part 9 : let's walk together, Mingyu :)

1.9K 177 18
                                    

Napasnya ia helakan dengan panjang, Wonwoo terus memikirkan kejadian beberapa hari lalu saat Mingyu menginap di rumahnya. Selain karena ia yang tidur di samping Mingyu, ia juga memikirkan tentang ajakan kencan setelah bangun tidur itu. Ia belum menjawabnya, bilang jika dirinya butuh waktu.

Berbohong sekali, apakah setiap sifat perempuan seperti itu? Meski tubuhnya adalah laki-laki, tapi tetap saja ia berpikir harus memberi waktu yang lebih panjang untuk pria Kim itu.

Kenapa dirinya harus bilang ia butuh waktu lebih padahal dirinya sudah sangat sadar ia membalas perasaan Mingyu. Bodoh atau memang kebiasaan seorang perempuan? Tidak, tapi kebanyakan perempuan memang seperti itu.

Mereka bersikap jual mahal, membuat para pria lebih berusaha untuk berjuang mendapatkan mereka, dan jika waktunya tiba, di momen yang pas, mereka akan mengiyakan ajakan kencan itu. Ya kalau prianya tidak menyerah sebelum mendapat jawaban, kalau menyerah? Berakhir para perempuan yang bilang jika mereka kena ghosting.

Wonwoo tidak mau memikirkannya, ia sudah tahu jawabannya, tapi ia masih memikirkannya lagi, kapan ia harus bilang pada Mingyu yang dengan secara blak-blakan mengajaknya untuk berkencan. Ah, Wonwoo lelah memikirkannya. "Aku harus mengatakannya saat bertemu dengannya." lirihnya.

Tangan kanannya meraih ganggang kafe yang ia masuki itu, ia baru saja dari toko buku dan mampir ke sebuah kafe yang cukup dekat dari rumahnya. Ia berjalan masuk dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat sosok Mingyu berdiri tak jauh darinya. Ia berbalik.

"Jeon?"

Tapi namanya terlebih dulu di panggil oleh sosok yang sedang membuatnya tak karuan dan banyak pikiran itu. Wonwoo tertawa canggung, ia berbalik lagi dan berjalan mendekat ke arah Mingyu yang berdiri di balik meja kasir.

Ia menatapnya dengan bingung. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Wonwoo.

Dengan senyuman merekah di wajahnya karena bertemu Wonwoo di hari minggu siang yang membosankan itu, Mingyu menjawab, "Aku bekerja di sini, paruh waktu." dengan santainya tanpa memedulikan bagaimana wajah Wonwoo yang berubah menjadi terkejut dan bingung.

"B-bekerja di sini?" tanyanya dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Bagaimana bisa?" ia lupa jika pikiran dan perasaannya itu tidak karuan, semakin mengenal Mingyu, semakin membuatnya penasaran.

"Aku bosan jika di rumah Wonwoo, aku bekerja di sini saat hari minggu dan setelah sepulang sekolah." jawabnya.

"Tapi mengapa, malam itu kau bisa menginap di rumahku dan.. hari minggu itu, kau menemuiku untuk belajar basket dan.. kita bisa kerja kelompok?" tanyanya.

Mingyu tersenyum tipis. "Pekerja paruh waktu juga punya izin Wonwoo, waktu kerja kelompok kita datang ke sini, aku membeli minum sekaligus meminta izin libur, hari minggu itu, aku izin juga, dan waktu menginap di rumahmu, mereka yang meliburkannya." jawabnya.

Wonwoo menatapnya dengan bingung, ia menoleh ke arah belakang yang melihat dua orang berdiri di belakangnya. "Ah, iya.. ice cappucino satu." ucapnya, lalu membayarnya setelah Mingyu menyebutkan harganya.

Ia berjalan ke salah satu kursi yang ada di kafe tersebut, menatap Mingyu yang melayani pelanggan lain dengan senyuman ramah di wajahnya. Ia menghela napasnya kesal, lalu tak lama, pesanannya datang di antar oleh pegawai lain.

Wonwoo berdecak kesal dan menyeruput minuman yang ia beli itu, menatap Mingyu lagi yang melayani pelanggan lain. Saat bertemu tatap, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela di samping tempat duduk itu.

Ia terus menyeruput minumannya hingga separuh, lalu tiba-tiba Mingyu berdiri di hadapannya dan duduk di seberangnya. Wonwoo menoleh dan menatapnya dengan wajah datar.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang