Part 19 : Wiwitan ( Permulaan)

2.3K 190 1
                                    

Nirmala mengunjungi rumah mbok nipah, berniat untuk menceritakan semua mimpinya, kedatangan mbok nipah disambut senyuman oleh mbok nipah.

“nirmala mene lenggah”(nirmala sini duduk)
“matur nuwun mbok”(terimakasih mbok).

Sebelum nirmala bercerita maksud kedatangannya, ada seorang pria yang datang, mbok nipah menghampiri pria tersebut, lalu pria tersebut membisikkan sesuatu ditelinga mbok nipah, sangat pelan sampai nirmala tak dapat menguping pembicaraan mereka, sesekali mata pria tersebut melihat kearah nirmala.

Mbok nipah tak mengatakan apapun, beliau hanya mengangguk-anggukkan kepala.
“yawes, sampean mrono ndisik mengko tak susul”(yasudah kamu kesana dulu nanti saya susul).

Pria itu mengangguk dan pergi dari rumah mbok nipa. Setelah pria itu pergi mbok nipah masuk ke kamarnya mengambil sebuah tas yang entah apa isinya.

“mbok mau kemana?” tanya nirmala
“onok sing lahiran, nirmala mau ikut?”(ada yang lahiran, nirmala mau ikut?)

Apa boleh buat dari pada harus menunggu sendirian dirumai mbok nipah lebih baik ikut mbok nipah, lagi pula nirmala baru tahu kalau mbok nipah juga seorang dukun bayi.

cukup jauh nirmala dan mbok nipah berjalan, karena memang jarak rumah warga saling berjauhan satu sama lain. Sampailah nirmala dan mbok nipah disebuah rumah yang ukurannya lebih besar dari rumah mbok nipah, benar saja disana sudah ada seorang wanita yang akan melahirkan, wanita itu berada diatas ranjang berteriak-teriak seakan merasakan sakit yang teramat sakit.

Apakah memang seperti itu rasanya melahirkan?, dirumah itu nirmala juga melihat pria yang tadi mendatangi rumah mbok nipah, pria itu melihat kearah nirmala dengan tatapan yang tidak suka.

Mbok nipah meminta semua kebutuhan yang ia perlukan, kepada pihak keluarga. Nirmala menyaksikan secara langsung, bagaima mbok nipah membantu wanita itu melahirkan, tak seperti proses melahirkan yang nirmala tahu, mbok nipah meminta wanita itu untuk membuka kakinya.

Mboh nipah mengurut-ngurut perut wanita itu, yang membuat nirmala tak percaya mbok nipah mengambil sebuah belati dari dalam tasnya, mbok nipah membelah perut wanita itu dari ulu hati hingga batas kemaluan wanita itu, sampai nirmala bisa melihat bayi itu dikeluarkan oleh tangan mbok nipah dari dalam perut wanita itu.

Nirmala yang menyaksikan apa yang mbok nipah lakukan , berteriak lalu tak sadarkan diri.

Nirmala tersadar dari pingsannya, tapi anehnya nirmala melihat wanita itu baik-baik saja sedang menggendong anaknya yang baru lahir, bagaimana bisa seseorang yang perutnya dirobek tidak mati???

Mungkin dijaman sekarang namanya melahirkan Caesar yang dilakukan oleh dokter ahli, tapi berbeda dengan yang tengah nirmala saksikan tak ada peralatan medis hanya sebuah pisau belati.

“piye ndok, wes kuat bali?”(gimana nak, sudah kuat pulang?
Diperjalanan pulang nirmala masih tak habis piker dengan kejadian gila yang baru pertama kali dia saksikan.
“mbok iki mambu opo? Buntelan opo sing sampean gowo mbok?”(mbok bau apa ini? Bingkisan apa yang kamu bawa mbok?)

“ngko tak duduhi nak wes tekan omah”(nanti aku perlihatkan kalau sudah sampai rumah)
Nirmala berhenti sejenak, sambil memandangi buntelan yang dibawa mbok nipah,buntelan tersebut berbau anyir, nirmala tersadar mbok nipah sudah berjalan jauh didepan nirmala, nirmala menyusul langkah mbok nipah.

Sampai dirumah mbok nipah menutup rapat pintu rumahnya,saat mbok nipah membuka bentulan itu dihadapan nirmala, nirmala merasa akan pingsan untuk yang kedua kalinya, buntelan itu berisi ari-ari dari bayi yang baru lahir terlihat dari darahnya yang masih segar.


KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang