ada yang lebih besar Jeon?" tanya Mingyu saat menatap baju tidur yang Wonwoo berikan padanya untuk berganti pakaian.

Wonwoo yang melamun langsung terperanjat dan menatapnya. "T-tidak ada.. Ini baju paling besar yang aku punya.." lirihnya dan ia melihat Mingyu yang menganggukkan kepalanya. "Cepatlah, ini sudah malam." ia mendorong tubuh Mingyu memasuki kamar mandi.

Pemuda Jeon itu menghela napasnya saat melihat pintu kamar mandi yang tertutup. Ia kemudian berjalan keluar dan menemui ibunya untuk meminta kasur lantai dan juga bantal selimut ekstra.

"Kenapa harus kasur lantai juga? Kalian kan sama-sama laki-laki, bisa tidur satu ranjang." ucap ibunya sembari mengambilkan selimut dan juga bantal di lemari dekat ruang keluarga.

"Itu karena Wonwoo hyung malu ibu.." seru Bohyuk yang duduk di sofa sembari menonton televisi.

Wonwoo berdecak kesal. "Diamlah Bohyuk.." Ia menoleh ke arah ibunya. "Mingyu berbeda ibu, bahkan kasurnya di rumahnya besar sekali. Jika aku tidur seranjang dengannya, dia akan merasa sempit." balasnya.

Nyonya Jeon menghela napasnya. Ia mengambilkan kasur lantai itu. "Memangnya seberapa kaya orang tuanya hm?" tanyanya sembari memberikan kasur lantai itu.

"Ibu tahu Jung Krystal kan?" tanya balik Wonwoo dan ibunya mengangguk. "Ibu juga tahu bahwa ia punya anak tapi tidak ada yang tahu bagaimana rupanya." lanjut Wonwoo. Ibunya mengernyit bingung.

"Tunggu.." Tuan Jeon yang duduk di samping Bohyuk menatap Wonwoo. "Dia anak dari desainer itu?" tanyanya dan diberi anggukan oleh Wonwoo. "Ah, pantas saja ia mirip dengan suami desainer itu.." lanjut ayahnya.

Nyonya Jeon menatap Wonwoo, ia kemudian mendekat. "Bagaimana bisa kau berteman dengan orang sepertinya.. Kita ini berbeda Wonwoo." ucapnya setengah berbisik.

"Mingyu juga berbeda." Wonwoo tersenyum simpul, ia mengambil selimut dan bantal. "Jika ia sombong, harusnya ia bawa mobil bukan sepeda." dan ia berbalik untuk kembali ke kamarnya.

Wonwoo memasuki kamar, ia langsung membenahi kasur lantai itu di samping tempat tidurnya. Tak lama ia selesai, pintu kamar mandi terbuka dan Mingyu keluar dari sana.

Mingyu menatapnya dengan terheran. "Kenapa ada kasur lantai?" tanyanya sembari mendekat ke arah Wonwoo.

"Kau bisa tidur di ranjang, aku akan tidur di sini." Jawabnya dengan menunjuk kasur lantai yang sudah ia tata.

"Kau tidak mau tidur seranjang denganku?" tanya Mingyu.

"Bukan seperti itu, tapi--"

"Baiklah, entah apapun alasannya aku mengerti." Mingyu tersenyum tipis. "Kau yang tidur di atas, aku akan tidur di sini." Ia mendudukkan dirinya di atas kasur lantai itu.

"Mingyu, tidak.. Kau yang harus tidur di atas." Wonwoo menarik tangannya dan Mingyu menolaknya.

Ia malah menarik Wonwoo dan membuatnya duduk di hadapannya. "Aku tahu kau tidak biasa tidur dengan orang lain.. Aku sangat mengerti Wonwoo, tapi tidak seharusnya juga kau mengalah untuk tidur di bawah."

"Tapi kau.."

"Aku biasa tidur di kasur lantai jika di rumah kakek nenekku." balas Mingyu sembari mengusap kepala Wonwoo. "Jadi tidak apa.." lanjutnya.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang