Pernikahan syifa dijadwalkan satu bulan lagi, terkesan sangat buru-buru memang tapi semua harus dipertanggung jawabkan dengan benar.
"Inget tugas Lo, buat cari mantan pacar Lo. Dan jangan sampai sakitin adek Gue" Titah Rafa. Bima tahu Rafa belum memaafkannya, jadi dia hanya menjawab "iya" saja agar tidak terjadi perselisihan kembali.
Setelah perkataan Rafa berhenti, Bima memberanikan diri untuk mengatakan keinginannya untuk menikah dengan Syifa segera mungkin agar dia mau Syifa lebih dekat dengannya "Hmm, sebelumnya saya meminta maaf atas kejadian ini, dan disini sebenarnya saya kurang setuju apabila pernikahan ini dilakukan satu bulan lagi" perkataan Bima jelas mendapat pelototan dari kakak sulung Syifa. "Saya mau menikahi Syifa satu minggu lagi, namun mungkin saat prosesi pernikahan bisa dilalukan satu bulan lagi"
"Lo gila! Syifa saat ini baru tertekan dan Lo minta segera mungkin?! Lo mau nikahin adek Gue secara siri ha?! Nikah tuh ada alurnya Bim, jangan egois dong Lo" kata Rafa berapi-api.
"Begini semuanya, saya tahu Syifa sangat tertekan dengan kejadian ini. Tapi saya yakin saya bisa menenangkannya. Dan saya mau menebus kesalahan saya segera mungkin kepada Syifa. Oleh karena itu, saya ingin menikahinya segera mungkin. Untuk surat menyurat pernikahan saya mempunyai kenalan di urusan agama, dan mungkin bisa membantu proses surat itu lebih cepat" ucap Bima.
Semuanya berfikir apa yang dikatakan Bima ada benarnya juga.
Viola larut dalam pikirannya sendiri "Sebenarnya kakak Gue ini habis ngapain Syifa sih? Jangan-jangan..." Viola menutup mulutnya agar tidak berteriak histeris disini. "Bener-bener deh nih kakak Gue, pacaran sama siapa, yang dicocol siapa. Dapet untung dong kakak Gue dapetin Syifa. Udah cantik, pinter kaya lagi. Tapi kasihan Syifa dapet modelan kakak Gue ini" Viola menghela nafas sedih.
"Baiklah kalau keputusan kamu seperti itu, Om setuju. Tapi dengan syarat, kamu benar-bebar harus menjaga berlian keluarga Wibisono ini" perkataan Herman membuat Bima tersenyum. Bima menghampiri calon mertuanya ini dan mengatakan terimakasih atas dukungannya, dan juga berjanji akan menjaga Syifa dengan seluruh jiwa raganya.
Rafa hanya mendengkus kesal karena ini terlalu cepat. Tapi dia sadar, Syifa memang butuh Bima karena bagaimanapun Bima yang telah berbuat maka dia juga yang harus bertanggung jawab.
Setelah masalah pernikahan selesai, para orang tua audah berpamitan dan hanya tersisa Bina dan Rafa yang mendiskusikan masalah bagaimana cara membuat perempuan sinting itu pelajaran. Kalau lewat kantir polisi sudah pasti masalah Syifa dan Bima juga pasti akan terekspos. Lebih baik dia memberikan pelajaran berharga dengan cara lain.
"Kalau nenurut Gue, dia di pecat dari kerjaan aja itu kurang Raf. Lo tau dia dapet uang bukan hanya disitu aja kan?" Rafa berfikir perkataan Bima ada benarnya.
"Perkataan Lo, beber juga. Tapi kayaknya begini dulu. Cara selanjutnya akan gue pikirin sendiri" ucap Rafa dan berlalu pergi. Dia sudah sangat capek untuk hari ini. Sebelum dia pergi Rafa memberikan ponsel Bima yang kemarin tertinggal tanpa mengatakan apapun.
Setelah semuanya sudah pergi, Bima akhirnya memilih pulang. Sejujurnya dia ingin menghampiri Syifa dan memeluknya seperti kemarin, tapi saat ini sangat tidak memungkinkan.
➖➖➖
"Halo?"
"Kok saya dipecat bu? Kan saya hari ini saya sudah izin sakit."
"Kamu itu, libur libur terus, banyak alasan"
"Tapi bu.." belum sempat Sarah mengatakan sudah di tutup oleh atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
ChickLitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...