Part 36 : Bali Muleh

1.7K 148 0
                                    

Monggo pak" Sapa Nirmala ramah ke penduduk desa
Tak ada yang berani menjawab sapaan Nirmala namun mata mereka tak berkedip sedikitpun melihat wanita dihadapannya adalah Nirmala.

"Astagfirullah, edan deso iki wes edan. Mati kabeh" Ucap Mitro
"Wingi Pras saiki Nirmala sesuk sopo maneh?Martono?" tambah Mitro
"husttt lambemu nak ngomong iso dijogo pora toh ,Tro" Ucap Hasan memperingati temannya

Kabar kembalinya Nirmala ke desa, sudah terdengar hingga ke telinga seluruh warga desa. Bagaimana bisa Nirmala hidup lagi jawabannya adalah mbok Nipah. Saat warga menyeret paksa Nirmala dan merajam Nirmala mbok Nipah mengamati dari jauh sampai pada tubuh Nirmala akan dibakar raga Nirmala ditukar dengan raga gadis lain. Lalu teror yang selama ini? itu semua juga ulah mbok Nipah.

Mbok Nipah merawat Nirmala hingga fisiknya sembuh, dengan begitu akar dari susuk kantil Ireng akan tumbuh menjalar lagi sampai ada yang bersedia untuk menerima karma Nirmala seperti Nirmala menerima karma Batari begitu seterusnya.

"kulon nuwun" Nirmala mengetuk salah satu rumah warga
"Monggo" Bu Tini terkejut saat yang mengetuk pintu rumahnya, seketika tubuh Bu Tini tak dapat digerakkan , Bu Tini dapat mencium aroma bunga kantil dan minyak kasturi dari tubuh Nirmala.
"Nopo kulo angsal mlebet Bu?" Tanya Nirmala
Bu Tini hanya bisa menganggukkan kepalanya
"Siapa Bu yang datang?" Tanya pak Tono yang datang dari arah dapur.
"Nirmala?"
Nirmala tersenyum manis kearah pak Tono
"Ada keperluan apa mbak Nirmala bertamu ke rumah saya"
Pak Tono merukapan orang yang agamanya tekun sehingga ia berusaha bersikap tenang ketika berhadapan dengan Nirmala.
"Ckckckck" suara tawa Nirmala memenuhi ruangan
"aku prihatin marang awakmu mbak, tobat sakdurunge Gusti Allah ngelaknat awakmu"
"menungso sok bener, sing mentingno keperluane  awake dewe"( manusia sok benar, yang mementingkan  keperluannya diri sendiri)
"opo sing sak benere awakmu pengeni Mala?"( Apa yang sebenarnya kamu inginkan Mala)
"aku pengen kowe-kowe Kabeh Podo mati"(aku ingin kalian semua mati)
"nyawa dibales nyawa, wes kayak Kuwi becikke" (nyawa dibalas nyawa, sudah seperti itu baiknya)

Dendam kesumat antara Nirmala dan semua warga yang telah menghancurkan kehidupannya membuat Nirmala tak ada ampun menghabisi  satu persatu.

Setiap menjelang magrib dan seusai subuh Bu Tini selalu melihat Nirmala berdiri di pelataran rumahnya kemudian pergi.
"pak, kepiye Iki pak?" (pak, bagaimana ini pak)
"gimana apanya buk"
"itu loh pak Nirmala"
Pak Tono menyibak tirai jendelanya dan melihat Nirmala berdiri sembari tersenyum kearahnya.

Setiap kedatangan Nirmala membuat anak pak Tono yang masih bayi selalu menangis. Setiap bangun tidur pak Tono dan istrinya selalu mendapati bunga kantil bertaburan diatas tempat tidurnya.

Cuaca malam itu terasa sangat gerah hingga membuat pak Tono mencari angin diluar rumahnya. Dengan berbekal kipas yang terbuat dari anyaman bambu.
"Mas  mas Tono, meneo mas aku nang kene mas kancani aku mas"(mas mas Tono, kesini mas aku disini mas temani aku)
Seperti disihir pak Tono berjalan mengikuti langkah kaki Nirmala.

Merasa aneh dengan sikap suaminya Bu Tono berinisiatif mengikuti kemana suaminya pergi. Tak habis pikir pak Tono pergi kerumah Nirmala. Dengan perasaan tak karuan Bu Tono pergi kerumah pak RT.
"Pak pak RT....tok...tok..tok"
ceklek bunyi handle pintu dibuka
"Ada apa Bu malam-malam kerumah saya"
"Suami saya pak tolong pak suami saya ada dirumah Nirmala"

Pak RT ,Bu Tono dan beberapa warga pergi ke Rumah Nirmala.
"tok...tok...tok mbak Mala, mbak" ketuk pak Tono
"iya pak ada apa nggih malam-malam kerumah saya?"
saat melihat Nirmala bukannya menyampaikan tujuannya malah semuanya terpana melihat kecantikan Nirmala.
"pak RT" tegur Bu Tono
"ehhh iya maaf ...maaf"
"Begini mbak Mala, maaf sebelumnya kalau kedatangan kami kesini mengganggu istirahat mbak Mala"
"iya pak ndak apa-apa, memangnya ada apa ya"
"wes pak RT kesuwen, mbok umpetno nang endi bojoku?" (udah pak RT kelamaan, kamu umpetin dimana suamiku?)
"maksudnya Bu Tono apa nggeh Bu?"(maksudnya Bu Tono apa ya Bu)
"Ndak usah pura-pura, aku mau weruh awakmu ngakak bojoku mlebu nang umahmu, endi bojoku"(Gak usah pura-pura, aku tadi melihat kamu ngajak suamiku masuk ke rumahmu, dimana suamiku)
"Bu Tono ngomong nopo toh, lha iku garwane sampeyan"(Bu Tono bicara apa sih, lha itu suami kamu)

Nirmala menunjuk kearah pak Tono yang baru saja datang.
"buk, kamu ini kemana saja toh itu lho Nadin nangis terus) ucap pak Tono
"Bapak??? bukannya bapak tadi?"
"Ayo buk, mesakke Nadin"(Ayo buk, kasihan Nadin)
orang-orang bingung melihat bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Pak Tono menggandeng tangan istrinya untuk kembali kerumah. Bu Tono tak mengerti mengapa bisa suaminya datang dari arah rumahnya, padahal jelas-jelas Bu Tono melihat suaminya masuk ke dalam rumah Nirmala.

"saya sebagai perwakilan dari Bu Tono meminta maaf ya mbak Mala atas apa yang baru saja terjadi.
Nirmala menyunggingkan senyuman.
"yasudah mbak kami pamit dulu, sekali lagi maaf ya mbak"

Pak RT dan yang lain kembali ke rumah masing-masing.

Sejak kejadian itu Bu Tono mengalami gangguan kejiwaan, yang suka berhalusinasi.

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang