Kepala Taeyong menunduk, sementara Jaehyun memperhatikannya dengan dirinya yang sudah duduk di samping yang lebih tua. "Tadi aku keluar bersamanya untuk berkencan, seperti biasa. Lalu kami bertemu dengan pria yang entah siapa aku tidak tahu, ia bilang ia berkencan dengan Wendy, bahkan menunjukkan foto keduanya tidur bersama." jelasnya kemudian.
Jaehyun menatapnya dengan sendu, tapi perasaan senang menjalar di seluruh tubuhnya. Hanya, ia tak bisa menunjukannya sekarang. Ia mengusap punggung Taeyong. "Lalu bagaimana? Mingyu bilang kalian sudah bertunangan." ucapnya.
"Aku tidak tahu." Taeyong menghela napasnya panjang. "Aku belum memberitahukannya pada orang tua kami." ia menghapus sisa air matanya lalu menoleh ke arah Jaehyun. "Maaf aku malah bercerita seperti ini." ucapnya.
Jaehyun mengangguk paham. "Sekarang, lebih baik hyung pulang dan bercerita pada keluarga hyung.. Keputusan terbaik apa yang harus di ambil." balasnya.
Taeyong tersenyum tipis. "Terima kasih." ucapnya dan di beri anggukan kecil oleh Jaehyun. "Kau datang kesini hanya untuk menanyaiku kenapa aku tidak membalas pesanmu?" tanyanya.
Jaehyun mengangguk kecil.
"Aku sibuk Jae.. weekdays aku harus bekerja di kantor." balasnya. "Aku tidak sempat membalasmu juga.." ia menatap Jaehyun dengan lekat. "Aku tahu kau menyukaiku entah dari segi apa aku tidak mengerti, aku tidak mau memberi harapan padamu."
"Kenapa? Apa karena aku masih terlalu muda?"
"Itu salah satunya.." Taeyong bangkit dan melepas apronnya. Ia menatap Jaehyun yang juga berdiri. "Lebih baik kau kembali ke Anyang dan belajar, kau masih sekolah dan harus mengejar cita-citamu." ia berbalik dan akan keluar dari ruangan itu.
"Tapi entah kenapa aku senang mendengar hubunganmu memburuk dengan kekasihmu yang aku tidak tahu seperti apa hyung.." kalimat itu menghentikan langkah kaki Taeyong.
Jaehyun mendekat ke arahnya. "Maaf aku mengatakan itu." ia meraih tubuh Taeyong dan membuatnya berdiri berhadapan dengan Jaehyun. "Aku akan kuliah di sini setelah lulus, jadi tunggu aku." mencuri kecupan di bibir Taeyong dan pergi begitu saja.
Pria Lee itu tercengang, ia mengusap bibirnya, pertama kali mendapat kecupan dari laki-laki. Ia keluar dan melihat Jaehyun yang keluar dari kafenya. Jantungnya berdetak dengan cepat, ia melamun dengan tatapan kosongnya.
Mingyu menatapnya dengan bingung, mengikuti arah pandang Taeyong. "Kenapa hyung?" tanyanya.
Taeyong menoleh dan menatap Mingyu. "Apa temanmu itu gay?" tanyanya.
Kedua mata Mingyu mengerjap. "Mungkin, tapi mantan kekasihnya perempuan semua.. Ada apa memangnya?"
"Ah.." Taeyong terkekeh. "Berarti mungkin ia hanya bercanda." balasnya, ia menatap lekat Mingyu. "Aku akan pulang dan istirahat." ia berjalan pergi meninggalkan Mingyu yang menatapnya bingung.
Mingyu kemudian menghampiri Wonwoo yang masih menikmati ice americano-nya. Tapi belum sampai ke mejanya, kedua matanya menangkap sosok pria yang tengah memperhatikan Wonwoo. Lebih tepatnya kedua kaki Wonwoo yang hanya memakai celana pendek.
Kedua mata Mingyu menbulat, ia mendekat ke arah Wonwoo dan duduk di sampingnya, menutupi kaki Wonwoo dengan kakinya yang ia silangkan.
Wonwoo menatap Mingyu dengan bingung. "Ada apa?" tanyanya.
"Bisakah kau tidak memakai celana pendek saat keluar?"
"Memangnya kenapa?"
"Kakimu diperhatikan oleh orang lain Jeon." kesal Mingyu, bibirnya sedikit mengerucut. "Jangan perlihatkan pada orang lain, itu hanya milikku." tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn? No!
FanfictionMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo adalah seorang perempuan tulen, tapi sayang, ia terlalu banyak mengeluh terhadap kehidupannya sendiri karena menjadi seorang perempuan. Ia hanya tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Hingga ia mengucapkan...