part 20 : the life is still keep going (・_・;)

1.3K 125 16
                                    

Mingyu menatap Wonwoo yang tengah berbincang dengan Jihoon dari kejauhan. Ia sudah berdiri di tempatnya selama sepuluh menit lebih.

Ia ingin menghampirinya, tapi ia urungkan. Bahkan selama beberapa hari ini, saat ia bertemu atau berpapasan dengan Wonwoo, ia selalu menghindarinya.

Tapi ia tak pernah mengalihkan pandangannya dari Wonwoo. Ia sadar, dalam wujud perempuannya, Wonwoo begitu cantik. Ia selalu penasaran dengan itu dan sekarang, ia bisa melihatnya bagaimana rupa Wonwoo dalam wujud perempuan.

Mingyu ingin memberitahu bahwa ia masih mencintai Wonwoo, tapi bahkan untuk saling menatap, ia sudah tidak sanggup. Apalagi untuk berbicara pada wanita cantiknya itu.

Ia berbalik dan pergi dari sana, Mingyu menuju kelas yang akan ia gunakan. Mendudukkan diri di salah satu kursi paling belakang.

Ia menatap layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua siang. Setelah kelas, ia akan langsung pulang.

Mingyu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara Wonwoo yang memasuki ruangan tersebut. Melihat wanita itu tersenyum dengan Jihoon.

Tapi saat keduanya bertemu tatap, senyum Wonwoo langsung memudar begitu saja. Itu membuat Mingyu langsung mengalihkan pandangannya.

Wonwoo dan Jihoon mendudukkan dirinya tak jauh dari Mingyu. Jihoon menatap Wonwoo. "Aku tidak menyangka bahwa Minwoo akan begitu menggemaskan Wonwoo, aku penasaran seperti apa ayahnya." ucap Jihoon sembari terkekeh.

Wonwoo berdecak kesal, menatap Jihoon dengan tatapan tidak suka. "Sudah kubilang jangan membahas Minwoo di sini." ucapnya kesal.

"Kenapa memangnya? Dia tetap anakmu Wonwoo." balasnya dan ia mendapat pukulan di punggungnya dari tangan Wonwoo itu.

Di belakang, Mingyu mengernyitkan dahinya, anak? Wonwoo sudah memiliki anak? Bagaimana bisa? Ya, selama setahun itu bahkan ia tak pernah menyalakan ponselnya. Ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi selama setahun itu.

Ia mengikuti kelas hingga selesai, Mingyu langsung bergegas keluar dari kelas, bahkan mendahului teman yang lain. Mingyu berlari menuju tempat parkir, memasuki mobilnya dan menunduk dalam.

Kedua tangannya memegang setir mobilnya dengan kuat, air matanya mengalir begitu saja, terus membasahi celana yang ia gunakan. Ia menangis, terisak di dalam mobilnya.

Mingyu kemudian meraih ponselnya, dengan tangan yang bergetar, ia mencari nomor ibunya dan meneleponnya. Menunggu selama beberapa saat hingga panggilan itu di terima.

"Mingyu? Ada apa nak?" tanya Krystal dengan nada khawatir karena mendengar suara tangisan Mingyu.

"Ibu.. hiks.. datang ke kampus.. Jemput.." ucapnya dengan suara yang bergetar.

"Iya, ibu akan kesana sekarang.. sebentar sayang.." Krystal menutup panggilan tersebut.

Mingyu menjatuhkan ponselnya di antara kedua kakinya. Ia menyandarkan kepalanya di jok tersebut, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Ia masih terisak, air matanya terus keluar hingga ia mendengar kaca mobilnya di ketuk seseorang. Ia menoleh dan menatap ibunya di luar mobilnya.

Mingyu segera membukanya, ia langsung meraih tubuh ibunya dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya di pundak Krystal.

Krystal mengusap punggung Mingyu dengan lembut. "Ada apa hm?" tanyanya lirih. Mingyu hanya menggeleng kecil. "Apa perlu memanggil ayah?" tanyanya dan Mingyu menggeleng lagi.

Ia kemudian melepas pelukan Mingyu, menangkup wajah anaknya yang sedang menangis itu dan menghapus air matanya. "Kita pulang?" tanyanya dan Mingyu mengangguk.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang