Bab 16

2.2K 83 6
                                        

Setelah seminggu kepulangannya, Rafa memutuskan akan menemui teman-teman SMA nya untuk memberikan oleh-oleh dekaligus nongkong bersama. Dia sangat sibuk selama seminggu ini karena langsung disuguhi pekerjaan oleh ayahnya.

Rafa tertawa ketika melihat isi pesan dengan sahabat karibnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafa tertawa ketika melihat isi pesan dengan sahabat karibnya ini. Tanpa sadar ayahnya telah masuk kerumah dan sedang memperhatikannya.

"Dari pacar ya bang? Sampe segitunya" kata Herman

"Eh papa, kapan masuk?"

"Tuh kan, sampe nggak tau papa masuk"

"Bukan dari pacar pa, dari Bima" jelas Rafa.

"Cari pasangan dong bang, udah pingen cepet gendong cucu" perkataan Hernan hanya di balas deheman oleh Rafa, sehingga membuat ayahnya menghela nafas. Ternyata semua orang tua pada saatnya akan memaksa anaknya untuk menikah ya, pikir Rafa papanya ini akan berbeda.

"Oiya, kira-kira seminggu lagi papa mau buat acara buat nobatin kamu sebagai penerus papa"

"Ha? Pa, ini mendadak banget lho. Aku baru masuk seminggu disini" Rafa berfikir keputusan papanya terlalu terburu-buru.

"Nggak buru-buru bang, dari dulu kan papa udah bilang. Kamu dulu bukannya juga udah setuju? Lagian kamu juga udah punya banyak pengalaman disana. Apa lagi sih yang harus di tunggu. Sekarang atau nanti sama saja kan"

"Iya pa, tapi ini cepet banget. Terkesan tiba-tiba"

"Bang, papa capek kerja terus. Papa mau kayak mama yang udah serahin semua ke Syifa. Kita sebagai orang tua hanya memantau dan membantu"

"Alah, itu sih mau papa biar bisa berduan terus sama mama" ujar Rafa sengit "nggak mau sekalian honeymoon lagi pa?" Sindir Rafa

"Boleh juga, ide bagus itu hahaha" kata papanya. Kali ini herman berbicara serius ke Rafa "Tapi beneran Raf, papa udah capek. Setiap hari harus mengurus masalah perusahaan yang tiada hentinya. Papa rasa memang ini saatnya papa harus serahin semua ke anak papa. Papa yakin kamu pasti bisa" kalau papanya udah menggunakan nada seperti ini berarti papanya benar-benar serius dengan perkataannya.

"Rafa setuju pa, tapi beneran 2 minggu lagi acaranya? Memang semuanya juga setuju?"

"Sebelum kamu bilang kamu akan pulang bulan ini, papa sebelumnya sudah bilang kesemua pihak bahwa setelah kamu pulang kamu akan menggantikan posisi papa ini. Dan mereka sangat mendukung"

"Yaudah, kalau itu sudah jadi keputusan final. Rafa akan berusaha buat perusahaan ini lebih baik" ucap Rafa bijak

"Terimakasih, Nak. Papa bangga sekali sama kamu" senyum bangga Herman menghiasi wajahnya ketika melihat Rafa saat ini. Rafa yang sudah dewasa, lebih bijak dan bertanggung jawab.

"Tapi, hari ini aku nggak bisa lembur pa. Udah janji kerumah Bima sekalian mau ngasih oleh-oleh"

"Hahaha, siapa yang nyuruh kamu lembur hari ini sih bang. Papa kesini cuma mau bilang itu saja. Ini papa mau ajak kamu pulang bareng sekalian jemput mama dan Syifa.

Salahkah bila berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang