Sarapan hari ini berbeda, Herman sudah kembali kerumah ini. Selalu menjadi harapan Dewi semoga anak-anaknya selalu bahagia dan diberkati.
"Pa, nanti abang ada final basket antar SMA. Papa jadi liat kan?"
"Iya bang, sore kan?"
"Iya, Opa Oma ikut juga?"
"Opa sama Oma gak ikut liat abang di lapangan. Udah tua, nanti Opa disana sakit pinggang. Nanti Oma liat di siarang langsung aja ya bang" jawab Oma
"Hahaha, iya oma"
"Aku gak bisa ikut bang, aku ada les tambahan. Buat ujian. Aku doain semoga lancar dan abang menang"
"Alah, Lo tuh pinter kali Dit. Bisa masuk jalur karate, bisa dari olimpiade yang Lo ikutin juga."
"Kok pakek Lo Gue sih bang sama adik sendiri" tegur Dewi. Dewi memang menjunjung tata krama yang ada dalam keluarganya. Meskipun ia sudah lama di jakarta
"Iya ma, maaf. Ikut aja Dit, support aku dong sebagai abang"
"Yaudah deh, aku bolos les"
"Nah, gitu dong"
Semua orang di meja makan hanya geleng-geleng melihat kelakuan 2 laki-laki yang berbeda watak ini. Baik Dewi maupun Herman tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah manapun.
Radit ingin bersekolah di sekolah favorit sesuai dengan Rafa. Meskipun Rafa terlihat seenaknya sendiri. Tapi dia sebenarnya anak yang cerdas.➖➖➖
Lapangan basket sangat ramai dengan suara riuh para penggemar. Herman, Dewi, Radit dan Syifa duduk di kursi vip. Permainan sudah mencapai babak akhir dan SMA Nusantara masih memegang kendali atas SMA Cendekia dengan skor 53-40.
"Ayo... Ayoo... Nusantara pasti menang"
"Yey...." Suara riuh dari SMA Nusantara
"Kapten tim basket SMA Nusantara berhasil menambahkan 2 poin untuk di quater akhir ini"
"Memang hebat sekali nomor 7 ini selalu tepat sasaran" suara mc bersautan"Kak rafa semangat.." salah satu penggemar Rafa mulai menyuarakan suaranya
"Alah..." Suara riuh dari SMA Nusantara kembali menggema
"Kini giliran SMA Cendekia berhasil menambah 1 poin.
"Permainan semakin panas di GOR kali ini ya"
"Pastinya, untuk para penonton sudah mulai tidak sabar apakah SMA cendekia bisa mengejar kertinggalannya""Ayo daniel"
"Ayo bima"
"Smantara... Semangat.. Semangat"Smantara merupakan singkatan SMA Nusantara yang di buat anak-anak untuk lebih mudah menyemarakkan semangat bagi para pemain. Detik 10 di akhir permainan ini bisa membuat lega SMA Nusantara karena mereka masih memimpin poin dengan perolehan 61-48.
"Kita ucapkan selamat kepada SMA Nusantara telah memenangkan Champions boy di pertandingan ini"
"Yeyyy" suara riuh dari para penonton semakin tak terkendali
"Wah.. sepertinya SMA Nusantara masih mempertahankan kemenangannya seperti tahun lalu"
"Memang hebat banget nih, SMA Nusantara, terutama kaptennya ya. Yang selalu disemangatin. Makanya menang terus"
"Hahaha.. menang karena banyak yang semangatin, bukan hanya disemangatin ayang"
"Hahaha.. kita lanjutin dulu nih. Pemenang dari dance di perolah SMAN 99 Jakarta"
"Pemenang supporter terbaik dimenangkan SMA Nusantara"Dan pembacaan pemenenang terus berlanjut, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
"Syifa ngantuk?" Tanya Herman
"Iya"
"Kita keluar dulu, nunggu abang di mobil aja yuk, nanti kalau nunggu selesai pasti sesak" Herman berjalan keluar sambil menggandeng tangan Syifa dan istrinya. Dewi menggandeng tangan Radit. Sampai di mobil Syifa sudah memposisikan dirinya untuk tidur, karena memang Syifa biasa tidur pukul 9 malam.
➖➖➖
"Mau kemana Raf? Foto dulu elah, buru-buru pulang aja Lo"
"Gue keluar dulu bentar, mau nemuin keluarga dulu"
"Cepetan"
"Iya bawel"
"Bim, bantuin gue foto sama keluarga Gue". Dari semua orang, memang hanya bima yang tahu Rafa punya adik perempuan yang cantik, tapi ada gangguan dalam bicara. Dia hanya tau sampai disitu, dan Bima tau batasan untuk tidak bertanya lebih. Keduanya cukup kenal dekat, bahkan kedua orang tua mereka juga sahabat. Ayah Bima sahabat Papa Rafa, dan meneruskan ke Rafa dan Bima.
"Ayah Lo gak libur Bim?"
"Ayah gue mana bisa Raf, asal libur. TNI ketat bener aturannya. Gue punya pacar aja harus diem-diem"
"Lama-lama Lo kayak cewek ya. Hahaha"
"Gak usah ngejek, apa kabar Lo yang gak mau sama cewek. Mending Gue masih laku"
"Yee.. bukan gak mau Bim, males Gue. Modelnya begitu semua" Bima tau sebenarnya Rafa tidak suka perempuan manja.
"Ya..ya.."
➖➖➖
"Selamat ya sayang" Dewi merangkul dan mencium Rafa layaknya dia masih bocah. Rafa tidak keberatan, asalkan tidak ada teman-temanya. Kau ada, pasti mereka akan mengoloknya 'anak manja'.
Dewi membangunkan Syifa, agar Syifa ikut foto dihari kemenangan abangnya.
"Nanti dulu ma, kalau Syifa belum smau bangun kita foto berempat dulu" Dewi menghela nafas karena dia tau anaknya nasih enggan mengakui Syifa adiknya. Doktrin dari kakeknya masih tertanam sampai saat ini. Bima cukup bingung dengan situasi ini, meskipun sudah lama mengenal Rafa tapi dia baru tau kalau Rafa terlihat tidak begitu menyayangi adik bungsunya.
"Kita tetap harus foto ada syifanya" kekeh Herman yang tidak bisa dibantah Rafa. "Besok kita foto studio, biar hasilnya lebih bagus. Kita juga belum punya foto berlima yang bagus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
Chick-LitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...