Waktu berlalu begitu cepat, lima tahun berlalu. Dan kini, Herman dan Dewi akan melangsungkan pernikahan kedua mereka. Mereka memutuskan untuk bersama. Karena beberapa tahun terakhir ini, sulit bagi keduanya hidup berpisah. Herman dan orang tuanya mencoba belajar untuk menerima Syifa.
Alasan mereka bersatu adalah demi anak-anak. Puncaknya ketika satu tahun yang lalu Dewi sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Membuat ketiga anaknya kalang kabut. Herman tak luput dari rasa khawatir kehilangan Dewi selamanya. Setelah Dewi sakit, Herman sudah menurukan egonya dan selalu meminta maaf, meminta agar Dewi mau bersamanya kembali. Tapi Dewi selalu bertanya "Apa mas Herman juga mau menerima Syifa?" Untuk kesekian kalinya Herman luluh, dan mencoba untuk mendekati Syifa. Seperti apa putri bungsunya itu, apa hobinya, dan semua yang dilakukan Syifa.
Herman merasa berdosa, 5 tahun ini dia telah mengabaikan Syifa. Syifa yang pendiam seperti Dewi butuh sosok untuk sandaran. Kebutuhan khusus yang dialami Syifa juga bukan kemauannya.
Dengan penuh polemik, antara Herman dan ayahnya membuat Syifa harus tetap berada di ruang belakang agar tidak diketahui banyak orang mengenai kebutuhan khusus yang dimilikinya.
"Kenapa Pi?"
"Herman, kamu ini pengusaha, jika semua orang tahu. Banyak orang yang akan menjatuhkanmu. Itu nanti Syifa pasti akan tersakiti lagi"
Itulah alasan yang sering Dewi dengan dari mertua dan suaminya.
Setelah menikah kembali, Herman memang sudah menyayangi Syifa. Tapi tidak dengan Opa Wiwid, dia masih enggan untuk mendekati Syifa. Setidaknya saat ini Syifa terlihat lebih bahagia. Dewi bersyukur akan hal itu
➖➖➖
Pernikahan digelar dengan tertutup, karena ini merupakan pernikahan kedua mereka. Mereka berfikir tidak perlu mengundang banyak orang. Semua orang juga tahu, mengapa keduanya tidak mencari calon, karena sejatinya mereka berjodoh.
Meskipun pernikahan digelar tertutup tapi keduanya tetap memakai pakaian pengantin yang indah, hasil rancangan Syifa yang sudah ia benahi sedikit.
"Mama canti" Sudah 5 tahun berlalu, tapi Syifa juga belum bisa berbicara dengan jelas. Dewi tidak mempermasalahkan tapi Dewi takut itu akan membuat Syifa tidak percaya diri untuk tampil di depan umum. Dewi hanya berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya
"Makasih sayang, Syifa juga cantik, banget malah"
Keduanya tersenyum bahagia
➖➖➖
Sesi foto bersama di mulai, salah satu alasan acara di gelar tertutup agar keberadaan Syifa tidak terekspos oleh orang lain. Meskipun Syifa gadis cantik dengan kemampuan yang luar biasa, tapi semua orang akan tahu kekurangannya saat diajak berbicara.
Disini Dewi bersyukur Herman dan ibu mertuanya terlihat sudah bisa menerima Syifa
"Syifa foto yuk sama papa, berdua. Mau kan?"
Syifa mengangguk sebagai respon jawaban Ayahnya
"Syifa, harus sering latihan berbicara. Nggak usah minder nak. Ada papa" support Herman
"Iya"
Herman tersenyum bahagia dengan respon positif yang di berikan Syifa. Herman tidak tahu apakah nanti anaknya bisa berbicara normal seperti anak lainnya atau tidak. Itu bukan masalah bagi Herman. Yang penting saat ini dan nanti. Dia akan selalu menjaga Syifa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
ChickLitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...