part 17 : you just need to accept it (◠‿◕)

1.6K 140 4
                                    

Kedua mata Mingyu menatap Wonwoo yang masih berdiri di ambang pintu dengan sendu. Ia bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Wonwoo, meraih tangannya untuk masuk kemudian menutup pintu kamarnya.

Ia menghela napasnya lirih sembari mendudukkan diri di sisi tempat tidur bersama Wonwoo. "Kau bilang kau tidak mau tidur denganku." ucapnya.

Mata rubah itu mengerjap kecil. "Hanya, kamarnya terlalu luas Mingyu, aku tidak biasa." balasnya dengan bibir yang manyun.

"Alasan." Mingyu terkekeh kecil dan mendapatkan tatapan tajam dari kekasihnya. Ia kemudian naik dan berbaring. "Kemarilah." ajaknya.

Wonwoo menaikkan diri, ia berbaring dengan kepala yang ditumpu di lengan kanan Mingyu. Ia mendongak dan menatap pemuda Kim itu. "Kau tadi sedang apa?" tanyanya.

"Hanya mendengarkan musik dan bermain game." jawab Mingyu, ia mengusap rambut Wonwoo dengan lembut. "Tidurlah kembali." ucapnya.

"Aku tidak mengantuk lagi." Wonwoo menghela napasnya malas, ia memanyunkan bibirnya. "Kau sudah mengantuk?"

"Belum juga." Mingyu tersenyum tipis, ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Wonwoo hingga tubuh keduanya mendekat.

Wonwoo mengerjap, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Mingyu, ia sedikit tersenyum ketika terus merasakan usapan lembut dari tangan Mingyu di kepalanya.

Keduanya sama-sama terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya Wonwoo mendongak dan menatap Mingyu yang kedua matanya terpejam. Tangan kirinya bergerak mengusap wajah Mingyu dengan pelan.

Ia terus melakukannya, mengamati wajah Mingyu, kenapa bisa setampan itu. Ia tersenyum kecil, lalu mendekat dan mengecup bibir Mingyu. Ia terdiam lagi, kedua matanya terus menatap bibir itu.

Pemuda Jeon itu mendekat lagi, menyentuhkan bibirnya dengan Mingyu, hanya menyentuh, sebelum akhirnya Mingyu menggerakkan bibirnya dan menahan tubuh Wonwoo yang akan menjauh.

Ia melumat bibir Wonwoo, memagutnya sedikit kasar dengan menggunakan lidahnya. Wonwoo mulai luluh, ia mulai menikmati ciuman itu, juga menggerakkan lidahnya untuk saling melilit bersama lidah kekasihnya.

Bunyi kecipak basah akan saliva yang bercampur terdengar lirih di kamar tersebut, ciuman semakin intens dan semakin kasar. Kedua tangan mereka saling meraba tubuh satu sama lain.

Pagutan terlepas, memunculkan jembatan tipis dari saliva keduanya yang bercampur. Wonwoo dan Mingyu saling menatap, tatapan mereka berbeda dengan tadi, menjadi lebih sayu.

Mereka mendekat lagi, saling mencium lagi dengan Mingyu yang mengubah posisinya dengan mengungkung Wonwoo. Tangan kirinya mengusap rambut Wonwoo, tidak lembut, tapi kasar.

Ciuman semakin menuntun, Wonwoo juga tak mau kalah, ia terus mengimbangi ciuman itu, merasakan bibirnya yang mulai terasa bengkak akibat Mingyu yang tak memberinya celah untuk istirahat.

Setelah beberapa menit hanya menikmati bibir candu milik kekasihnya, ciuman Mingyu turun, ia mencium leher Wonwoo dengan gerakan bibir yang lembut. Sesekali menyesapnya dengan gerakan kecil.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, sesuatu bangkit di dalam tubuhnya. Ia merasa panas dan gerah, kedua tangannya meremas lengan Mingyu, ia mendongak untuk memberikan akses lebih pada pemuda Kim itu.

Ia ingin Mingyu berhenti, tapi tubuhnya malah semakin menginginkan sentuhan yang tidak pernah ia rasakan itu, dan rasa nikmat yang ia terima, membuatnya semakin tak karuan. "Eunghhh.." lenguhan kecil keluar begitu saja dari dalam mulutnya.

Matanya membulat lebar saat Mingyu mendongak dan menatapnya dengan seringai. Ia menelan ludahnya kasar saat Mingyu bangkit dan melepas baju tidurnya.

Wonwoo mengulum bibirnya, ia tahu apa yang akan terjadi, tapi bukannya minta berhenti, ia membiarkan Mingyu dengan tatapan terkejutnya. Hanya bisa diam ketika Mingyu kembali merendahkan tubuhnya dan mencium bibirnya lagi.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang