part 4 : is he really trust you? ʕಠ_ಠʔ

1.8K 198 8
                                    

Kedua mata Mingyu menatap Wonwoo yang baru saja keluar dari bilik toilet di pantulan cermin. Ia berdiri di depan wastafel sembari membasuh kedua tangannya. "Apa kau selalu melakukannya di dalam bilik?" Tanya Mingyu.

Wonwoo berdiri di sampingnya, ia membasuh kedua tangannya dan mengangguk. "Sudah terbiasa.." Jawabnya sembari tersenyum dan mendapat anggukan dari Mingyu.

Wonwoo tidak bisa membuang air kecil seperti laki-laki lain, ia merasa risih dan bahkan saat pertama kalinya ia memasuki toilet laki-laki, ia terkejut saat melihat beberapa siswa yang buang air kecil sembari berdiri.

Sejak saat itulah ia masuk ke bilik jika melakukannya, ia juga tak ingin kedua matanya melihat hal yang tidak seharusnya ia lihat, bahkan miliknya sendiri masih terasa asing.

Mingyu berjalan keluar dari toilet setelah mengeringkan kedua tangannya, diikuti oleh Wonwoo dan keduanya berjalan menuju kelas mereka. Mendudukkan diri di masing-masing kursi mereka yang bersebelahan.

Setelah beberapa menit, bel masuk setelah istirahat kedua berbunyi, tak lama, guru mereka memulai pelajaran dan diakhiri dengan memberikan sebuah tugas kelompok sebangku. Wonwoo dan Mingyu sama-sama menoleh, menatap dengan wajah datar mereka.

"Akan dikerjakan kapan?" Tanya Mingyu.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya. "Paling tidak hari ini, besok malam aku ada les tambahan dan lusa dikumpulkan." Jawabnya.

Mingyu menganggukkan kepalanya. "Di?"

Wonwoo berpikir, jika di rumahnya, pasti akan terganggu dengan keluarganya, apalagi Bohyuk sering sekali menganggu dirinya saat belajar. Ia menatap lekat Mingyu. "Jika di rumahmu, apa tidak apa?" Tanyanya.

"Ehm, tidak apa." Balasnya sembari tersenyum tipis dan Wonwoo mengangguk kecil.

Kedua tangan Wonwoo berpegang pada seragam Mingyu di bagian pinggang. Ia tengah duduk membonceng Mingyu yang sedang mengayuh sepeda menuju rumahnya. "Kau tidak lelah Mingyu?" Tanyanya sedikit seru.

"Sudah biasa." Balas Mingyu, ia terus mengayuh hingga menghentikan sepedanya di depan sebuah kafe. Keduanya turun. "Sebentar." Ucapnya dan ia masuk ke kafe tersebut.

Wonwoo menatap dari jendela besar kafe tersebut, melihat Mingyu yang berbincang dengan penjaga kasir dan kemudian menyerahkan sebuah minuman setelah menunggu selama beberapa saat.

Mingyu keluar, ia menyodorkan minuman tersebut pada Wonwoo. "Untukmu." Ucapnya sembari menyedot minumannya sendiri.

Wonwoo menerimanya dengan ragu. "Aku tidak perlu mengganti uangnya kan?" Tanyanya dan Mingyu terkekeh.

"Tidak perlu Wonwoo." Balasnya. Keduanya berdiri di depan kafe tersebut selama beberapa saat, menghabiskan minuman mereka dan Mingyu kembali mengayuh sepedanya dengan Wonwoo yang membonceng.

Sekitar lima menit, akhirnya sepeda itu berhenti lagi di depan sebuah rumah. Keduanya turun. "Ayo." Ajak Mingyu setelah membuka gerbang dan Wonwoo melangkah untuk mengikuti.

Kedua mata Wonwoo menatap sekeliling. "Apa di rumahmu ada orang?" Tanyanya.

Mingyu menggeleng, setelah menyandarkan sepedanya di tembok garasi ia berjalan ke arah pintu. "Ayah dan ibuku biasanya belum pulang dari tempat kerja mereka." Balasnya sembari membuka pintu.

Wonwoo masuk, rumah Mingyu lebih bagus dan lebih luas dibanding rumahnya. Ia menatap sekeliling hingga langkahnya terhenti dengan kedua mata yang membulat. "K-kenapa ada foto Jung Kristal di sini?" Tanyanya bingung.

Mingyu menoleh dan tertawa. "Tentu saja, dia ibuku.." Ucapnya.

Mata Wonwoo tambah melebar. "Ja-jadi ayahmu Kim Jongin?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk. "Wahh!" Wonwoo menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Pastas kau sekilas mirip dengannya."

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang