"HUWAAAAAA!!!"
Tubuhnya terperosok jatuh di lantai kamar mandi begitu saja. Ia memejamkan kedua matanya dengan erat. Kedua tangannya mengepal. Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar.
Perlahan, kedua matanya mulai terbuka, ia menggigit bibir bawahnya. Rasanya ingin menangis, tapi air matanya tak mau keluar dari kedua mata rubah itu. Ia mengusap wajahnya dan bangkit.
Ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi, kenapa ia bangun dengan tubuh seorang laki-laki? Padahal ia sangat yakin bahwa dirinya adalah perempuan tulen. Selama delapan belas tahun ia hidup, ia adalah seorang perempuan.
Dan.. "Apa ini karena apa yang aku katakan semalam?" Lirihnya, tentu ia mengingat kalimat itu, kalimat yang mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang laki-laki. Wonwoo menepuk jidatnya.
Ia menghela napasnya panjang. "Bagaimana reaksi orang-orang saat melih--tunggu, tadi Bohyuk memanggilku hyung.." Ia mengerjap kecil. "Ah, aku harus mandi." Ia berjalan ke arah bawah shower.
Kedua tangannya melepas seluruh pakaian yang ia gunakan. Ia tak berani menunduk, terus mendongak, bahkan saat membersihkan area kelamin jantannya itu, ia terus memejamkan kedua matanya dengan erat.
Dan setelah selesai mandi, Wonwoo ingin buang air kecil. Ia berdiri di tempatnya, bingung. "Bagaimana cara melakukannya?" Lirihnya, mengacak rambutnya dengan frustrasi. "Bukankah sama saja?--tunggu, jadi jika aku pergi ke sekolah aku harus masuk ke toilet laki-laki? Aish!" Ia menjambak kasar rambutnya sendiri.
Wonwoo menghela napasnya panjang, ia kemudian mendudukkan dirinya di toilet, mengubah posisinya beberapa kali dan mengeluarkan panggilan alamnya. Setelah itu, ia membersihkannya dan keluar kamar mandi, dengan handuk yang melilit dari bagian dada.
"Hyung, kau bisa tel--astaga!" Bohyuk menatap Wonwoo dengan bingung, lalu ia terbahak saat Wonwoo menatapnya dengan tajam. "Kau gila? Apa yang terjadi denganmu huh?" Tanyanya sembari masuk lebih dalam.
Wonwoo mengeratkan kedua tangannya yang memegang handuk itu. "Aku tahu, jadi keluarlah, aku akan memakai baju." Balasnya dengan kesal.
"Memangnya kenapa? Kita sama-sama pria hyung.."
"Pria?" Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Jadi aku laki-laki sejak lahir?"
Wajah Bohyuk menjadi datar, sedatar-datarnya. "Ah, apa kau gila karena semalam di pukul ibu?" Ia bergidik ngeri. "Pertanyaan gila macam apa itu.." Lanjutnya dan berbalik, keluar dari kamar Wonwoo.
Kedua mata Wonwoo mengerjap, ya, ia ingat jika selama ibunya memukulnya berkali-kali, dan rasanya itu sakit. Apalagi selama, payudaranya.. Yang sudah tidak ada dan rata itu, di lecehkan oleh orang tak dikenal.
Wonwoo menatap lemarinya. "Tunggu, seragamku kan seragam perempuan.." Ia langsung membuka lemarinya, hari ini menggunakan seragam yang berbeda dengan kemarin.
Kedua matanya membulat lebar saat mendapati seragamnya adalah seragam laki-laki. Wonwoo menggeleng tidak percaya, ia ingin berada di rumah terus dan tidur, siapa tahu itu adalah mimpi dan ia bisa terbangun di kehidupan nyatanya.
Namun, ia harus pergi sekolah. Astaga, Jeon Wonwoo cepatlah. Ia segera meraih seragam itu dan memakainya. Wonwoo menatap dirinya di cermin yang ada di lemarinya. Ia mengulum bibirnya untuk menahan senyum. "Wah, kenapa aku begitu tampan.." Lirihnya sembari menggeleng tak percaya.
Setelah merapikan rambutnya, ia merapikan tasnya, memasukkan buku-buku yang akan ia bawa dan keluar dari kamar tersebut. Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
Wonwoo menghampiri ibunya yang sedang membuat gimbab, ia memakan satu potong. "Ibu.." Panggilnya, yah, tanpa meminta maaf pun, keduanya pasti akan kembali seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn? No!
FanficMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo adalah seorang perempuan tulen, tapi sayang, ia terlalu banyak mengeluh terhadap kehidupannya sendiri karena menjadi seorang perempuan. Ia hanya tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Hingga ia mengucapkan...