Bab 4

3K 159 2
                                        

"Kondisi Syifa semakin baik bu, sebagai dokter saya optimis jika anak ibu bisa sembuh seperti anak lainnya" kata dokter sambil tersenyum.

"Terimakasih bantuannya dok"

Ini mungkin terasa aneh, entah apa penyebab syifa tidak bisa berbicara. Menurut kata orang Syifa itu kutukan karena penyebab ia tidak bisa bicara tidak bisa di deteksi. Tapi secara mental dan jasmani Syifa merupakan gadis kecil yang imut dan cantik

"Timasih dote" kata Syifa sambil menyalami dokter sebelum ia pulang kerumah

➖➖➖

Dirumah Dewi terdapat tamu mantan mertuanya bersama Herman yang mengunjungi cucu mereka. Dewi memang tidak membatasi keluarga Herman bertemu kedua putranya, bahkan setiap weekend Rafi dan Radit akan tinggal di rumah Herman.

"Oma, kok enggak bawa mainan buat adek Syifa?" Kata Radit, Radit memang sangat menyayangi Syifa dan ia anak yang paling perhatian terhadap kakak dan adiknya.

"Hmm... Kan mobil dan mainan untuk kakak sama abang udah banyak, enggak cukup lagi kalau beliin adek Syifa. Lagian adek Syifa kan bisa mainan punya kakak sama abang"

"Adek sukanya barbie oma, biar bisa ganti-ganti baju"

"Yasudah, lain kali oma bawain buat adek" jawab oma dibalas senyum Radit.

Rafi asyik bermain bersama papanya, Rafi sangat bangga dan menyayangi papanya. Baginya papanya adalah panutannya.

"Pa, ayo ke mall. Aku mau kemall sama mama sama papa" meskipun Rafi paham orang tuanya sudah berpisah tapi Rafi selalu mengusahakan kedua orang tuanya bisa bersatu lagi seperti dulu. Herman sebenarnya mau saja, tapi egonya terhadap Dewi masih sangat tinggi. Ia juga tidak mau jika pergi bersama Syifa. Akan membuat malu jika Syifa diajak berbicara dengan orang yang ia kenal.

Saat Syifa lahir, semua orang tahu bahwa ia memiliki anak perempuan. Tapi sejak kekurangan Syifa terlihat, dia tidak mau lagi semua orang tahu. Semua orang terlihat tidak yakin bahwa dia dan istrinya berpisah, karena semua tahu seperti apa kecocokan mereka. Bahkan meskipun Heman sangat tinggi egonya, dia akan sangat memprioritaskan istrinya.

"Mama pulang..." Seru Radit

"Ayo ma, kita ke mall. Sama papa sama oma, opa sama adek juga"

"Adek enggak usah diajak kak" cegah opa

"Kenapa? Adek kan belum pernah pergi bareng kita. Kita juga udah lama gak ke mall setelah mama papa beda rumah" sedih Radit

"Adek capek kak" jawab oma

"Adek capek?" Tanya Radit. Dibalas gelengan takut dari Syifa. Syifa tahu, Syifa manusia punya hati. Dia tahu bagaimana respon orang yang tidak menyukainya.

"Nah, ayoo kita pergi" ajak Radit

Karena ajakan Radit, mau tidak mau mereka mengajak Syifa ikut serta.

"Nanti, jangan berbicara pas disana. Tahu kan?" Larang Opa. Yang hanya di balas anggukan Syifa. Dewi merasa sedih atas respon keluarga Herman.

Dia tahu, semua ini masih seperti dulu, kedua mertuanya ini sebenarnya masih menyayanginya. Tapi mereka hanya tidak bisa menerima Syifa sehingga berpisah menjadi keputusannya.

Salahkah bila berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang