Part 46 : Lanjutan

1.5K 136 0
                                    

Rasa penasaran membuat Kanthi tak memperdulikan jika dirinya akan menerima hukuman dari Nirmala. Lagi pula rasa kemanusiaannya menuntunnya untuk menyelamatkan wanita itu. Kanthi mendekati pendopo, membuka pintu pendopo itu. Pintu berderit mengeluarkan suara gesekan antara besi pintu yang sudah berkarat.

Ruangan itu sangat gelap, lembab dan berbau apak juga pesing. Bagaimana bisa seseorang bertahan hidup ditempat seperti ini. Gelapnya ruangan membuat Kanthi tak dapat melihat apapun. Kanthi merasa ada sesuatu yang tengah berdiri dibelakangnya. Kanthi mencoba memberanikan diri untuk memutar badannya, namun tangan itu membekapnya saat ia hendak berteriak.

“Diamlah, jangan sampai dia mendengar teriakanmu”
“Ka-kamu siapa?”
“Aku Rahayu? Apakah kau Kanthi?”
“Bagaimana kau bisa tahu nama ku?”
“Hemmmm, semua sudah digariskan oleh takdir untuk itu aku berusaha untuk tetap hidup”
“Takdir? Takdir macam apa yang mengharuskan seseorang tinggal ditempat seperti ini?”
“Aku adalah satu-satunya, abdi dalam keluarga Catra yang masih hidup, namun aku harus kehilangan satu dari kedua bola mataku”

Benar saja wanita itu hanya memiliki satu bola mata, wanita itu usianya hampir sama dengan Nirmala. Ya, dia adalah Rahayu satu-satunya abdi dalam keluarga Catra yang selamat.

Flashback on

Bertahun-tahun yang lalu setelah Jaeda lahir, Rahayu difitnah berselingkuh dengan Wahyu, fitnah itu bertujuan agar Nirmala menghabisi nyawa Rahayu atas perintah mbok Nipah karena Mbok Nipah tahu bahwa Rahayu memiliki salah satu takdir Nirmala.

Nirmala masih membiarkan Rahayu hidup namun sebagai gantinya Nirmala mengurung Rahayu di dalam pendopo yang sering Nirmala dan Rahayu gunakan untuk berlatih menari tak hanya itu Nirmala mencongkel salah satu bola mata Rahayu.

Saat pembakaran itu terjadi taka da satupun orang yang tahu jika Rahayu masih terkurung disini bahkan Wahyu tidak tahu jika Nirmala tak membunuh Rahayu.

Flashback off

“Bagaimana manusia bertahun-tahun bisa hidup tanpa makan tanpa minum?”
“Tak mudah namun aku harus tetap bertahan, susuk kantil ireng harus dihentikan setidaknya kita bisa menolong mbak Mala agar terbebas dari susuk kantil ireng”
“Bukankah tadi kamu menyebut nama mbok Nipah? Siapa mbok Nipah?”
“Mbok Nipah sebenarnya adalah dukun laknat yang haus akan kecantikan dan keabadian, untuk itu dia menjebak para gadis untuk memakai susuk kantil ireng”
“Lalu ap-“
“Aku tidak tahu banyak soal ini, itu tugasmu dan yang lain untuk mencari tahu”
“Aku dan yang lain?”
“Sudah jangan banyak tanya sekarang kamu pergilah dari sini sebelum Nirmala menyadari keberadaanmu”
“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu sendiri. Ikutlah denganku aku akan membawamu kerumah dathuk”

Rahayu dan Kanthi mengendap-endap untuk bisa keluar dari rumah Nirmala.
“Dathuk, ini Kanthi buka dathuk”
“Kanthi, bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak keluar dari rumah ibumu”
“Maafkan aku dathuk aku terpaksa, aku ingin dathuk menolong dia”
“Siapa dia?”
“Wanita itu”
“Hmmmm, kau memang nekat kanthi”
“Baiklah aku akan menolongnya, biarkan dia tinggal disini dan kamu kembali kerumah ibumu”
“Tapi dathuk….”
“Kanthi, untuk tiga bulan kedepan jangan pernah jauh-jauh dari tubuh Nirmala”
“Baik dathuk”

“Dari mana kamu Kanthi?” Nirmala menatap tajam kearah Kanthi
“Dar-dari”
“Kau bebaskan tawananku?” Tanya Nirmala dengan nada membentak, wajah Nirmala sangat-sangat menakutkan.
“Tap-tapi aku hanya”
“Kembalilah ke kamarmu dan jangan kemana-mana tanpa seijinku”

Kanthi masuk kedalam kamarnya, baru kali ini Kanthi melihat wajah marah Nirmala. Kanthi merebahkan tubuhnya diatas dipan ,menatap kelangit-langit kamarnya. Memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini, rasa kantuk membuat Kanthi tertidur.

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang