"Abang mau makanan jepang, kamu mau apa Dit?"
"Aku sama kayak abang aja"
Dewi bersyukur Syifa tidak memiliki alergi apapun sehingga semua makanan bisa dimakannya. Dewi memesankan makanan sesuai selera masing-masing. Setelah setahun percerainnya, kesukaan mereka tetap sama. Lucu sekali, mereka sudah berpisah tapi seperti masih suami istri. Andai keluarga Herman mau menerima Syifa, dia tidak akan mengambil keputusan seperti ini. Karena dia masih mencintai Herman dan dia tahu anaknya butuh sosok ayah.
"Herman?" sapa seorang wanita cantik dengan penampilan elegan dan dewasa. Terlihat dengan jelas bahwa wanita tersebut mengagumi Herman. Entah sekedar mengagumi atau memang mendekati Herman. Hati Dewi sakit, tapi dia sadar dia sekarang bukan istrinya
"Eh bu mira, disini juga bu?" Wanita dengan nama asli Jumiran tersebut terlihat tidak senang dengan sebutan 'Bu' yang diucapkan Herman. Manu bagaimana lagi, memang sebenarnya wanita itu memang lebih tua dari Herman, meskipun hanya terpaut 2 tahun. Dan Herman juga tidak suka jika memanggil koleganya tersebut dengan sebutan nama atau embel-embel mbak/mas.
"Aduh, nggak usah terlalu formal Herman. Lagi makan ya? Aku boleh gabung?" Jumirah mulai melancarkan aksinya untuk memperoleh mangsa. Tanpa melihat ada orangtua dan anak-anak Herman. Perempuan ini memang perempuan bebas, dia tahu Herman sudah berstatus duda. Jadi, ia rasa dia bisa mendekati Herman. Kabar Jumirah tidur dengan koleganya sudah menjadi rahasia umum.
"Hm, maaf bu Mira. Saya sedang majan bersama keluarga saya" Herman sangat anti dengan wanita penggoda seperti Jumira ini. Dia juga masih mencitai mantan istrinya. Dan di lain sisi, dia tidak mau terlibat kebohongan palsu jika bersama Jumira.
"Saya gak ganggu kok Herman, lagian kamu kan sudah tidak ada istri. Jadi tidak perlu sungkan"
Dasar wanita ular keket batin Dewi kesal
"Meja tidak cukup bu, lagi pula tidak ada kursi lagi disini. Mohon maaf sekali. Lagipula, disana sepertinya ibu sudah ada yang menunggu" memang ada seorang laki-laki duduk di meja ujung sedang mengamati Jumira
"Baiklah, saya pergi dulu. Besok pagi kita ada rapat. Jangan telat ya Herman"
Hernan lega dengan kepergian Jumira. Jika dulu dia bisa beralasan sudah menikah, saat ini status dudanya menjadi masalah terbesar. Dulu hubungannya dan Dewi sangat harmonis, meskipun dia bukan laki-laki yang menggunakan kata-kata gombalan. Tapi dia akan selalu menuruti apa yang selalu diinginkan Dewi. Dewi perempuan cantik, dan mandiri itu yang membuat Herman tidak bisa melupakan Dewi. Dan jangan lupakan Dewi peremouan keras kepala, yang selalu mendebat Herman setiap waktu. Herman tersenyum mengingat masa-masa indah dengan Dewi
"Papa suka tante tadi?"
"Pa"
"Herman""Hah?" Herman gelagapan karena dia melamun
"Papa suka tante tadi?"
"Nggak bang"
"Kok papa senyum sendiri"
Herman malu mengakui jika dia masih mencintai mantan istrinya sampai saat ini. Meskipun sudah bercerai, sebenarnya Herman masih mengawasi Dewi. Dan dia rasa Dewi juga masih mencintainya
"Aku gak suka tante tadi" kata Rafa dan Radit bebarengan
"Mami juga gak sejutu, dia bukan perempuan yang baik"
"Papi setuju dengan Mami"Herman melirik dewi yang diam sambil menyuapi Syifa. Dia tau sebenarnya Dewi sangat cemburu. Andai, mereka masih suami istri pasti Dewi akan mencercanya dengan banyak kalimat tanya. Dan itu membuat Herman tersenyum lagi tanpa sadar
"Pa...." Rafa marah
"Apa bang? Papa nggak mungkin sama tanten itu. Papa janji" doakan saja mamamu bisa mengurangi keras kepalanya dan kita bisa kembali lagi.
"Udah, lanjutin makannya. Nanti nggak enak"➖➖➖
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
ChickLitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...