kolam renang

106 9 0
                                    

"tumben diem-dieman" sang bunda menatap heran ke 3 anaknya yang tidak saling ngobrol.

"lagi berantem?" sang ayah bertanya sambil menatap anaknya 1 per 1.

si kembar menoleh ke sang ayah lalu menggeleng.

"terus kenapa diem-dieman kalau ga berantem, hm?" sang bunda bertanya dengan nada lembut.

"ivalyn ga ngerasa kita lagi berantem kok bun yah, cuma mereka lagi ngambek gara-gara ivalyn potong rambut" ivalyn menjelaskan sambil memotong daging rendangnya.

iya, ivalyn memutuskan memotong rambutnya menjadi sebahu.

"ya ampuun"

sang bunda dan sang ayah saling tatap lalu menggelengkan kepala sambil menghela nafas.

"abang, adek, kenapa ngambek sih? kan kakak tetep cantik walau rambutnya sebahu"

haruto dan jeongwoo menoleh ke sang bunda.

"nanti rambut kakak kan pasti panjang lagi, udah ah sana baikan! kaya anak kecil aja ngambek-ngambekan"

haruto dan jeongwoo mendengus lalu mengangguk patuh.

"to ih! airnya nyiprat tauu!"

ivalyn mendengus kesal saat terkena cipratan air, karena haruto melompat ke dalam kolam renang.

"woo jangan di tarik-tarik, nanti nyemplung!"

ivalyn protes karena kakinya yang dia masukkan ke kolam renang ditarik tarik oleh jeongwoo.

"yauda sih, nyemplungnya juga ke kolam renang bukan ke got" haruto menyibakkan rambutnya lalu mengusap wajahnya.

sang bunda dan sang ayah yang memperhatikan mereka dari gazebo dekat kolam renang hanya menggelengkan kepala dan sesekali terkekeh melihat tingkah mereka.

mereka sedang berada di taman belakang, dan si kembar sedang berenang di kolam renang dengan memakai baju renang tentunya. sebenarnya yang renang hanya haruto dan jeongwoo saja, ivalyn hanya mencelupkan kakinya dan duduk di pinggir kolam renang, karena dia tidak bisa berenang.

"ayo sini lyn ikut nyebur! masa kaki doang yang di celupin"

"ga ah, kan ga bisa renang, kolamnya dalem" ivalyn menolak ajakan haruto.

"gapapa kak, ayo jeongwoo tuntun" jeongwoo mendekat ke ivalyn untuk mengajaknya turun ke kolam.

"beneran nih?" ivalyn memastikan, yang langsung diangguki jeongwoo.

akhirnya ivalyn turun ke kolam renang yang dalamnya 2 meter, dengan dibantu jeongwoo yang memegang tangannya.

"ih kolamnya dalem"

ivalyn merengek takut sambil mencengkeram lengan Jeongwoo, saat merasakan kakinya tidak menapak dasar kolam.

"gapapa, ayo gue bantu jalan"

jeongwoo mulai menuntun ivalyn.

lalu secara perlahan jeongwoo melepaskan tangannya membiarkan ivalyn berjalan sendiri.

ivalyn sudah mulai terbiasa, dia mencoba mendekat ke jeongwoo, tapi belum sampai di dekat jeongwoo, ivalyn merasakan berat di bahunya, membuatnya masuk ke dalam kolam.

"ah! jeong-woo!"

ivalyn memanggil jeongwoo panik dengan tersendat sendat, karena mulutnya kemasukkan air kolam.

ivalyn merasakan tangan seseorang di pinggangnya, lalu mengangkatnya ke permukaan kolam, membuat ivalyn melingkarkan kakinya ke pinggang orang itu.

"uhuk uhuk!" ivalyn terbatuk batuk.

ivalyn baru menyadari ternyata yang membuatnya masuk ke dalam kolam adalah haruto.

"haruto! jahat banget lo! nanti kalau gue mati gimana?!" ivalyn memukul dada haruto kesal sambil melotot.

"buktinya ga mati nih, hehe" haruto nyengir tanpa dosa.

"harutooo!" ivalyn memukul mukul dada haruto, membuat sang empu mengaduh sakit.

"aduh sakit lyn! gue lepasin loh ya!"

haruto mengancam, membuat ivalyn memberhentikan pukulannya, memilih untuk mengalungkan tangannya ke leher haruto, lalu mendengus, membuat haruto terkekeh.

"aduh abang jangan gitu ah lain kali! kasian kakak matanya sampai merah gitu! kakak juga ga boleh panggil lo-gue, kalian saudara ya bukan temen!" sang bunda mengomel dari gazebo.

"iya bunda maaf"

haruto yang tadi menoleh ke sang bunda, kembali menatap ivalyn yang masih kesal.

"gausa cemberut gitu, jelek lo!" haruto berucap pelan lalu mendapat satu pukulan yang sedikit keras di bahunya dari ivalyn.

"nyebelin!" ivalyn mendengus kesal.

"jeongwoo, bantuin!" ivalyn meminta jeongwoo mendekat untuk menuntunnya kembali.

ivalyn lepas dari gendongan haruto, dan kembali memegang erat lengan jeongwoo.

"kangen banget ya yah sama suasana rumah" sang bunda sedikit terkekeh sambil melihat anak anaknya.

"iya bun, apalagi sama mereka, berisik sih tapi kalau ga ada mereka sepi" sang ayah ikut melihat anak anak mereka yang sedang tertawa bersama.











author kasih bonchap nih hehe

h - i - jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang