Krystal menyetir mobilnya, sementara Nyonya Jeon duduk di sampingnya. Tentu saja nyonya Jeon gugup, ia semobil dengan salah satu desainer ternama di negaranya.
"Maaf membuat anda tidak nyaman karena saya memaksa untuk mengantar anda.." ucap Krystal.
Nyonya Jeon terkekeh canggung. "Tidak.. Hanya, ini pertama kalinya saya duduk di sebelah orang yang begitu terkenal." balasnya.
Krystal tersenyum tipis. "Saya ingin mengantar anda untuk membahas mengenai anak kita, apa ada sudah tahu jika mereka berkencan?" tanyanya.
Nyonya Jeon menghela napasnya lalu menggeleng. "Baru tadi, saat nak Mingyu bilang ia berkencan dengan Wonwoo." jawabnya dengan nada lemas.
"Maaf jika itu membuat anda terkejut, hanya, Mingyu juga tak pintar menyimpan rahasia, ia lebih suka mengungkapkannya.. Sebelum ia mengajak Wonwoo berkencan, ia sudah bilang pada saya dan ayahnya jika ia menyukai Wonwoo. Kami tidak apa dan menerimanya, hanya.. bagaimana dengan anda?" Ia sedikit menoleh untuk menatap nyonya Jeon.
"Saya belum mengerti, kenapa bisa keduanya saling menyukai dan berakhir berkencan. Entah, saya sendiri bingung."
"Mungkin anda butuh waktu.. Wonwoo dan Mingyu adalah remaja, mereka masih terlalu egois, ingin memenuhi keinginan mereka sendiri."
"Benar.." Nyonya Jeon tersenyum tipis. "Saya pikir, biar waktu yang menjawabnya."
"Jadi untuk sekarang, anda tidak apa jika Mingyu berkencan dengan Wonwoo?"
"Tidak apa.. Saya juga akan membahasnya dengan suami saya."
"Baiklah, terima kasih banyak."
"Saya yang harusnya berterima kasih, anda mendidik Mingyu dengan baik, membuatnya begitu peduli dengan orang lain."
Krystal yang mendengarnya terkekeh malu. "Saya hanya berusaha menjadi ibu yang baik." balasnya.
"Anda menjadi ibu yang baik, saya kira anda begitu sibuk dengan pekerjaan anda.."
"iya sebenarnya, tadi saya meninggalkan rapat dengan klien, anak saya lebih penting daripada pekerjaan saya."
Nyonya Jeon menatapnya lekat dan tersenyum simpul. "Nak Mingyu pasti sangat senang memiliki ibu seperti anda."
"Saya harap juga begitu." Krystal membalas senyumnya, lalu menoleh ke arah jalan. "Apakah jalannya benar?"
•
"Kira-kira apa yang ibumu bicarakan dengan ibuku?" tanya Wonwoo, sembari membenahi kotak P3K.
"Mungkin tentang kita." Mingyu membantunya, ia berdiri dan mengembalikannya ke lemari khusus obat di ruang kesehatan. Ia menoleh ke arah Wonwoo. "Ayo kembali ke kelas." ajaknya.
Wonwoo menatapnya, ia berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Mingyu. "Terima kasih banyak." ucapnya.
"Untuk apa?"
"Yang tadi kau lakukan, jika aku sendiri.. Mungkin aku akan pergi begitu saja."
"Itu namanya pembelaan diri Wonwoo." Mingyu mengusap rambut Wonwoo dengan lembut. "Kita tidak salah, dan tidak baik juga jika membiarkan mereka.. Atau mereka akan terbiasa dan terus mengulanginya."
Pemuda Jeon itu tersenyum tipis. "Kau benar.." balasnya. Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kesehatan menuju kelas mereka di lantai dua. "Aku tidak menyangka Seungcheol sunbae yang menyebarkannya." ucapnya.
"Kita tidak tahu tentang sifat orang lain, apalagi kita tidak mengenalnya dengan baik." balas Mingyu. Mereka menaiki tangga hingga sampai di lantai dua, mereka langsung menuju kelas. Meminta izin pada guru yang mengajar untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn? No!
FanfictionMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo adalah seorang perempuan tulen, tapi sayang, ia terlalu banyak mengeluh terhadap kehidupannya sendiri karena menjadi seorang perempuan. Ia hanya tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Hingga ia mengucapkan...