Part 40 : Sopo Sing Mambu???

1.6K 144 0
                                    

“Mayang,kalo kamu gak suka kita disini setidaknya kamu jaga sikapmu” Ucap Raka
“Iya Mayang, hargai kami yang udah susah payah sampe kita ngemis-ngemis buat diijinin KKN disini. Kalau kamu emang gak mau bantu mending kamu diam aja deh” Ucap Doni
“Baiklah jika itu mau kalian aku akan diam meski sesuatu terjadi pada kalian semua” Ucap Mayang tegas
“Udah dong jangan pada berantem, lebih baik kita istirahat dulu kita lanjutin besok” Ucap Ruri yang mencoba melerai teman-temannya.
Raka dan Doni berjalan lebih dulu, disusul Ruri dengan Mayang.

“Mayang, aku tahu kamu memiliki sesuatu yang tidak kami miliki tapi aku harap kamu bisa bijaksana dalam bersikap, kita disini tamu tidak harus tau aturan dan tata krama” Ucap Ruri
“Maafkan aku Ruri” Jawab Mayang lirih
“Tak apa Mayang, perdebatan itu hal biasa” Ucap Ruri menenangkan Mayang
“Memangnya apa yang kamu rasakan Mayang?” Tanya Ruri
“Gak apa-apa kok, mungkin aku belum terbiasa di tempat yang baru” Jawab Mayang
Ruri tau Mayang menyembunyikan sesuatu darinya, namun Ruri tak ingin memaksa Mayang untuk mengatakannya.

Jam menunjukkan pukul 11:38 Mayang dan Ruri sudah terlelap dalam tidurnya. Tidur Mayang terusik saat dirinya mendengar bunyi “Tip…tap…tip…tap” Mayang terbangun dan melihat Yuri tak ada disebelahnya, Mayang berfikir mungkin Ruri sedang ke toilet dan Mayang pun melanjutkan tidurnya kembali. Suara itu terdengar kembali “Tip…tap…tip..tap” Mayang pun membuka kembali matanya dan Ruri belum juga kembali, mungkin bunyi itu berasal dari keran air dari kamar mandi yang sedang Ruri gunakan, Mayang pun memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Namun lagi-lagi suara itu membangunkan Mayang “Tip…tap…tip…tap” Mayang melirik jam diponselnya jam sudah menunjukkan pukul 02:22 dan Ruri belum juga kembali, akhirnya Mayang memutuskan untuk menyusul Ruri ke kamar Mandi namun apa yang Mayang liat, Ruri tergantung di langit-langit kamar mandi dengan luka sayat dilehernya dan darah Ruri menetes di penampungan air sehingga menciptakan bunyi “Tip…tap…tip…tap”.

Mayang menjerit melihat temannya mati mengenaskan, teriakan Mayang membuat Raka dan Doni lari kalang kabut. Melihat tubuh Ruri yang tergantung Raka dan Doni lemas tak berdaya. Malam itu juga Raka, Doni dan Mayang bergegas mengemasi barang-barang mereka namun saat Raka dan Doni sedang mengemasi barang mereka, Raka menyadari ada yang aneh dari sikap Doni.
“Don, kamu kenapa?” Tiba-tiba saja Doni menyerang Raka secara brutal
“Badjingan, sadar Don aku Raka” Teriakan Raka membuat Mayang penasaran dan berlari ke kamar Raka. Mayang mencoba membantu melepaskan tangan Doni dari leher Raka. Doni mendorong tubuh Mayang hingga Mayang terlempar ke tembok. Gila tenaga Doni seperti tenaga dua ekor kerbau yang sedang mengamuk.

Raka mati ditangan Doni, setelahnya Doni berjalan kearah Mayang berada. Mayang tak bias kemana-mana dia sudah berada disidut tembok. Saat dihadapannya DOni memutar kepalanya sendiri hingga 360 derajat membuat kepalanya terputus.

Bukkkkk

Suara keras itu terdengar saat kepala Doni jatuh kelantai. Mayang benar-benar tak mengerti apa yang tengah mereka hadapi hingga ketiga temannya mati dengan cara mengenaskan. Sadar jika hanya tinggal dirinya sendiri yang masih hidup Mayang berusaha untuk keluar dari rumah Nirmala.

“Mau kemana cah ayu” Ucap Nirmala lirih
“Setan” Umpat Mayang yang membuat Nirmala tertawa terbahak-bahak.
“Apa mau mu, kenapa kau bunuh semua temanku?”

Flashback

Malam itu Ruri terbangun dari tidurnya karena ingin BAK, Ruri membangunkan Mayang untuk minta ditemani ke kamar mandi namun Mayang tak bangun dari tidurnya akhirnya Ruri memberanikan diri ketoilet sendiri. Saat selesai BAK Ruri mencium bau bunga dari arah kamar Nirmala, rasa penasarannya membuat Ruri masuk kedalam kamar Nirmala. Kamar Nirmala dipenuhi barang-barang antik yang berharga, ada satu barang yang membuat Ruri tertarik , barang itu adalah tusuk konde. Rasa ingin memiliki pun membuat Ruri mengambil tusuk konde tersebut dari atas meja rias Nirmala. Setelah itu Ruri kembali kekemarnya. Ruri merebahkan tubuhnya disamping Mayang yang masih tertidur pulas, saat sesuatu mencengkeram kaki Ruri dan menyeretnya hingga keatap kamar mandi.

Lalu mengapa Doni membunuh Raka? Rupanya Doni dan Raka bersaing untuk mendapatkan hati Nirmala. Namun rupanya Raka satu langkah berada di depan Doni, Raka mengungkapkan perasaannya kepada Nimala, dan beruntungnya Nirmala menerima perasaan Raka. Setiap malam setelah Doni tertidur Raka akan pergi ke kamar Nirmala. Tapi malam itu Doni tak kunjung tidur sehingga membuat Raka gelisah.
“Kamu kenapa,Ka?”
“Gak apa-apa, aku hanya merasa gerah saja, kamu sendiri kenapa belum tidur biasanya kan kamu biangnya molor”
“Belum ngantuk”
“Yaudah kalo gitu aku keluar dulu”
“Mau kemana?”
“Cari angin” Raka keluar dari kamarnya, tapi Doni merasakan ada sesuatu yang aneh dari sikap Raka. Doni pun berinisiatif untuk mengikuti Raka. Dugaan Doni selama ini ternyata benar, Raka pergi ke kamar Nirmala. Doni mengintip dari celah pintu, dan melihat sahabatnya sedang asik bercumbu dengan Nirmala. Raka sudah mencium aroma bunga kantil dari tubuh Nirmala, itu yang membuat Raka tidak bias terlepas dari Nirmala. Nirmala bagaikan candu bagi Raka. Doni yang merasa kalah saingpun merasa tak suka dengan Raka, dan berniat menghabisi nyawa Raka.

Flashback off

“Aku sedang berbaik hati, aku akan membiarkanmu tetap hidup” Ucap Nirmala
Mendengar hal itu Mayang tak lantas percaya, orang seperti Nirmala tidak akan pernah melepaskan mangsanya begitu saja.

Malam itu Mayang bisa keluar dari rumah Nirmala dengan selamat, namun apa yang harus Mayang gadaikan bukanlah hal yang murah. Mayang harus mengorbankan lidahnya sebagai pengganti nyawanya. Mengapa lidah Mayang yang diinginkan Nirmala????



Hallo Reader……
Kenapa ya Nirmala menginginkan lidah Mayang?
Komen ya, apakah apa yang ada dipikiran kalian sama denganku???
Terimakasih…
Kalau kalian suka sama cerita ini bantu Like kuy
Like dan Vote kalian berharga banget loh buat penulis

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang