Cr on pict
.
.
.
.
.
.......................................................................
"mar?" Tanya Adel saat membukakan gerbang untuk Amar. Wajar saja jika gerbang sudah ditutup karena waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Amar tidak bergeming, ia bahkan lupa berterimakasih pada Hanif karena begitu sampai di kosan Amar langsung masuk ke kamarnya"Bang, Amar kenapa?" Tanya Adel kepada Hanif yang juga hanya bisa diam saat ini
"Nanti abang jelasin, jangan dipaksa cerita Amar nya. Biar dia istirahat" Jawab Hanif
"Aishhh kenapa si. Padahal tadi pagi mood nya lagi baik banget" Adel benar-benar bingung
"Abang pamit dulu, nitip Amar ya" Ucap seorang kakak yang lebih khawatir pada wanita yang ia suka ketimbang pada adik perempuannya
"Bang, gw adek lu kalo lu lupa" Ucap Adel kesal
"Assalamualaikum" Hanif kembali melajukan mobilnya
"Waalaikumussalam"
...
Hari-hari terus berganti, jika kalian mengira Amar baik-baik saja itu jelas tidak mungkin. Namun inilah Amar, saat terpuruk seperti ini bukannya ia berdiam diri namun malah sengaja menyibukkan dirinya sendiri
"Masih ga ada kabar dari kak Rayhan?" Tanya Hana kepada Adel
"Gatau, gw ga tega liat Amar" Ujar Adel sambil melihat Amar yang benar-benar sibuk dengan penelitiannya, bahkan jika ada waktu luang untuk istirahat ia langsung mengetik sesuatu di laptopnya. Amar benar-benar menyibukkan dirinya, ia tidak ingin orang lain tau mengenai masalah ini
"Amar, gw mau ke coffee shop. Milkshake taro kan?" Tawar Hana kepada Amar yang kini tengah berkutat dengan laptopnya
"Americano aja" Ucap Amar cukup mengejutkan Hana dan adel, pasalnya mereka tidak tahu sejak kapan Amar mulai meminum minuman pahit seperti ini
"Mar, yang bener lagi" Tanya Adel sekali lagi
"Iya sayang, aku lagi pengen yang pahit biar melek gitu loh matanya" Ucap Amar sambil membuka matanya seolah-olah ingin memaksanya agar terus terjaga
"Mar, kalo capek istirahat gak kayak gini" Ucap Hana mulai khawatir
"Aku ga capek Hana, Adel, cuma lagi pengen aja..." Kalimat Amar terpotong saat Adel memeluknya secara tiba-tiba
"Minum taro aja ya, aku ga mau kamu sakit" Bisik Adel kepada Amar
"Yaudah deh nitip 2, taro sama Americano. Impas kan" Tawar Amar kepada sahabatnya
"Oke dehh" Adel dan Hana pun menyerah, entah dengan cara apa lag
Sudah hampir 3 bulan Rayhan benar-benar menghilang, entah apa yang terjadi. Amar tidak bisa menyalahkan apapun atas kejadian ini, namun Amar masih tidak percaya kalau ia menaruh percaya pada orang yang salah. Namun, kemana semua kalimat indah yang Rayhan pernah lontarkan hingga mampu meluluhkan hati Amar, apa semuanya hanya sebuah kebohongan palsu. Jika memang Rayhan berbohong, tapi kenapa sahabatnya sendiri pun tidak tau dimana keberadaan Rayhan. Apa serapih itu rencananya? Apa semudah itu mempermainkan hati seorang wanita yang sedang terluka?.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Solution
General Fiction"Jadi amar perkenalkan ini Rayhan mahasiswa magister bimbingan saya, Rayhan ini amar" Amar langsung membelalak kaget, tidak percaya kalau pria yang dari tadi duduk diam dengan postur yang sangat rupawan adalah Rayhan. "Hah? Jadi dari tadi disebelah...