part 22 : feel so grateful for us ಥ‿ಥ

1.5K 139 5
                                    

Setelah mobil Krystal berhenti di garasi rumahnya, ia mengajak Wonwoo keluar dan memasuki rumah tersebut. "Kau bisa menemuinya di kamarnya." ucapnya dan langsung di beri anggukan oleh Wonwoo.

Ia menatap Wonwoo yang bergegas menaiki tangga dengan tatapan heran, kenapa bisa Wonwoo tahu tata letak kamar Mingyu di mana, kenapa ia tidak bisa mengingat apapun, hanya tahu Wonwoo sebatas teman kelas Mingyu.

Kedua kaki Wonwoo terus melangkah, ia sudah menangis dan sesekali menghapus air matanya. Ia berhenti di depan kamar Mingyu, mengetuknya tapi tak ada jawaban, jadi, ia langsung membukanya.

Ia melihat Mingyu duduk di sisi ranjang, membelakanginya. Mingyu menoleh dan kedua mata mereka saling bertemu. Wonwoo tak dapat lagi membendung kesedihannya. Tangisannya langsung pecah begitu saja. 

"Mingyuu hiks.." tubuhnya terperosok jatuh di lantai, serasa ia tak kuat bahkan untuk berdiri.

Mingyu segera menghampiri Wonwoo, ia menurunkan tubuhnya dan langsung memeluk tubuh bergetar yang terus menangis itu. Mingyu juga menangis. Ia mengeratkan pelukannya.

Wonwoo menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu, ia membalas pelukan itu dengan kuat. Rasa rindunya yang begitu besar tumpah begitu saja. Ia tak mau melepas Mingyu, ia tak kau kehilangan pria Kim-nya itu.

"Hiks.. Maaf.. Maafkan aku.." Lirih Wonwoo, ia mendongak dan menatap Mingyu dengan lekat.

Mingyu meraih wajahnya dengan kedua tangannya. Ia mengusap wajah Wonwoo dengan lembut. "Tidak.." ia menggeleng kecil. "Harusnya aku yang meminta maaf." balasnya tak kalah lirih.

Bibir Wonwoo bergetar, ia kembali memeluk Mingyu dengan erat. Keduanya sama-sama menangis, saling melepas rindu dan membiarkan kesalahpahaman itu selesai tanpa membicarakannya.

Setelah beberapa menit, Mingyu melepas pelukan tersebut, ia menatap Wonwoo dan menghapus air matanya.

Wonwoo, ia menangkup wajah Mingyu dengan dua tangannya, mengusapnya lembut dan ia sedikit bangkit, mencium kening Mingyu, cukup lama, dalam dan juga lembut.

Ia menjauh setelah beberapa saat. "A-aku sangat merindukanmu.." ucapnya.

Mingyu tahu, bahkan dirinya juga merasakan hal itu. "Aku juga Jeon.." balasnya dan membuat Wonwoo tersenyum. Sejauh ini, hanya Mingyu yang sering memanggilnya dengan marga.

Mingyu bangkit, ia meraih tangan Wonwoo dan keduanya duduk di sisi ranjang tempat tidur. Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

Jempol Mingyu bergerak mengusap punggung tangan Wonwoo. Ia menunduk. "Ada banyak sekali kesalahan yang aku perbuat, aku sungguh minta maaf." ucapnya dengan suara bergetar.

Wonwoo mengerti, tapi itu sepenuhnya bukan kesalahan Mingyu. Orang yang melakukannya adalah orang yang dulu melecehkannya, memiliki dendam pada Mingyu yang menjebloskan mereka ke penjara.

Ia sendiri juga tak kembali mencari Mingyu karena ia pergi ke Changwon, saat kembali ke Seoul pun, ia masih berpikir bahwa Mingyu telah melupakannya.

Sedangkan Mingyu, ia sungguh merasa bersalah, ia tidak bisa menghampiri Wonwoo dan meminta maaf begitu saja. Ia terlebih dahulu harus berjuang menyembuhkan traumanya.

Jadi, keduanya sama-sama butuh waktu. Mungkin saat inilah waktu yang tepat untuk mereka kembali bersama.

"Minwoo.." lirih Mingyu dan membuat Wonwoo menatapnya dengan heran. "Apa.. dia anakku?" tanyanya.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya dan mengangguk antusias. Ia tersenyum dengan senang. "I-ibu Kim bilang Minwoo mirip denganmu saat masih kecil." kekehnya.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang