Napasnya sudah begitu berat tapi kedua kakinya terus berlari, ia tak berniat untuk menghentikan kedua kakinya itu sebentar saja untuk istirahat.
Jaehyun membungkuk di depan pria Lee yang sudah setengah jam menunggunya di tempat keduanya janjian. Ia menumpu tubuhnya sendiri dengan kedua tangan di lututnya. "Ma--maafkan aku hyung..." Jaehyun mendongak. "Tiba-tiba, ada kelas tambahan tadi.." ucapnya terengah.
Sementara Taeyong, ia menatap yang lebih muda dengan tatapan gusar. Kenapa dirinya sendiri mau menunggu pria itu sampai setengah jam lebih.
Jaehyun lalu berpindah mendudukkan dirinya di samping Taeyong yang masih terdiam. Sejak setahun lalu ia berkuliah di Seoul, Jaehyun sudah terus mendekati Taeyong.
Dan Taeyong, ia benar-benar putus dengan Wendy, ia tak jadi menikah dengan wanita yang pernah membuatnya kecewa. Meskipun wanita itu memintanya untuk memberikan kesempatan kedua, Taeyong tetap tidak mau.
Selain itu, Jaehyun telah memintanya untuk menunggu, jadi.. tanpa sadar, ia melakukannya. Selama dua tahunan ia menunggu Jaehyun hingga pria jangkung itu berkuliah di Seoul.
"Seharusnya jika kau tidak bisa datang, tidak perlu." ucap Taeyong setelah ia tak lagi mendengar napas Jaehyun yang tersengal-sengal.
Jaehyun mengernyitkan dahinya, ia menggelengkan kepalanya ribut. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke pernikahan mantanmu itu sendirian hyung.." protesnya. "Meskipun sudah terlambat lima belas menit, tidak apa kan?" lanjutnya.
Taeyonv hanya mengangguk, ia kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah mobilnya. Sang pria Jung mengikuti. Taeyong membuka pintu bagian belakang dan mengeluarkan sebuah paper bag. "Pakai ini." ucapnya.
Jaehyun mengangguk dan masuk ke dalam mobil, ia mengganti pakaiannya di sana. Sedangkan Taeyong, ia menunggu di luar dengan sesekali melihat jam yang melingkar di tangannya.
Setelah selesai, Jaehyun keluar dengan keadaan yang sudah rapi. Memakai jas lengkap dengan dasinya.
Kedua mata Taeyong menatapnya dengan sedikit berbinar. Ia tidak pernah melihat Jaehyun berpakaian seperti itu dan itu menambah kesan tampan dari pemuda Jung.
"Berhentilah menatapku, aku tahu aku tampan." ucap Jaehyun sembari membenarkan dasinya.
Taeyong hanya memutar bola matanya dengan malas, ia mendekat dan meraih dasi yang melingkar di kerah baju Jaehyun dan merapikannya. "Terima kasih." ucapnya.
"Ucapkan itu setelah kita pulang dari sana." Jaehyun memasuki mobil Taeyong bagian pengemudi.
Taeyong menghela napasnya kemudian masuk, duduk di samping pemuda Jung yang mulai melajukan mobil menuju gedung pernikahan Wendy dilaksanakan.
Pria Jung itu menoleh, menatap Taeyong yang terdiam sembari menatap lurus kedepan. "Kau sakit hati hyung?" tanyanya.
"Sedikit, bagaimana pun, dia menikah dengan selingkuhannya saat berkencan denganku." balasnya dengan nada sedih.
Jaehyun memanyunkan bibirnya, ia tidak suka dengan hal seperti itu. Ia tidak mau Taeyong hyung-nya itu terus merasa sakit hati. Padahal ia sudah susah payah berjuang menghiburnya.
"Hubungan percintaan itu tidak pernah ada yang mulus hyung, kau mengalami kejadian buruk, dan semua orang juga pasti mengalaminya."
"Tapi rasanya harga diri kita direndahkan jika sampai diselingkuhi." Taeyong menoleh dan menatap Jaehyun lekat. "Dan itu menyakitkan." lanjutnya.
Jaehyun menghela napasnya. "Tapi apakah rasa sakit itu tidak bisa disembuhkan? Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku bisa menyembuhkanmu hyung?"
Taeyong malah terkekeh mendengarnya, ia menunduk sedikit. "Kau sudah melakukannya Jung, hanya.. hari ini pernikahan Wendy dan itu membuat rasa sakitnya kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn? No!
FanfictionMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo adalah seorang perempuan tulen, tapi sayang, ia terlalu banyak mengeluh terhadap kehidupannya sendiri karena menjadi seorang perempuan. Ia hanya tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Hingga ia mengucapkan...