Part 13 : Flashback Keluarga Catra

2.7K 198 3
                                    

Sebelum menikah dengan Baswara Catra nyai Batari memiliki nama Raras Gendis Batari Candrakanti, batari terlahir dari keluarga sederhana namun sangat disegani oleh penduduk disekitar tempat tinggal batari karena ayah batari seorang pemuka agama didesa setempat.

Batari adalah anak keempat dari lima bersaudara (Gantari Candrakanti, Keshwari Candrakanti, Naewari Cantrakanti, Batari Candrakanti dan Widuri Candrakanti). Nama Raras Gendis adalah semacam gelar bagi gadis yang menyandang sebagai kembang desa sebut saja desa tersebut desa kalimati.

Karena paras batari candrakanti yang ayu rupawan sehingga dirinya menjadi kembang desa kala itu sehingga hanya nama batari berbeda dengan keempat saudarinya.

Diusia batari candrakanti yang baru lima belas tahun dirinya sudah banyak diperebutkan oleh para pemuda baik dari desa kelahiran batari sendiri maupun tetangga desa bahkan keayuan paras dari Raras Gendis Batari Candrakanti terdengar hingga telinga keluarga Catra.

Bahkan pemuda yang saling berebut untuk dapat meminang batari rela mengorbankan nyawa mereka. Tak sedikit pemuda yang harus mati konyol karena mati ditangan pemuda lain, tapi hal itu tak membuat surut pemuda-pemuda yang ingin mempersunting batari.

Namun, batari candrakanti belum menentukan pilihan hatinya. Selain batari sebenarnya widuri juga memili paras yang ayu namun tak se-ayu batari.

“Buk…panggilkan anak-anak ono sing arep tak omongke”(buk…panggilkan anak-anak ada yang mau aku bicarakan)

Ibunda dari batari candrakanti bernama Sukma candrakanti dan ayahandanya bernama Bayuaji. Setelah kelima anaknya berkumpul bayuaji memandangi wajah putrinya satu persatu, bayuaji menghela nafas panjang.

“besok akan ada kawan lama bapak yang bernama Bahuwirya catra datang berkunjung kerumah, beliau mau melamar satu dari kalian berlima, yang akan dinikahkan dengan putranya yang bernama baswara catra.

Tapi bapak ingin putri bapak menikah dari yang paling tua yaitu gantari sampai yang termuda widuri, tapi bapak juga gak akan bisa memaksa jika nanti putra dari bahuwirya memilih putri bapak yang lain”.

“bapak hanya berpesan siapapun yang nantinya tidak dipilih oleh putra bahuwirya, bapak harap kalian bisa legowo”.

Tak ada satupun dari lima bersaudara yang mampu membantah ayahandanya bayuaji, karena mereka di didik jadi anak yang patuh dan penurut.

“yawes saiki awakmu kabeh istirahat, kecuali batari masih ada yang bapak ingin bicarakan denganmu yang lain boleh kembali ke kamar”.

Seakan tahu apa yang akan ayahandanya bicarakan, batari hanya mendengarkan ucapan ayahandanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Batari sangat menghargai dan menghormati ayahandanya, meski tak semua larangan ayahnya ia lakukan.

Tanpa sepengetahuan ayahanda dan ibundanya batari mempelajari ilmu kebatinan dan hal-hal tentang kejawen.

Berbeda dengan ayah, ibu dan keempat saudarinya yang memegang teguh nilai keagamaan.

Batari diam-diam mempelajari tentang “SUSUK KANTIL IRENG” yang membuat awet muda dan dapat memikat pemuda manapun yang melihatnya tersenyum, jadi tak heran jika batari menjadi rebutan.

Tapi untuk menggunakan susuk kantil ireng tidaklah mudah, batari harus melalui proses panjang yang salah satu prosesnya sedang dijalani nirmala saat ini hingga akhirnya ia menikah dengan sosok ghaib sebut saja SINGOLANGU, jadi secara ghaib batari sudah memiliki suami.

Itu alasannya kenapa sampai sekarang batari tidak pernah menentukan pilihan kepada puluhan bahkan ratusan pemuda yang meminangnya. Karena hal itu akan membuat singolangu murka.

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang