Selama di butik Dewi selalu membawa Syifa.
Flashback on
Dulu saat hamil syifa, Dewi banyak pelanggan di butiknya. Dewi tidak sadar jika dia hamil. Dia sering mengonsumsi makanan siap saji, kopi bahkan ia juga sering mengonsumsi obat untuk mendukung dia tetap bugar. Tapi siapa sangka, dia hamil lagi. Dari senang karena dia sejak dulu dia ingin anak perempuan. Tapi bagi herman, suaminya, melihat Dewi sibuk dan berjuang untuk kehamilan ketiganya ua rasa itu kurang baik.Setelah melakukan USG kehamilan yang ketiga ini, dokter merasa kondisi Dewi tidak stabil jika ia hamil saat ini. Kehamilannya yang ketiga ini membuat Dewi sering kelelahan, mual, dan bahkan hampir pingsan. Sebagai ibu, ia tetap mempertahankan anak yang dikandungnya. Herman sebagai suami tidak punya pilihan lain selain menyetujui usulan Dewi dan berharap istrinya itu tetap baik-baik saja.
Kelahiran anak ketiga ini tidak begitu baik bagi Herman, karena saat masa hamil anak ketiga ini sungguh membuat Herman takut kehilangan istrinya yang begitu ia cintai
Suara tangisan bayi terdengar berbeda dari anak kedua mereka. Awalnya Herman merasa berbeda dengan bayi cantik yang merupakan anak ketiganya. Tapi melihat istrinya yang begitu antusias membuat Herman melupakan itu dan ikut tersenyum melihat wajah anak ketiganya yang merupakan perbaduan dirinya dan istrinya
Flashbask off
"Syifa gambar baju lagi ya?""Hmm.. gus?"
"Bagus banget." Dewi tidak berbohong, gambaran syifa cukup bagus untuk anak umur 5 tahun. Mungkin bakat menggambarnya turun ke syifa, Dewi merasa bangga meskipun syifa memiliki kekurangan tidak bisa berbicara normal sesuai usianya, tapi Syifa memiliki kelebihan yang belum tentu semua orang miliki. "Besok mama ajarin syifa menjahit ya"
Syifa mengangguk antusias dengan tawaran mamanya.
➖➖➖
Setelah makan siang bersama syifa, Dewi akan segera menjemput kedua putranya Rafi dan Radit. Kedua putranya bersekolah di sekolah yang sama sehingga Dewi tidak repot. Rafi duduk saat ini kelas 6 SD dan Radit kelas 4 SD.
Setelah perpisahan kedua orang tuanya, Dewi tau akan membuat kedua putranya tertekan. Bahkan Rafi seperti menunjukkan dengan jelas ketidak sukaannya kepada adik ketiganya. Dewi selalu menasehati kefua putranya untuk tetap menjaga Syifa karena syifa tidak memiliki keluarga lain selain mereka.
Sebenarnya Dewi masih sangat mencintai suaminya, begitupun Herman yang masih mencintai istrinya. Tapi Dewi tidak bisa jika menuruti keinginan keluarga Herman dengan membuang Syifa. Dewi merupakan anak tunggal dengan kesibukan kedua orang tuanya membuat Dewi sering kesepian dan dia ingin dicintai, meskipun memiliki uang dan barang yang dia inginkan. Tapi dia juga butuh seseorang untuk teman mengobrol. Oleh karena itu, dia tidak mau Syifa merasakan kesepian bahkan di buang.
"Setelah jemput kakak sama abang, nanti kita terapi dulu ya dek"
"Ya ma" dengan senyum imut dan cantik Syifa.
Setelah menjalani terapi, sedikit demi sedikit Syifa bisa berbicara dengan jelas, meskipun tidak sejelas anak seusianya. Pengobatan Syifa diusahakan Dewi dengan dokter terbaik, obat herbal. Saat ini, dia senang, dan dia yakin Syifa bisa berbicara lancar. Karena dokter mengatakan tidak ada masalah yang serius di tenggorokan maupun telinga Syifa. Dewi yakin, Syifa adalah ujian sekaligus berkah untuk keluarganya
Buktinya sejak hamil Syifa sampai saat ini usaha Dewi baik, bahkan sampai membuka cabang baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
ChickLitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...