Bab 17

2.2K 77 5
                                    

Hari ini, Bima telah berjanji akan pergi kerumah Rafa untuk bermain basket. Mereka selalu bermain basket pada sore hari, di pagi hari ini Bima seperti anak ingusan yang sedang jatuh cinta, dia memilik baju mana yang dia pakai untuk pergi kerumah Bima. Hahaha.. Alay banget sih gue kali ini. Sebenarnya sejak kuliah, Bima sudah merasa aneh dengan Sarah, seperti menghindar kepadanya. Tapi setiap Bima meminta penjelasan jawaban sarah karena dia sibuk harus membagi waktu kuliah dan bekerja paruh waktu. Dan kemarin Bima sudah memutuskan mengakhiri hubungan absurd ini, Bima ingin memiliki pasangan yang bisa membagi suka dan duka bersama dengannya. Tetapi Sarah selalu menolak, dan Sarah berkata sangat mencintai Bima dan berkata bahwa hubungan mereka sudah berjalan lama, sayang jika putus. Tapi hubungannya ini tidak seperti hubungan dengan teman-temannya. Dia malah seperti lelaki single yang bisa pergi kemanapun tanpa mengabari sipapun, begitupun Sarah.

"Kali ini Gue emang harus putus sama Sarah bagaimana caranya, capek juga lama-lama hubungan begini." keluhnya. Bima sebebarnya pernah mengenalkan sarah kepada bundanya tapi bunda tidak menunjukkan respon positif meskipun tidak melarang atau memberikan komentar buruk.

Ting... Bunyi pesan masuk ke handphone Bima.

Setelah menerima pesan singkat dari salah satu temannya Bima segera memacu motornya agar segera sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menerima pesan singkat dari salah satu temannya Bima segera memacu motornya agar segera sampai. Mungkin ini salah satu alasan mengapa hubungannya tidak seperti hubungan pada biasanya. Sarah selingkuh? Di hotel? Sama siapa? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu menghantui Bima selama di perjalanan.

Setelah sampai, Bima segera menanyakan keberadaan Andreas. Dan kebetulan posisi Andreas dan Sarah sedang berada di lobby hotel. Bima menghampiri Andreas yang sedang bersama tunangannya, dan benar saja. Di seberang mereka Sarah duduk dengan laki-laki paruh baya. Paruh baya?? Dia bukan Ayahnya! Karena Bima pernah sekali bertemu ayah dan ibu Sarah, meskipun sekali tapi Bima hafal betul laki-laki itu bukan ayahnya. Bosnya? Tapi mengapa semesra itu?

"Sabar Bim, jangan gegabah. Banyak orang disini. Nggak enak diliatin" cegah Andreas. Andreas ini teman kantor Bima, karena Bima sebenarnya sudah yakin hubungannya dengan Sarah dia mengajak sarah saat acara di kantornya. Hanya sekali, karena Sarah selalu berkata dia tidak nyaman temlat yang ramai. Dan Bima tidak masalah, awalnya. Tapi setelah hubungan ini sudah terlalu lama, tidak ada pergerakan. Itu membuat Bima malas dan ingin mengakhiri hubungan mereka. Tapi sarah selalu berkata dia mencintainya, dan dia ingin Bima menjadi suaminya. Hahaha. Sangat lucu, ternyata dia dipermainkan selama ini. Dia merasa marah bukan karena cemburu, tapi dia malas permainan seperti ini.

"Gue nggak akan ngajak ribut Dre, tenang aja. Gue cuma mau putus sama dia" ucap bima segera menghampiri Sarah yang begitu mesra dengan laki-laki paruh baya itu.

"Sar" sapa Bima dengan senyum sinisnya

"B--bim? Ka-- kamu disini juga?" Tanya sarah gelagapan.

"Siapa?" Tanya laki-laki paruh baya itu kepada Sarah.

"Di-dia temen SMA aku mas"

Mas?? Whatt.. dia bilang mas? Jangan-jangan Sarah ini sudah bersuami. Semua pikiran Bima sudah tidak terkendali.

Salahkah bila berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang