Mingyu terus menatap Wonwoo yang duduk di sampingnya, tapi jika Wonwoo bertanya, Mingyu akan menggeleng dengan tersenyum tipis. Bahkan membuat kedua orang tua Mingyu bingung juga.
Di dalam kepala Mingyu, ia tengah memikirkan apakah apa yang di bilang Wonwoo itu benar, jika Wonwoo adalah seorang perempuan yang berubah menjadi laki-laki, tapi bagaimana cara membuktikannya.
Namun, bukankah hal seperti itu, Wonwoo seharusnya tidak berbohong? Bagaimana bisa Wonwoo mengarang cerita yang bahkan tidak bisa ia pikirkan dengan logika. Dan, Wonwoo tidak mungkin berbohong padanya.
"Apa nak Wonwoo teman pertama Mingyu di sekolah?" pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Jongin.
Wonwoo menoleh dan mengerjap. "S-sepertinya paman.." ia masih terlalu canggung untuk duduk bersama kedua orang tua Mingyu. Apalagi salah satu desainer kesukaannya duduk berseberangan dengannya.
"Kau yang pertama Wonwoo, memangnya siapa lagi yang berteman denganku selain dirimu." timpal Mingyu sembari menatap lekat Wonwoo.
Wonwoo tersenyum tipis untuk menanggapi.
"Maaf jika Mingyu membuatmu aneh nak Wonwoo, dia memang seperti itu." ucap Krystal dengan sedikit kekehannya.
Wonwoo menggeleng. "Tidak, Mingyu tidak aneh." Wonwoo berpikir, dirinya sendiri yang aneh.
"Dia suka sekali berbicara semaunya sendiri. Blak-blakan. Jika ia mengatakan suatu hal yang menyakitimu, pukul saja kepalanya." balas Krystal.
Wonwoo tersenyum canggung dan menganggukkan kepalanya. Sedangkan Mingyu, ia mendengus kesal ke arah ibunya.
"Apa rumah Wonwoo jauh dari sini?" tanya Jongin.
"Sekitar sepuluh menit jika naik bus." jawabnya.
"Dari sini ke halte bus cukup jauh, nanti biar Mingyu yang mengantarmu."
"Oh, tidak usah paman, aku bisa--"
"Pakai mobil ayah?" Sela Mingyu dengan antusias dan ayahnya mengangguk.
Wonwoo menoleh dan menatap Mingyu. "Kau punya SIM?" tanyanya dengan lirih.
"Kita sudah berumur 18 tahun Wonwoo, tentu saja aku punya." balas Mingyu tak kalah lirih juga.
Wonwoo mengangguk dan mereka melanjutkan acara makan malam mereka sebelum akhirnya, Wonwoo pamit pulang dengan kedua orang tua Mingyu, ia memasuki mobil Jongin yang Mingyu sudah berada di dalam. Mingyu mulai melaju keluar dari area rumah tersebut.
"Aku tidak tahu kau bisa menyetir mobil." ucap Wonwoo sembari menatap Mingyu yang ada di sampingnya.
"Tentu saja aku bisa.." ia menoleh sekejap ke arah Wonwoo. "bagaimana denganmu?" tanyanya.
Wonwoo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, ayah tidak pernah mengajariku." jawabnya dan diberi anggukan oleh Mingyu. "Tadi, aku begitu gugup bertemu dengan orang tuamu." lirihnya.
"Kenapa? Orang tuaku tidak menakutkan."
"Iya, hanya, keluargamu jauh diatas keluargaku." ia menoleh dan menatap Mingyu. "apa kau tidak malu berteman denganku?"
"Kenapa harus malu, aku suka berteman denganmu." Mingyu tersenyum simpul.
Wonwoo menundukkan kepalanya. "Ya, mungkin karena kau tidak ada teman lain."
"Tidak Jeon, aku sungguh-sungguh." balas Mingyu dan membuat Wonwoo menoleh. "tidak ada yang salah untuk berteman denganmu, aku bahkan tidak memilihmu sebagai teman, sesuatu mengalir begitu saja, mungkin sudah dari sananya aku pindah sekolah dan berakhir untuk berteman denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn? No!
FanficMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo adalah seorang perempuan tulen, tapi sayang, ia terlalu banyak mengeluh terhadap kehidupannya sendiri karena menjadi seorang perempuan. Ia hanya tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Hingga ia mengucapkan...