part 18 : i don't wanna lose you ಥ_ಥ

1.4K 132 10
                                    

Ujian kelulusan sudah di laksanakan dan para siswa tinggal menunggu hari kelulusan mereka saja. Selain itu, mereka yang mendaftar juga sudah di terima di berbagai universitas. Termasuk Mingyu dan Wonwoo.

Dua hari lagi adalah acara untuk hari kelulusan sedangkan hari ini adalah ulang tahun Wonwoo yang ke sembilan belas. Mereka tak berangkat ke sekolah, dan Wonwoo berada di rumah untuk menyiapkan acara kecil-kecilan ulang tahunnya.

Ia tengah membantu ibunya yang menyiapkan makanan yang akan mereka hidangkan nanti. "Haruskah kita melakukan ini ibu?" tanya Wonwoo.

"Tentu saja Wonwoo, ini juga untuk merayakan kelulusanmu." jawab ibunya tanpa menoleh.

Wonwoo hanya menghela napasnya lirih, ia hanya mengundang teman dekatnya, bahkan tak semua siswa satu kelasnya ia undang.

Mingyu? Ia semalam sudah memberi selamat pada Wonwoo tepat tengah malam dengan terus menelepon Wonwoo hingga Wonwoo terbangun dari tidurnya. Sekarang ini, ia belum sampai karena ia masih sibuk mencari hadiah untuk Wonwoo.

Sekitar jam lima sore persiapan sudah selesai, Wonwoo masuk ke kamarnya dan membersihkan diri, ia memakai baju kasualnya dengan perpaduan warna cream.

Ia keluar dari kamarnya dan mendapatkan Jeonghan yang sudah berada di rumah tersebut. Jeonghan mendekat dan memberi selamat juga sebuah kado untuk Wonwoo. Berupa jam tangan.

Jeonghan berbincang banyak dengan Wonwoo, yang kebanyakan membahas mengenai universitas yang mereka masuki. Selain itu, mereka juga berbincang dengan keluarga Wonwoo.

Sesuai undangan, sekitar jam tujuh, teman-teman yang lain datang, membawa hadiah juga untuk Wonwoo. Tapi Wonwoo masih belum merasa senang karena Mingyu tak kunjung datang.

Ia sudah beberapa kali menelepon Mingyu, mengirim pesan, tapi juga tak ada balasan atau pesannya pun tak Mingyu baca. Hingga akhirnya Wonwoo memutuskan untuk meniup lilin kue ulang tahunnya saat Mingyu belum datang. Bagaimana pun, teman-temannya sudah menunggu.

Sekitar jam delapan malam, mereka melakukan acara makan malam dengan memakan masakan yang sudah dibuat oleh ayah dan ibunya Wonwoo. Berbincang hingga jam sepuluh malam, beberapa dari mereka pamit pulang.

Wonwoo berdiri di ambang pintu mengantar teman-temannya, ia menoleh saat Jeonghan berdiri di sampingnya. "Kau sudah akan pulang?" tanyanya.

Jeonghan mengangguk kecil. "Tidak perlu menunggu Mingyu, Wonwoo-ah.. mungkin dia sibuk jadi tak bisa datang sekarang." ucapnya sembari menepuk pundak Wonwoo pelan.

Wonwoo menghela napasnya dan menampilkan wajah sedihnya. "Tapi setidaknya ia mengabariku." balasnya.

Jeonghan menatapnya dengan sendu. "Lebih baik kau istirahat, aku akan pulang."

"Iya, terima kasih." Wonwoo menatap kepergian Jeonghan, ia kemudian berbalik dan kembali memasuki rumahnya. Ia mendekat ke arah ibunya yang tengah berbenah dan membantunya.

Nyonya Jeon menatap putra sulungnya yang terkesan murung. "Mingyu sungguh tak mengabarimu?" tanyanya.

Wonwoo menggeleng kecil, ia membawa piring kotor ke wastafel dan mulai mencucinya. "Tak biasanya Mingyu seperti ini." ucapnya.

Ibunya menghela napasnya lirih, ia menatap punggung Wonwoo dengan lekat. "Tidak apa Wonwoo, mungkin ia sibuk, besok kau bisa menemuinya." ucapnya dan hanya di beri anggukan kecil oleh Wonwoo.

Setelah selesai berbenah, Wonwoo memasuki kamarnya, ia duduk di sisi ranjang sembari mengecek ponselnya, tak ada sedikit pun notifikasi masuk dari kekasihnya itu.

Ia lalu mencoba menghubungi Mingyu lagi, tapi tak diangkat dan dering ponselnya mati begitu saja. Wonwoo merasa sedih, kenapa di hari ulang tahunnya Mingyu malah tak datang.

Reborn? No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang