Langit sudah berwarna merah kekuningan artinya sebentar lagi wayah sorop, tapi pak Badri masih setia menunggu kedatangan putrinya sudah lama merantau di kota.
Tak selang lama sebelum adzan magrib berkumandang, Adelia sampai dirumahnya diantar abang ojeg.
“Niki lek, artone” (Ini pak uangnya)
“Suwun nggeh mbak”(Terimakasih ya pak)
Dengan wajah sumringah pak Badri menyambut kedatangan Adelia. Adelia merupakan anak bungsu pak Badri dan bu Yeni. Sejak Adelia lulus SMP dia tinggal dan melanjutkan sekolahnya di Surabaya ikut dengan anak pak Badri yang pertama.“Kok lama sekali toh ndok datangnya, bapakmu iki lho ndak mau masuk kalo kamu belum sampai” Ucap bu Yeni
“Iya buk, tadi busnya nabrak orang” ucap Adelia
“Astagfirullah, tapi kamu ndak apa-apa kan ndok? Terus gimana korbannya?” Tanya bu Yeni khawatir
“Adel ndak apa-apa buk, korbannya meninggal ditempat”
“Ibuk ini lho anaknya baru dating kok sudah ditanya ini itu, mbok biar anaknya bersih-bersih dulu, istirahat dulu”
“Sudah ndok ndak usah ladeni ibukmu, jangan lupa sholat ya”
“Inggih pak”Adel masuk ke dalam kamarnya yang sudah lama tidak ia tempati, namun semuanya masih bersih dan tertata rapi. Adelia mengambil handuk dan berniat untuk mandi untuk menghilangkan rasa penatnya.
-----------
Sudah lama sekali sejak Adelia lulus SMP dan pindah ke Surabaya ia tak pernah berkunjung ke desa ini karena biasanya ibuk dan bapaknya yang dating ke Surabaya.
Kerinduannya akan masa kecilnya di desa ini, ia habiskan dengan berkeliling desa, menyapa warga desa yang Adelia jumpai. Tak banyak warga yang pangling dengan Adelia.
“Assalammualaikum, bu Nah” sapa Adelia
“Walaikumsalam, sinteh nggeh?”(siapa ya?)
“Lho masak bu Nah lupa to sama Adelia?”
“Adelia??? Ohhhhh Adelia anaknya pak Badri?”
“Inggih bu”(iya bu)
“Masyaallah ayu temen nok awakmu saiki, bu Nah nganti pangling” (Masyaallah cantik sekali kamu nak, bu Nah sampai pangling)
“Ahhh bu Nah bisa saja”
“Teko kapan awakmu, Del?”(Datang kapan kamu, Del?)
“Wingi sonten bu”(Kemarin sore bu)Adelia memang memiliki paras yang cantik, kulitnya yang putih bersih dengan hidung mancung serta kedua pipi yang memiliki lesung membuat siapapun akan kagum melihat kecantikan Adelia.
Kecantikan adalah anugerah , namun terkadang kecantikan juga bisa menjadi malapetaka. Kehadiran Adelia menjadi buah bibir dikalangan tetangga.
Suatu hari pak Badri memiliki firasat yang tidak enak terhadap putrinya. Adelia belum tau apa saja yang sudah terjadi di desa ini. Ada perasaan was-was yang dirasakan pak Badri.
“Ndok, awakmu bali nang Suroboyo kapan?”(Nak, kamu pulang ke Surabaya kapan?)
“Bapak iki yo opo to pak, anakke lagi tekan kok wes dikon bali”(Bapak ini kenapa pak, anaknya baru sampai kok sudah disuruh pulang lagi)
“Bukan begitu buk, bapak kan cuman tanya ndak salah to?”
“Adel sebulan pak disini, soalnya Adel tinggal nunggu pengumuman saja keterima atau tidak dari pihak universitas nanti kalo pengumumannya sudah keluar Adel langsung pulang”
“Kalo bisa jangan lama-lama disini ya Del”
“Bapak ini kenapa lho, anaknya pulang bukannya senang malah diusir”
“Bukannya ngusir buk, bapak cuma ndak mau-“
“Ndak mau apa pak? Tanya Adel yang penasaran dengan sikap bapaknya.
“Ndak apa-apa, lupakan” Pak Badri pergi dari duduknya meninggalkan Adelia dan bu Yeni yang masih dibuat penasaran dengan sikap pak Badri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANTIL IRENG NIRMALA
HorrorSebelum baca harap follow dulu ya☺️ Tinggalin komentar kamu di setiap part nya🙏 ~~~~~~~ Enjoyed Reading ~~~~~~~ Seorang anak bernama Nirmala, yang hidupnya mengalami ketidakberuntungan. Berawal dari kecelakaan yang membuat ketua orangtua Nirmala m...